SELAMAT MEMASUKI ERA BARU DUNIA OTOMOTIF
A.
Mengenal Listrik
Pada pembahasan tentang listrik,
perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu beberapa hal megenai apa itu yang
dimaksud dengan listrik. Untuk memahamitentang listrik, perlu kita ketahui
terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan
muatan terhadap waktu atau muatan yang mengalir dalam satuan waktu dengan
simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan kata lain arus adalah
muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus
tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.Muatan akan
bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya.
Muatan adalah satuan terkecil
dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern menyatakan
atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat netral)
yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis
yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah
dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah
aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negative apabila menerima electron dari partikel
lain.
B. Tiga elemen listrik
Listrik terdiri dari tiga elemen dasar:
1. Arus
Dalam teori rangkaian arus merupakan
pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda potensial disuatu elemen atau
komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus positif mengalir dari potensial
tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir sebaliknya.
Satuan Arus adalah : A (amper) .
Satuan Arus adalah : A (amper) .
Macam-macam arus :
1) Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC
adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu,
artinya dimana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan
nilai yang sama.
2) Arus bolak-balik (Alternating Current/AC.
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai
yang berubah-ubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu
berulang untuk perioda waktu tertentu (mempunyai perida waktu : T).
Seperti
terlihat di gambar,Arus DC digunakan di baterai dengan arah arus searah .
Sedangkan
untuk arus AC digunakan di PLN dengan arah arus bolak balik.
2.
Tegangan.
Tegangan atau seringkali orang menyebut
dengan beda potensial dalam bahasa Inggris voltage
adalah kerja yang dilakukan untuk
menggerakkan satu muatan (sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari
satu terminal/kutub ke terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub
akan mempunyai beda potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar
satu coulomb dari satu terminal ke terminal lainnya.Keterkaitan antara kerja
yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan,sehingga pengertian
diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.Ini
adalah gaya listrik yang menggerakkan arus melalui sirkuit listrik. Semakin
besar voltasenya, semakin besar arus yang mengalir melalui sirkuit itu.
Satuan:
V (volt)
Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A
mempunyai potensial lebih tinggi daripada
potensial di terminal/kutub B. Maka ada dua istilah yang seringkali
dipakai pada Rangkaian Listrik, yaitu :
-
Tegangan turun/ voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih
rendah dalam hal ini
dari terminal A ke terminal B.
-
Tegangan naik/ voltage rise
Jika
dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi dalam hal ini dari
terminal B ke terminal A.
Pada
buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu tegangan
turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar
5Volt, maka VAB = 5
Volt dan VBA = -5
Volt
3. Resistansi/Tahanan
Hubungan berikut terdapat di antara arus, voltase dan
resistansi: Meningkatkan voltase akan
meningkatkan jumlah arus. Menurunkan
resistansi akan meningkatkan jumlah arus. Hubungan ini dapat disimpulkan
sebagai berikut: jumlah arus meningkat berbanding lurus dengan jumlah voltase,
dan jumlah arus menurun berbanding terbalik dengan jumlah resistansi. Atau
dapat disimpulkan Tahanan
difinisikan sbb :1 (satu Ohm / Ω) adalah tahanan satu kolom air raksa yang
panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0º C.Daya hantar
didifinisikan sbb :
Kemampuan
penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahananHubungan antara voltase, arus dan resistansi ini
didefinisikan sebagai hukum Ohm, dan dapat di representasikan dalam rumus berikut:
E = R x I
E: Voltase(V) R: Resistansi(Ω) I: Arus(A)
E: Voltase(V) R: Resistansi(Ω) I: Arus(A)
Gbr. Hukum Ohm
|
Untuk mendapatkan E, "R x I"
Untuk mendapatkan R, "E / I"
Untuk mendapatkan I, "E / R"
faktot-faktor yang
mempengaruhi nilai resistance, karena tahanan suatu jenis material sangat
tergantung pada :
-
panjang
tahanan.
-
luas
penampang konduktor.
-
jenis
konduktor.
-
temperatur.atuan: Ω (ohm)
C.
Daya
atau watt
Daya listrik ditunjukkan dengan banyaknya kerja yang
dilakukan oleh sebuah peralatan listrik dalam satu detik. Daya listrik ini
diukur dalam watt (W), dan 1 W adalah jumlah daya yang didapatkan ketika
voltase 1 V di aplikasikan ke beban resistansi 1Ω, dan arus sebesar 1 A mengalir selama satu detik. Jumlah
daya lisrik dihitung dengan rumus:
P = I x V
P: Jumlah
dari daya, satuan: W I: Arus, satuan:
A V: Voltase, satuan: V
Contoh: Jika arus sebesar 5A dialirkan selama satu detik dengan
menggunakan voltase sebesar 12 V, maka peralatan listrik tersebut menghasilkan
daya sebesar 60W. (5 x 12 = 60).
D.
Hubungan
Voltase (E), Tahanan (R ), dan Arus (I)
Hubungan antara voltase, arus dan resistansi dapat di
ilustrasikan seperti aliran air, sebagaimana tampak pada gambar. Voltase dan arus Alat pada gambar menunjukkan
bagaimana kecepatan putaran roda air berubah dengan mengubah volume air pada
tangki sebelah kiri. Ini berarti bahwa kecepatan aliran air berubah sesuai
dengan perubahan tekanan air di dalam tangki.Bila fenomena air ini digantikan
dengan listrik, maka volume air (tekanan air) adalah voltase, dan aliran air
adalah arus listrik.
Gbr. Hubungan E, R, I
|
Rangkaian Seri dan Paralel.
a. Rangkaian
Seri
Rangkaian
Seri adalah Suatu rangkaian dimana beban nya disusun secara sejajar,sebagai
contoh pengunaan baterai senter.
Rtotal = R1
+ R2..........Rn
Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah
hambatan tiap- tiap komponen (resistor).
b.
Rangkaian Paralel.
Rangkaian paralel merupakan suatu rangkaian dimana bebannya di susun
secara berderet, semua
input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan
lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu
komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi
sebagaimana mestinya.
E.
Mengenal Simbol-Simbo Kelistrikan
Dalam proses kerja dan
pengontrolan pada Teknologi mesin Otomotif ,pengunaaan komponen-komponen
elektronik banyak pemamfaatan untuk meningkatkan performa mesin yang optimal.Dalam
bab ini kita Cuma membahas symbol-simbol kelistrikan yang berhubungan dengan
cara kerja komponen listrik dan wiring diagram.
Simbol dan fungsi
komponen Listrik
1.
Baterai.
a)
Simbol
.
Baterai merupakan
komponen listrik yang merubah energy kimia menjadi energy listrik yang digunakan oleh sistem starter dan
sistem kelistrikan yang lain. Baterai ada dua tipe yaitu baterai kering dan
baterai basah.
Baterai yang digunakan untuk motor, mobil maupun truk
adalah baterai jenis basah.Pada
kendaraan secara umum baterai berfungsi
sebagai sumber energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati
lebih detail maka fungsi baterai adalah:
a.
Saat mesin mati
sebagai sumber energi untuk menghidupkan asessoris, penerangan, dsb.
b.
Saat starter untuk menghidupkan sistem starter.
c.
Saat mesin hidup
sebagai stabiliser suplai listrik pada kendaraan, dimana pada saat hidup energi
listrik bersumber dari alternator.
Baterai terdiri dari beberapa
komponen antara lain : Kotak baterai,
terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu
baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 -
2,2 V. Baterai 6 V terdiri dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai
yang dirangkai secara seri. Tiap sel baterai mempunyai lubang untuk mengisi
elektrolit baterai, lubang tersebut ditutup dengan tutup baterai, pada tutup
terdapat lubang ventilasi yang digunakan untuk mengalirkan uap dari elektrolit
baterai. Tiap sel baterai terdapat plat positif, saparator dan plat negatif,
plat positif berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat negatif
berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
b)
Pemeriksaan baterai
-
Fisik Baterai/Kotak baterai.
Untuk
pemeriksaaan fisik baterai dapat didentifikasi secara visual, biasanya
kerusakan sering terjadi antara lain:
kotak retak akibat benturan ,kotak mengembang akibat over charging, bocor akibat
keretakan atau mengembang.
-
Terminal baterai/konektor kabel.
kerusakan
paling banyak adalah korosi yang disebabkan oleh uap elektrolit baterai maupun
panas akibat kenektor kendor atau kotor sehingga dapat menghambat arus Listrik.
-
Jumlah
elektrolit
Jumlah
elektrolik perlu diperiksa secara periodic. Bila pengisian berlebihan (over
charging) maka elektrolit cepat berkurang karena penguapan berlebihan.
Pemeriksaan jumlah elektrolit dapat dilakukan dengan cepat karena kotak dibuat
dari plastic yang tembus pandang. Jumlah
elektrolit harus berada diantara garis Upper Level dan Lower Level.
-
Pemeriksaan berat jenis .
Untuk pemerikasaan Berat jenis dapat dilakukan dengan
mangunakan Hidrometer. Hidrometer
Nilai Standart berat jenis untuk
tiap sel di baterai adalah 1.25 – 1.27 .
2.
Capacitor/Kondensor.
a.
Simbol
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan
muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal
misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal
diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah
satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Ketika kedua elektroda dialiri
tegangan dengan cara menghubungkan terminal positif dan negatif pada baterai,
elektroda-elektroda yang berhadapan ini akan menjadi berarus listrik positif
atau negatif.
Daya listrik ini akan tersimpan walaupun catu daya sudah diputus, karena kapasitor memiliki kemampuan menyimpan listrik. Ketika elektroda dari kapasitor yang telah dialiri kita putus aliran listriknya, akan terjadi aliran arus sementara, dan aliran daya yang tersimpan akan dinetralkan dan menghilang. Dengan begini, kapasitor di-'kosongkan'
Daya listrik ini akan tersimpan walaupun catu daya sudah diputus, karena kapasitor memiliki kemampuan menyimpan listrik. Ketika elektroda dari kapasitor yang telah dialiri kita putus aliran listriknya, akan terjadi aliran arus sementara, dan aliran daya yang tersimpan akan dinetralkan dan menghilang. Dengan begini, kapasitor di-'kosongkan'
Selain
fungsi untuk melepaskan dan menyimpan muatan di atas, karakteristik penting
dari kapasitor adalah mampu mencegah aliran arus serah.
b.
Karakterisktik
Pengisian Kapasitor
Ketika tegangan arus serah di berikan ke
kapasitor yang masih kosong, pada awalnya arus akan mengalir dengan cepat.
Setelah kapasitor mulai terisi, aliran arus berkurang. Akhirnya, ketika
kapasitas elektrostatis (kemampuan kapasitor untuk menyimpan listrik) telah
mencapai titik maksimal, aliran arus akan berhenti. Tegangan kapasitor pada
saat ini sama dengan tegangan yang digunakan.
Salah satu contoh penggunaan kapasitor /kondensor
di rangkaian kelistrikan mesin dipasang di rangkaian sistem pengapian yang
berfungsi :
-
Menyerap percikan bunga api.
-
Meenyimpan arus sementara.
Gbr. Karakteristik kapasitor
|
3.
Cigarette Lighter/ Pemantik rokok.
a.
Simbol .
Prinsip
kerja Cigarette Lighter merubah energy listrik menjadi energy panas yang berfungsi
untuk membakar rokok.Cigarette lighter terdiri dari lempengan bi-metal yang dipasang
tergulung berbentuk lingkaran di dalam rumah cigarette lighter.Cara
kerjanya,bila di aliri tegangan positif dan negative di ujung lingkaran
bi-metal maka bi-metal ini akan memanas dan membentuk bara api.
4.
Circuit Breaker.
a.
Simbol
.
Cirkuit
breaker (CB) merupakan komponen listrik yang terdiri dari lempengan metal yang
berfungsi sebagai pemutus arus listrik bila terjadi hubungan pendek.CB dipasang
di Arus utama rangkaian listrik.Cara kerja Bila rangkaian mengalami hubungan
pendek maka lempengan metal menjadi panas mengakibatkan lempengan yang tadi
melengkung akan menjadi lurus,sehingga arus listrik terputus dari sumber arus
ke rangkaian (seperti terlihat pada gambar).Penggunaan CB dirangkaian listrik
pada kenderaan banyak di pasang di rangkaian kelistrikan bodi (power
window.AC,dan lain-lain).
5.
Diode.
a. Simbol.
Dioda merupakan komponen
semikunduktor terbentuk dari penggabungan sambungan bahan semikonduktor tipe P
dan tipe N berfungsi sebagai penyearah Arus .Bahan tipe-p menjadi sisi anoda
sedangkan bahan tipe-n menjadi katod,Arus dapat melewati bila tegangan positif
dihubungkan dari sisi Anoda ke katoda sedangkan bila di hubungkan tegangan
positif dari katoda ke anoda maka arus tidak dapat terlewati.Salah satu
penggunaan diode di kelistrikan mobil adalah disistem pengisian yang di pasang
di Alternator di komponen rectifier dengan tujuan untuk menyearahkan arus AC
yang terbangkit dari proses generator menjadi DC .
b.
Rangkaian
Dioda dan komponen real
6. Distributor,IIA
Simbol .
Distributor
IIA ( Integreated Ignition Assembly ) merupakan suatu unit distributor dimana seluruh
komponen system pengapiannya di satukan dalam satu unit distributor.Penggunaan
kabel tegangan tinggi pada distributor tipe ini hannya 4 kabel tanpa
menggunakan kabel koil.mobil corolla yang menggunakan mesin 2E,4A,7A –FE,mobil
Kijang 2.0 cc dan lain-lain.
7.
Fuse.
Simbol.
Fuse merupakan Lempeng metal tipis yang akan terbakar habis apabila
terlalu banyak di aliri arus, sehingga akan menghentikan aliran arus dan
melindungi rangkaian dari kerusakan.Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian bila
terjadi hubungan pendek pada rangkaian , menurut bentuk dari fuse terbagi ke 2 tipe :
-
Tipe
blade.
-
Tipe
tabung.
Tipe fuse menurut kemampuan
menahan beban arus :
-
Tipe
low 5A – 15A.
-
Tipe
medium 15A – 25A.
-
Tipe
high 30A keatas.
8. Fuseble link.
Simbol.
Fuseble link terbuat dari plat
dan Kabel berukuran besar (heavy-gauge wire) yang akan terbakar pada
saat terjadi kelebihan beban ditempatkan pada sirkuit dengan kuat arus tinggi,
sehingga dapat melindungi keseluruhan rangkaian. Fuse ini di pasang sebelum rangkaian
dan setelah terminal baterai.
Tipe fuseble link dari kabel diberi simbol . Tipe Cartridge
9.
Ground/Massa.
Simbol.
Ground/massa
merupakan bentuk dari terminal negatif baterai,pada wiring diagram terminal negatif
baterai di simbolkan seperti gambar disamping.Untuk body dan chasis kenderaan
yang dapat dialiri arus telah dihubungkan ke terminal negatif baterai.
10.
Headlight.
Headlight
merupakan lampu kepala yang menjadi lampu penerang utama,prinsip kerja dari
lampu adalah merubah energy listrik menjadi energy cahaya.
Lampu
kepala memiliki dua tipe :
a. Tipe
single filamen
Untuk
tipe ini lilitan dalam lampu akan bekerja bila diberikan tegangan positif pada
satu sisi dan terminal negative pada sisi lain.Penggunaan untu lampu jauh (HU)
dan lampu dekat (HL) biasanya mengunakan 2 lampu
b. Tipe
Double Filamen.
Lampu
kepala yang sudah menggunakan double filament dalam penggunaannya telah
disatukan antara lampu jauh dan lampu dekat.
Tipe ini memiliki 3 terminal ,B+ ,HU dan HL.
Cara
kerja bila tegangan positif dan negative diberikan pada lilitan di filament
maka lilitan tersebut akan mengeluarkan cahaya.
11.
Horn/klakson.
Simbol.
Prinsip
kerja dari horn adalah proses perubahan energy listrik menjadi energy bunyi.
Horn memiliki 2 terminal (+) dan (-)
,terminal ini dihubungkan ke tegangan positif baterai dan negative baterai maka
horn akan bekerja.
12.
Ignition Coil.
Simbol. Ignition coil merupakan Koil
pengapian yang berfungsi membangkitkan tegangan dari 12 volt menjadi 20.000 ±.Ignition
coil memiliki 2 lilitan dengan inti besi : Lilitan primary dan lilitan Skunder
serta memiliki terminal Positif,negative dan terminal tegangan tinggi.
13.
Alat ukur/meter.
a. Meter
Analog
Simbol.
Meter
Analog merupakan alat ukur yang mengukur objek dan hasil ukur ditunjukkan masih
secara mekanikal , menggunakan pointer dan skala.Meter Analog digunakan untuk
mengukur kecepatan kenderaan,bahan bakar,ttemperatureair,RPM dan lain-lain.
b. Meter
Digital.
FUEL
|
14.
Motor.
Simbol.
Prinsip kerja motor adalah merubah energy listrik
menjadi energy putar dan juga mengadopsi
prinsip dari kaedah ulir kanan dan tangan kiri fleming.Komponen utama motor
adalah, Armature unit, brush, magnet dan rumah motor.Output dari pada motor adalah
putaran.Di kelistrikan mesin motor di gunakan di system stater, motor fan radiator
, motor wiper dan lain-lain.
15.
Relay.
Simbol.
Relay merupakan
komponen listrik yang memiliki kumparan/lilitan dan plat kontak serta beberapa terminal .
Fungsi relay :
-
Memperbesar
Arus
-
Switch
otomatis
-
Pengaman
rangkaian
Terminal
Relay :
-
85-86
lilitan dihubungkan ke (+)(-)
-
30-87
plat kontak (beban – (+) )
Cara
kerja,bila terminal 85 dililitan di berikan (+) dan terminal 86 (-) maka
dililitan tersebut akan terbangkit medan magnet,karna pemasangan plat kontak
dipasang berhadapan dengan lilitan maka medan magnet akan menarik plat kontak.Proses
ini mengakibatkan terminal 30-87 terhubung,bila di terminal 87 diberikan tegangan (+) dan di 30 di hubungkan ke
beban serta massa maka beban tersebut
akan bekerja.
Relay terbagi dalam beberapa tipe
seperti terlihat pada gambar di atas :
a.
Normally
open, Relay ini saat normal plat kontak terbuka dan saat bekerja plat kontak terhubung.
b.
Normally
Closed, untuk relay in saat normal palt kontak tertutup dan saat bekerja palt
kontak akan terbuka.
c.
Double
trouw, relay ini memiliki terminal untuk lilitan masih menggunakan terminal
85-86 ,sedangkan terminal plat kontak memiliki 3 terminal 30-87-87a.
Relay
ini merupakan penggabungan antara normally open dan closed.
Contoh rangkaian Relay.
Diagram di sebelah kiri menjelaskan mekanisme sebuah relay. Ketika switch
menutup, arus mengalir melalui titik 1 dan 2 , sehingga membuat kumparan
menjadi magnet. Gaya magnet dari kumparan menarik kontak antara titik 3 dan 4.
Akibatnya, titik 3 dan 4 menutup dan arus mengalir ke bola lampu. Dengan
menggunakan relay, kita dapat memilih switch dan kabel set berkapasitas rendah
16. Tahanan/Resistor.
Simbol
Resistor
adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara keduasalurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya.Resistor bersifat resistif danumumnya terbuat
dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistordisebut Ohm atau
dilambangkan dengan simbolΩ (Omega).
Fungsi dari Resistor adalah :
-
Sebagai pembagi arus
-
Sebagai penurun tegangan
-
Sebagai pembagi tegangan
-
Sebagai penghambat aliran
arus listrik,dan lain-lain.
Cara
mengukur Resisitor.
Ciri yang umum dari suatu resistor adalah
gelang gelang warna yang tertera pada bodinya seperti pada gambar di bawah dan
masing – masing dari warna tersebut mengandung suatu nilai ukuran sesuai tabel
warna yang sudah ditentukan dan satuannya adalah “ohm”.Berikut ini merupakan
uraian & tabel warna – warna.
Kode
warna diatur oleh EIA (Electronic Industries Association)
Dimulai dengan warna paling gelap (hitam) lebih terang
hingga warna paling terang (putih).
Gambar urutan gelang warna pada resistor
Gambar urutan gelang warna pada resistor
Pedoman
dalam menentukan urutan gelang warna :
a. Gelang pertama tidak berwarna hitam, emas,
perak, atau tidak berwarna
- Gelang terakhir ( toleransi ) jarak/spasinya lebih lebar dibanding dengan jarak gelang yang lain
- Gelang pertama dibuat lebih lebar dari yang lain, apabila spasi antar gelang jaraknya sama.
- Gelang ketiga menunjukkan nilai jumlah angka nolPedoman dalam menentukan urutan gelang warna :
e. Gelang pertama tidak berwarna hitam, emas,
perak, atau tidak berwarna
- Gelang terakhir ( toleransi ) jarak/spasinya lebih lebar dibanding dengan jarak gelang yang lain
- Gelang pertama dibuat lebih lebar dari yang lain, apabila spasi antar gelang jaraknya sama.
- Gelang ketiga menunjukkan nilai jumlah angka nol.
Warna gelang
|
Gelang 1
|
Gelang 2
|
Gelang 3
|
Toleransi
|
Hitam
|
0
|
0
|
*
|
|
Coklat
|
1
|
1
|
0
|
|
Merah
|
2
|
2
|
00
|
|
Jingga/orange
|
3
|
3
|
000
|
|
Kuning
|
4
|
4
|
0000
|
|
Hijau
|
5
|
5
|
00000
|
|
Biru
|
6
|
6
|
000000
|
|
Ungu
|
7
|
7
|
0000000
|
|
Abu-abu
|
8
|
8
|
00000000
|
|
Putih
|
9
|
9
|
000000000
|
|
Emas
|
*
|
*
|
*
|
5%
|
Perak
|
*
|
*
|
*
|
10%
|
Contoh
pembacaan kode warna resistor :
Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 Ω = 1 KΩ ± 5 %
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 Ω = 1 KΩ ± 5 %
Toleransinya 1000x5/100 = 50 Ω.
(NR + ) = Nilai resistor + Nilai toleransi
(NR - )
= Nilai Resistor – Nilai Toleransi.
NR + = 1000 Ω + 50 Ω = 1050 Ω atau 1.05 KΩ.
NR + = 1000 Ω + 50 Ω = 1050 Ω atau 1.05 KΩ.
NR - =
1000 Ω - 50 Ω = 950 Ω
Nilai
maximum dari resistor ini adalah 1.05 kΩ.
Nilai
minimum 950 Ω
17.
Resistor Tapped.
Simbol.
Resistor
tapped merupakan sebuah tahanan yang hambatannya dapat diubah-ubah dan
mempengaruhi dari arus yang melalui tahanan tersebut.
18. Variable Resistor.
Simbol
Variable
Resistor merupakan sebuah tahanan ber
ubah-ubah sesuai dengan arah geser plat penggeser yang menghubungkan arus ke
beban.Tahanan ini disebut juga dengan tahanan geser.
Prinsip kerja,bila
plat penggeser mendekati tegangan maka tahanan akan berkurang akibatnya arus
akan dapat masuk dengan mudah namun bila menjauhi tegangan,maka efeknya tahanan
akan bertambah.
Contoh
penggunaan tahanan ini di sender gauge untuk mengukur volume bahan bakar dalam
tangki dan juga di sisitem pengaturan konsentrasi gas buang yang di pasang di
sensor variable resistor dan banyak lagi penggunaan nya.
19.
Sensor (Thermistor ).
Simbol.
Thermistor
merupakan suatu tahanan yang bisa berubah-rubah sesuai dengan suhu.
Thermistor
memiliki 2 tipe :
a. Tipe
PTC (Positive Temperatur Coefisient)
Tipe ini adalah jenis resistor non linier yang nilai
hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang
mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.Bisa di simpulkan : Bila suhu dingin maka tahanan turun dan bila
suhu panas maka tahanan akan naik.
b.
Tipe NTC
(Negative Temperatur Coefisient).
Tipe ini adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya
terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin
kecil nilai hambatannya.
Kesimpulan : Bila suhu Dingin maka tahanan akan
naik dan bila suhu panas maka tahanan akan turun.contoh aplikasi Thermistor
digunakan di sensor WTS dengan menggunakan tipe NTC.
Cra kerja Thermistor tipe NTC dan PTC
20.
Solenoid.
Simbol.
Selenoid
merupakan katup yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai kumparan sebagai
penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan piston yang dapat digerakan oleh
arus AC maupun DC, solenoid valve atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan
lubang exhaust, lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat cairan
masuk atau supply, lalu lubang keluaran, berfungsi sebagai terminal atau tempat
cairan keluar yang dihubungkan ke beban, sedangkan lubang exhaust, berfungsi
sebagai saluran untuk mengeluarkan cairan yang terjebak saat piston bergerak
atau pindah posisi ketika solenoid valve
bekerja.
21.
Switch.
Switch
merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus.
Macam-macam
switch :
a.
Normally
open,switch ini saat normal plat kontak nya terbuka dan saat bekerja plat
kontaknya tertutup.
b. Normally
closed,Switch tipe ini saat normal tertutup dan saat bekerja akan terbuka
c. Double
Trouw,switch double trow merupakan kombinasi dari dua switch normally open dan
closed.
d.
Ignition
Switch,Seperti fungsi-fungsi switch yang lainnya IG switch juga bekerja menyambung
dan memutuskan arus.penggunaan Ig switch banyak di gunakan di kelistrikan
mobil,terminal-terminal yang berhubungan dengan IG Switch
AM1/B+ dan AM2 : sumber Tegangan.
ACC :
Assesoris(tipe radio)
IG :
ke rangkaian system ON
ST :
Stater
22.
Transisitor.
Transistor
memiliki tiga lapisan yang terdiri dari semikonduktor tipe P yang terjepit dua
buah semikonduktor tipe N, atau sebuah semikonduktor tipe N diapit oleh dua
buah semikonduktor tipe P. Sebuah elektroda ditempelkan ke setiap lapisan
substrata: B (base), E (emitter), dan C (collector). Transistor
biasa terdiri dari dua varian: npn dan pnp, tergantung bagaimana penyusunan
semikonduktornya. Transistor mempunyai fungsi berikut:
-
Penguatan (Amplification)
-
Saklar otomatis (Switching)
-
Stabilitas tegangan
-
Modulasi sinyal.
a. Pengoperasian
dasar
Pada
transistor npn, ketika arus IB mengalir dari B ke E, arus IC mengalir dari C ke
E. Pada transistor pnp, ketika arus IB mengalir dari E (emitter) ke B (base),
arus IC mengalir dari E ke C. Arus IB disebut arus basis (base current),
dan arus IC disebut arus kolektor (collector current). Akibatnya arus IC
tidak akan mengalir kecuali arus.
b. Karakteristik
Pada
transistor biasa, arus collector (IC) dan arus basis (IB)
memiliki hubungan sebagaimana terlihat dalam diagram. Transistor biasa memiliki
dua fungsi dasar atau kegunaan: Sebagaimana ditunjukkan dalam grafik di sebelah
kiri, bagian "A" dapat digunakan sebagai penguat sinyal dan bagian
"B" dapat digunakan sebagai switch.
c.
Transistor
sebagai penguat sinyal.
Dalam
wilayah "A" pada grafik, arus collector adalah 10 hingga 1.000
kali arus basis. Artinya, sinyal dimana sinyal input diperbesar merupakan hasil
dari terminal output ketika sinyal listrik “B” (base) dari transistor digunakan
sebagai input.
Gbr. Transistors sebagai penguat
sinyal
|
d.
Transistor sebagai switch
otomatis
Dalam
transistor, arus collector (IC) tidak akan mengalir kecuali arus basis
(IB) mengalir. Dengan
begitu, arus collector dapat diputar ke ON dan OFF dengan mengatur arus
basis (IB) ON dan OFF. Karakterisitik transistor ini dapat digunakan
sebagai switch relay
Transistor
memiliki 2 tipe.
e.
NPN ,Negative Positif Negatif.
f.
PNP ,Positif Negatif positif .
Contoh
pengunaan Transisitor NPN dan PNP pada rangkaian listrik.
U
Bab
III. Alat Ukur
a. Mengenal
Alat Ukur.
Dalam
bab ini kami menyajikan materi tentang alat ukur AVO meter/Multimeter,Untuk proses
kerja kelistrikan AVO meter sangat diperlukan dalam hal pemeriksaan tegangan
,tahanan serta hubungan di rangkaian listrik.Multi meter merupakan alat sistem
kelistrikan yang mempunyai multi fungsi yaitu untuk :
1) Mengukur arus atau Amper meter
2) Mengukur tegangan atau Volt meter
3) Mengukur tahanan atau Ohm meter
Karena
kemampuan sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V) dan Ohm meter (O) maka alat ini juga sering
disebut AVO meter.Model multi meter yang banyak digunakan ada dua, yaitu :
-
Tipe analog.
-
TIpe digital.
Model
analog menggunakan jarum penunjuk, sedangkan model digital langsung menujukkan
angka hasil pengukuran.Multi meter analog merupakan multi meter dengan
penunjukan jarum ukur, multi meter jenis ini
pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum
pembacaan hasil ukur lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak.
Bagian-bagian multi meter analog dapat dilihat pada gambar di atas.
Menggunakan
Multi meter Analog
Mengukur
tegangan
a. Mengukur
tegangan DC
Baterai merupakan salah
satu sumber listrik tegangan DC. Besar
tegangan DC yang mampu diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V,
25 V, 50 V dan 500 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur
arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
-
Pastikan bahwa tegangan yang diukur
lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misalnya mengukur tegangan baterai
12V DC maka pilih range skala 25 atau 50V DC.
-
pada rangkaian adalah secara paralel,
pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.
Langkah mengukur
tegangan baterai pada rangkaian .
a) Putar
selector ukur kearah 25V DC,kalau multitester tidak ada nilai 25 V DC maka
arahkan selector pada nilai 50V DC.
b) Hubungkan
Probe (+) ke tegangan (+) dan probe (-) ke tegangan (-).
c) Baca
hasil pengukuran pada skala di angka maksimal sesuai dengan arah selector.
b. Mengukur
tegangan AC
Multi meter mampu
mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Nilai angka pengukuran di range dan
skala terdiri dari 10 V, 25 V, 50V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur
tegangan AC perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1) Pastikan
bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal
mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.
2) Karena
arus AC bolak balik maka probe (+) dan (-) dapat diarahkan secara paralel.
Langkah mengukur
tegangan AC.
a) Arahakan
Selektor range AC kearah 250 V AC.
b) Hubungkan
probe (+) dan (-) secara paralel, yaitu memasukkan probe merah (+) dan probe
hitam (-) pada sumber tegangan AC.
c) Baca
hasil pengukuran pada angka maksimal di skala sesuai arah nilah selector di
range.
Mengukur tahanan
Sebelum
menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
1) Pastikan
bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur,
misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala 1 X, tahanan
800 Ω menggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.
2) Kalibrasi
alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat Probe (+) dan
probe (-) ,posisikan jarum/pointer ke nilai 0 (nol).
3) Pengukuran
tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas
komponen saat melakukan pengukuran.
Langkah mengukur tahanan.
a) Arahkan
Selektor ke Range Ohm .
b) Lakukan
kalibrasi sebelum mengukur.
c) Hubungkan
Probe (+) dan (-) ke objek yang kan diukur.
d) Baca
nilai di skala sesuai arah jarum dan kalikan dengan nilai di range sesuai
dengan arah selector.
Multi
Meter Digital.
Multi
meter digital pada saat ini lebih banyak digunakan karena hasil lebih akurat
dan pembacaan lebih mudah.Cara menggunakan multimeter digital sama dengan multi
meter analog. Contoh penggunaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Cara
mengukur, Kontinuitas,Tegangan Arus dan Tahanan. Dan Dioda mengunakan
multimeter digital
Mengukur
Kontinuitas.
Arahakan Selektor ke range continuity
(ohm) . (Cermatilah bahwa layar
menampilan " " saat itu. Jika
tidak tampil, tekan switch pemilih mode Ω/ untuk mengubah tester ke mode continuity ) Hubungkan
probe (+) dan probe (-) ke sirkuit yang akan di test. Bunyi dengung (buzzer) akan terdengar bila sirkuit memiliki
kontinuitas.
Gbr. Mengukur kontinuitas
|
Gbr. Mengukur Tegangan
|
Untuk mengukur tegangan berbagai macam tipe baterai, peralatan kelistrikan, sirkuit transistor, voltase dan penurunan voltase dalam sirkuit.
Metode Pengukuran:
Arahkan Selektor ke Range VDC , Hubungkan probe (+) ke terminal positif dan probe (-) ke terminal negatif objek yang diukur ,baca hasil pengukurannya.
Mengukur
Arus Searah
Gbr. Mengukur arus searah
|
Mengukur Tahanan.
Gbr. Mengukur Tahanan
|
Mengukur
Dioda
Ubah
switch pemilih fungsi ke mode pengujian dioda. Periksa kontinuitas dalam dua
arah. Jika dioda memiliki kontinuitas dalam satu arah dan tidak ada kontinuitas
ketika colokan penguji dipertukarkan, maka dioda dikatakan normal.Jika terdapat
kontinuitas dalam dua arah, berarti dioda itu telah terhubung pendek.
Lain lagi bila tidak memiliki kontinuitas dalam dua arah, berarti diode
tersebut mengalami sirkuit terbuka (open circuit).
Gbr. Mengukur dioda
|
Cara mengetahui area kerusakan atau sirkuit yang
terputus.
Fungsi dari sekering adalah
untuk mencegah kabel atau peralatan rusak dengan membuka sirkuit sebagai akibat
dari panas atau meleleh ketika aliran arus listrik yang melaluinya berlebihan.
Kejadian ini, dapat diasumsikan bahwa terdapat arus listrik mengalir berlebihan yang melalui rangkaian tersebut.
Kejadian ini, dapat diasumsikan bahwa terdapat arus listrik mengalir berlebihan yang melalui rangkaian tersebut.
Gbr. Mencari Sirkuit yang putus
|
Karena
ini adalah sirkuit DC dimana voltase-nya terjaga konstan, maka ada kemungkinan
telah terjadi hubung pendek (korsleting) antara kabel set dengan ground yang menyebabkan arus listrik
mengalir berlebihan. Dari pengukuran resistansi antara konektor dan ground, terdeteksi 0 Ω pada konektor B.
Ini menunjukkan bahwa konektor B telah terhubung pendek ke ground, yang menyebabkan arus listrik mengalir berlebihan melalui rangkaian ini.
Ini menunjukkan bahwa konektor B telah terhubung pendek ke ground, yang menyebabkan arus listrik mengalir berlebihan melalui rangkaian ini.
Bab III. SYSTEM
PENGAPIAN.
A.
Apa itu system Pengapian….?
Sistem
pengapian merupakan suatu sistem yang menghasilkan Spark (percikan bunga api)
melalui proses pembangkitan Tegangan 12 volt baterai menjadi tegangan tinggi
sehingga membuat busi bisa bekerja memercikkan bunga api yang baik untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar.Untuk
menciptakan performa mesin yang optimal tiga elemen dasar yang sangat mempengaruhi kinerja
mesin,antaranya :
- campuran udara bahan bakar yang
baik,
- kompresi yang baik,
- dan percikan bunga api yang
baik.
Dalam bab ini kita akan membahas bagaiman sistem pengapian menciptakan
percikan bunga api sehingga dapat terjadi pembakaran yang sempurna sehingga
meng hasilkan langkah usaha yang optimal.Syarat-syarat dari system pengapian
yang baik.
a. Spark
yang kuat
Pada sistem pengapian, spark (percikan api) dihasilkan diantara elektroda-elektroda busi dan untuk membakar campuran. Karena bahkan udara pun memiliki resistansi terhadap listrik, ketika dikompresi dengan kuat, puluhan ribu volt harus dihasilkan untuk menjamin spark yang cukup untuk memantik campuran udara-bahan bakar.
Pada sistem pengapian, spark (percikan api) dihasilkan diantara elektroda-elektroda busi dan untuk membakar campuran. Karena bahkan udara pun memiliki resistansi terhadap listrik, ketika dikompresi dengan kuat, puluhan ribu volt harus dihasilkan untuk menjamin spark yang cukup untuk memantik campuran udara-bahan bakar.
b. Waktu
pengapian yang baik
Sistem pengapian harus memberikan waktu pengapian yang cukup setiap waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam kecepataan dan beban mesin
Sistem pengapian harus memberikan waktu pengapian yang cukup setiap waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam kecepataan dan beban mesin
c. Daya
tahan yang cukup
Sistem pengapian harus dapat memberikan kehandalan yang cukup untuk menahan getaran (vibrasi) dan panas yang dihasilkan oleh mesin.
Sistem pengapian harus dapat memberikan kehandalan yang cukup untuk menahan getaran (vibrasi) dan panas yang dihasilkan oleh mesin.
B. Bagaimana
Tegangan Tinggi Terbangkit.
|
Medan magnet bila diputuskan
secara tiba-tiba maka akan menimbulkan induksi atau terbangkitnya tegangan
tinggi ,yang di sebut dengan EMF Elektromotif force .Proses terjadinya induksi,
bila Lilitan/kumparan dengan Inti besi diberikan tegangan positif dan negatif
maka akan terbangkit medan magnet. Untuk menghasilkan induksi maka Medan magnet
yang telah terbangkit pada lilitan harus dihilangkan secara tiba-tiba.proses
ini akan terbangkit tegangan tinggi yang disebabkan hilang nya medan magnet
secara tiba-tiba.Dalam sistem pengapian terdapat dua cara induksi :
a.
Efek self-induction.
Gbr. Matual Induksi
|
Fenomena ini disebut efek self-induction.
b.
Matual Induksi (Induksi bersama)
Dua buah kumparan di atur pada
diagram. Ketika arus yang mengalir melalui satu kumparan (kumparan primer)
dirubah, gaya elektromotif akan terbentuk pada kumparan yang lain (kumparan
sekunder), dengan arah yang dapat mencegah gaya magnet pada kumparan primer
untuk berubah. Fenomena ini disebut efek mutual induksi atau induksi bersama.
Pengubah voltase memfasilitasi efek ini. Pengubah voltase, yang terdapat pada
koil pengapian pada kendaraan, digunakan untuk memberikan tegangan tinggi ke
busi. Karena gaya magnet tidak akan berubah bila arus.
Gbr. Matual Induksi
|
C.
Komponen Dasar
Sistem Pengapian.
1. Ignition Coil.
Ignition coil merupakan komponen
yang memiliki 2 lilitan dengan inti besi dan memiliki terminal positif negatif
serta terminal tegangan tinggi,yang berfungsi untuk menaikkan tegangan dari 12
v DC menjadi 20.000 v Dc ±.
Ciri-ciri Lilitan di Coil.
a.
Lilitan Primary.
-
kawat tembaga dengan diameter 0,5-1,0 mm.
-
Jumlah lilitan 150-300 lilitan.
-
Nilai Tahanan 1.35 – 2,09 Ω
b.
Sekunder koil merupakan
-
Lilitan kawat tembaga dengan
diameter yang lebih kecil yaitu 0,05-0,1 mm .
-
Jumlah lilitan yang sangat
besar yaitu 15.000-30.000 lilitan.
-
Nilai Tahanan 8.5 – 14,5 KΩ
Jadi perbandingan jumlah lilitan primer koil dengan sekunder koil 1:100
sampai 1:200. Koil mempunyai tiga terminal yaitu terminal (+) dihubungkan
keterminal IG kontak, terminal (-) dihubungkan ke kontak pemutus arus dan
terminal tegangan tinggi dihubungkan ke busi atau tutup distributor.
Tipe Ignition coil yang menggunakan
Resistor internal dan external.
Tipe coil dengan resisitor internal memiliki 4
terminal : B+ ,(+) ,(-) dan terminal tegangan tinggi.Untuk tipe ini resisitor
di pasang di dalam koil.Sedangkan untuk tipe Coil Resisitor Ekternal memiliki 3
terminal, (+) ,(-) dan Terminal tegangan tinggi.Resisitor di pasang di luar
koil.
2.
Distributor .
Distributor merupakan salah
satu komponen pengapian yang berfungsi :
-
Sebagai rumah komponen-komponen
sistem pengapian
-
Mendistribusikan tegangan
tinggi ke busi.
Distributor memiliki beberapa
tipe .
a.
Tipe konventional ,Untuk tipe
ini komponen pengapian yang ada di dalam distributor seperti yang tercantum pada gambar di bawah
ini :
a.
Distributor tipe IIA.
Untuk distibutor tipe ini
komponen pengapian telah di satukan dalam satu unit distributor.
3.
Signal Generator.
Signal generator berfungsi untuk membangkitkan tergangan AC dan
disalurkan ke transisitor di igniter untuk ON dan Off kan transisitor.
Signal Generator terdiri dari :
-
Magnet permanent.
-
Pick-up coil.
-
Signal Rotor,signal rotor
mempunyai gigi-gigi sebanyak jumlah silinder .
Prinsip Pembangkitan EMF.
Garis gaya magnet (magnetic
flux) dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick-up
coil,diantara signal rotor dan pick-up coil terdapat celah udara (gap) yang
berubah-ubah sesuai putaran dari signal rotor.Perubahan-perubahan ini akan
mengakibatkan perpotongan kepadatan garis gaya magnet (flux density),proses ini
akan mengakibatkan pembangkitan EMF (tegangan) dalam pick-up coil.
Proses pembangkitan tegangan seperti terlihat
pada gambar di atas dapat di jelaskan sebagai berikut :
A.
Signal rotor saling menjauhi
pick – up coil maka tegangan tidak terbangkit
B.
Signal rotor mendekati pick –
up coil maka akan terbangkit tegangan positif
C.
Signal rotor sejajar dengan
pick – up coil maka tegangan tidak terbangkit
D.
Signal rotor menjauhi pick – up
coil maka akan terbangkit tegangan negatif
4.
Igniter.
Igniter merupakan komponen
pengapian yang terdiri dari beberapa komponen elektronik berupa Transisitor
,resistor dan komponen lain .Igniter berfungsi untuk memutus dan menyambung
arus dari lilitan primer ke massa secara elektronik.Pemasangan igniter untuk
sistem pengapian Full transistor dipasang terpisah dengan komponen pengapian
lain sedangkan untuk tipe pangapian IIA,igniter dipasang didalam
distributor.Untuk sistem pengapian DLI dan DIS ,igniter dipasang satu unit
dengan ignition coil.
Cara kerja Igniter.
Penjelasan
Gambar.
Operation
1.
Pada gambar pertama arus mengalir belum bisa melewati transistor hanya
arus mencari massa dengan melewati bebarapa tahanan menuju massa. Ini terjadi
dikarnakan transisitor belum mendapatkan tegangan dari signal generator ke
terminal B (base transisitor),sehingga transisitor belum On.Tegangan yang di
bangkitkan oleh signal generator berkisa 0,6 -1 VAC.
Operation
2.
Pada gambar operasi 2 transisitor telah ON disebabkan sinyal tegangan
dari signal genarator telah di berikan.dalam langkah kerja ini dapa kita perhatikan
bahwa tegangan yang di berikan adalah tegangan positif AC karna transisitor
yang digunakan adalah NPN.Bila transisitor telah ON maka arus dari baterai ke
llilitan primer dapat dilalui menuju massa,efek nya timbuk kemagnetan di
lilitan
5.
BUSI.
Simbol
Tegangan tinggi yang dibangkitkan di
lilitan sekunder dari ignition coil membuat busi dapat bekerja
menghasilkan percikan (spark) di antara elektroda tengah dan ground
dari busi untuk menyulut campuran udara-bahan bakar yang terkompresi dalam
silinder.
Berdasarkan konsentrasi temperatur busi dibagi menjadi :
a. Busi
Panas.
b. Busi
Dingin
Gbr. Jangkauan panas
|
Busi yang menghasilkan lebih banyak panas disebut tipe dingin, karena businya sendiri tetap dingin. Yang menghasilkan lebih banyak panas disebut tipe panas, karena panasnya ditahan. Pada busi tercetak kode alfanumerik yang menggambarkan struktur dan karakteristiknya.Kode berbeda sesuai dengan pembuatnya. Biasanya, semakin besar heat range-nya, tipenya adalah tipe dingin, karena ia menghasilkan panas dengan baik.Semakin kecil heat range-nya, tipenya adalah tipe dingin, karena ia tidak menghasilkan panas dengan mudah. Busi berfungsi baik apabila suhu minimum pusat elektrodanya adalah antara suhu pembersihan 450°C (842°F) dan suhu pra pengapian 950°C (1,742°F).
Petunjuk : Heat range busi yang
paling sesuai untuk kendaraan tertentu ditentukan oleh modelnya. Memasang busi
dengan heat range yang berbeda akan mengacaukan suhu pembersihan dan pra
pengapian. Untuk mencegah masalah ini, selalu gunakan busi yang
direkomendasikan.Menggunakan busi dingin ketika mesin bekerja dalam kondisi
kecepatan rendah dan beban ringan akan mengurangi suhu elektroda dan
menyebabkan mesin tidak bekerja dengan baik. Mengunakan busi panas ketika mesin
bekerja dalam kondisi kecepatan tinggi dan beban berat akan secara signifikan
meningkatkan suhu elektroda, menyebabkan elektroda meleleh.
Efek Temperatur
pembersihan sendiri
Gbr. Kondisi busi
|
Busi Berujung Plattinum/Iridium
Pada busi berujung platinum dan iridium, elektroda tengah
dan elektroda massa di seberangnya dilapisi tipis platinum atau iridium.
Karenanya, busi ini memiliki usia pakai yang lebih baik dibanding busi
konvensional.Karena platinum dan iridium tahan aus, elektroda tengah busi ini
dapat dubuat berukuran kecil dan memiliki performa baik.
Busi berujung platinum, platimum
dilaskan ke ujung elektroda tengah dan elektroda ground .Diameter elektroda
tengah lebih kecil dari busi konvensional. Sedangkan
Busi berujung Iridium, iridium
(yang lebih tahan aus dibanding platinum) dilaskan pada ujung elektroda tengah,
dan platinum dilaskan pada elektroda massanya.Diameter elektroda tengah lebih kecil
dari busi berujung platinum.
Busi-busi platinum dan iridium harus diganti pada interval tertentu dan busi
ini tidak memerlukan penyetelan gap atau pembersihan antar jangka waktu
penggantian bila mesin masih bekerja dengan baik.Interval penggantian busi-busi
platinum dan iridium:Setiap 100,000 sampai 240,000km I tergantung model
kendaraan, spesifikasi mesin, dan area penggunaan. Untuk mencegah kerusakan
elektroda, jangan membersihkan busi platinum atau iridium.Pembersihan akan
merusak elektroda dan menghambat busi dari berfungsi optimal.Tetapi, bila
elektroda berdebu atau sangat kotor, busi bisa dibersihkan sebentar (maksimal
20 detik) di dalam pembersih busi.Celah busi tidak usah disesuaikan kecuali
bila dipasang sebagai busi baru. .
Mengenal Celah busi .
Untuk menciptakan percikan bunga apai yang baik maka celah busi /gap harus
di setel sesuai dengan standart mesin tersebut.Untuk mesin yang masih
menggunakan karburator dalam penyuplaian bahan bakar maka celah businya 0,8mm,
sedangkan untuk mesin yang berteknologi
EFI celah businya adalah 1.1mm .
Tipe
–tipe Sistem Pengapian.
1. Tipe Konventional Breaker Point.
2. Tipe Full Transisitor.
3. Tipe IIA (Integreated Ignition Assembly )
4. Tipe DIS (Dirrect Ignition System)
1.
Tipe Konventional breaker
point
Sistem pengapian tipe ini memiliki konstruksi paling mendasar,arus
primer dan waktu pengapian dikontrol secara mekanikal . Pemutusan dan
penyambungan arus lilitan primer dilakukan oleh platina sesuai dengan putaran
mesin yang diteruskan oleh cam distributor.Distributor mendistribusikan voltase tinggi yang dihasilkan
oleh secondary coil ke busi-busi. Di dalam tipe ini, breaker
point harus disetel atau diganti secara berkala.
External resistor digunakan untuk mengurangi jumlah lilitan primary coil, memperbaiki peningkatkan arus primer, dan
meminimalkan pengurangan voltase sekunder pada kecepatan tinggi.
Komponen ,Fungsi dan cara kerja sistem pengapian konventional.
a.
Baterai berfungsi sebagai
sumber arus .
b.
IG switch berfungsi sebagai
pemutus dan penyambung arus.
c.
Fuse .berfungsi sebagai
pengaman rangkaian.
Untuk
fuse di sistem pengapian di gunakan fuse dengan namanya Ign dan ada juga E/G
nilai 10A.fuse ini di pasang di juntion box fuse bagian dalam.
d.
Ignition Coil ,berfungsi untuk
menaikkan tegangan
e.
Platina/breaker point,berfungsi
memutus dan menyambungkan arus dari lilitan primari coil.
f.
Cam distributor berfungsi
meneruskan putaran dari krankshaf untuk membuka dan menutup kontak point di
platina.
g.
Breaker plat,berfungsi sebagai
dudukan platina.
h.
Kondensor berfungsi untuk
menyerap percikan bunga api dari platina dan menyimpan arus sementara.
i.
Kabel coil,berfungsi meneruskan
tegangan tinggi ke tutup distributor.
j.
Tutup Distributor,berfungsi
sebagai dudukan terminal kabel tegangan tinggi dan untu menutup distributor
k.
Rotor,berfungsi membagikan
tegangan tinggi ke tiap-tiap busi.
l.
Kabel busi ,berfungsi untuk
meneruskan tegangan tinggi dari rotor ka busi
m.
Busi,berfungsi memrcikkan bunga
api ke ruang bakar.
n.
Vakum Advancer,berfungsi
memajukan pengapian sesuai beban mesin
o.
Gobernor advancer,memajukan
pengapian berdasarkan putaran mesin.
Cara kerja :
Kunci konta posisi ON dan saat posisi platina
Tertutup.
Baterai Terminal positif coil Lilitan Primary terminal negatif coil platina massa
Kondensor massa.
Pada saat posisi platina
tertutup arus yang dari baterai melewati lilitan primer ke platina dan mendapat
kan massa,maka dililitan primer akan terbangkit medan magnet.Arus juga mengalir
ke kondensor dan ke massa,sehingga arus dapat tersimpan .Disini Lilitan primer
mendapatkan tengangan (+) dari baterai dan massa dari platina disaat platina
tertutup.
Lilitan primer Lilitan skunder terminal teg tinggi Terminal teg tinggi ditutup distributor
Kondensor
Rotor
kabel Busi
Busi massa
Posisi platina terbuka
Cam distributor meneruskan putaran dari crankshaf untuk membuka platina,
saat platina terbuka, lilitan primer tidak lagi mendapatkan massa, akibat nya
kemagnetan di lilitan primer akan hilang.Proses hilang nya medan magnet secara
tiba-tiba akan mengakibatkan terjadinya induksi tegangan tinggi atau EMF 1 (Elektromotive
Force), garis-garis gaya magnet yang tersisa akan menarik kembali arus yang
tersimpan di kondensor untuk diinduksi.Akibatnya terbangkit tegangan berkisar
500 VDC ± induksi sendiri lilitan primer,karna diIgnition coil dipasang 2
lilitan secara pararel ,maka akan terjadi proses induksi bersama mengakibatkan
terbangkitnya EMF 2 dengan tegangan berkisar 20.000 VDC ±.Tegangan 20.000 VDC
disalurkan ke Busi melalui kabel tegangan tinggi dan Busi dapat bekerja
memercikkan bunga api.
2. Tipe
Full transistor
Di
dalam tipe ini, pemutusan dan penyambungan arus primer ke massa dikontrol
secara elektronik dengan memamfaatkan kerja dari transistor . Dibandingkan
dengan tipe konventional ,tipe full transistor dapat manciptakan tegangan yang
stabil karna komponen-komponen yang bekerja untuk pembangkitan tegangan diatur
secara elektronik .
Komponen dan fungsi
Komponen dan fungsi
a.
Baterai,berfungsi sebagai
sumber tegangan.
b.
IG switch,berungsi sebagai
pemutus dan penyambung arus ke koil.
c.
Koil pengapian, berfungsi
membangkitkat tegangan.
d.
Igniter ,berfungsi untuk
memutus dan menyambungkan tegangan dari lilitan primary.
Igniter
terdiri dari integreated komponen
elektronik berupa Transistor ,resistor dan dibangun dalam satu unit .
e.
Signal generator,berfungsi
untuk memberikan sinyal tegangan ke igniter.
Pembangkitan
sinyal tegangan dari signal generator.
f.
Kabel koil,berfungsi
menyalurkan tegangan ke rotor.
g.
Rotor,berfungsi untuk
membagikan tegangan ke tiap busi sesua FO.
h.
Tutup Distributor,berfungsi
sebagai dudukan terminal tegangan tinggi dan menutup distributor.
i.
Kabel busi,berfungsi meneruskan
tegangan tinggi dari rotor ke tiap busi.
Cara Kerja.
Kunci kontak posisi ON.
Baterai Terminal
positif coil Lilitan
Primary terminal negatif coil Tr
massa
Pada posisi kunci kontak masih ON Arus masih
stanby di terminal C transisitor disebabkan Transisitor belum ON.
Transisitor akan On bila terminal B (basis)
mendapatkan tegangan,tegangan ini didapatkan dari pembangkitan tegangan di
Signal Generator.
Kunci kontak di posisi ST.
Signal
Generator Tegangan (+) Terminal Base
Tr Terminal Emiter TR massa
Saat mesin di stater maka
kranshaft akan berputar mengakibatkan sinyal rotor di signal generator pun ikut
berputar,perputaran ini akan memotong garis gaya magnet diantara signal rotor
dan pick-up coil.efek dari perpotongan ini akan menimbulkan tegangan.Transisitor
pada tipe pengapian ini di gunakan tipe
NPN,maka bila mendapatkan tegangan positif di terminal B maka Transisitor akan ON.
Saat transisitor mulai ON,arus
dari lilitan Primer yang tadi stanby di terminal C dapat melewati transisitor
menuju massa,akibat nya lilitan primer akan menimbulkan kemagnetan.Namun disaat
transistor tidak mendapatkan tegangan positif,maka transisitor akan
OFF,akibatnya :
Induksi
sendiri lilitan primer Induksi
bersama primer skunder tegangan tinggi kabel koil Terminal teg tinggi di tutup
distributor Rotor
kabel busi Busi
Massa
Dalam proses ini saat TR OFF induksi sendiri lilitan primer terbangkit
tegangan EMF 1 500± VDC ,dalam Ignition
coil terpasang 2 lilitan maka akan terjadi induksi bersama hingga terbangkit
teganngan 20.000 ± VDC, tegangan ini akan di salurkan ke busi melalui kabe
tegangan tinggi akibatnya busi dapat bekerja memercikkan bunga api keruang
bakar.
Pada saat posisi ST dikembalikan pada Posisi ON, mesin telah hidup maka
sinyal dari ST OFF, proses induksi tegangan
dipertahankan oleh Signal NE dari distributor.
Gbr. Sirkuit pengapian tipe transistor
|
3. Tipe
IIA (Integreated Ignition Assembly).
Untuk tipe ini komponen sistem
pengapian telah di satukan dalam satu unit distributor dan pengunaan kabel
tegangan tinggi telah dikurangi satu yang bedampak pada pengurangan nilai
tahanan di kabel tegangan tinggi untuk pencapain suplai tegangan yang lebih
besar ke busi.kabel tegangan tinggi digunakan hanya untuk busi tanpa ada kabel
dari coil ke tutup distributor seperti sistem pengapian konventional dan full
transisitor.Untuk tipe ini pengontrolan saat terjadi pengapian di lakukukan
oleh ECU/ECMdengan mengandalkan sinyal-sinyal dari signal generator dan sensor-sensor.
Komponen dan fungsi.
a.
Baterai,berfungsi sebagai
sumber tegangan.
b.
IG switch.sebagai pemutus dan
penyambueng arus ke rangkaian.
c.
Fuse,berfungsi untuk Pengaman
rangkaian , Fuse IGN 10 A digunakan di rangkaian ini yang dipasang di box fuse
bagian dalam.
d.
Ignition Coil,berfungsi untuk
menaikkan tegangan.
e.
Igniter berfungsi memutus dan
menyambungkan arus dari lilitan primer ke massa.
f.
Signal Generator,berfungsi
untuk membangkitkan untuk ON/OFF igniter.
g.
Kondensor,berfungsi untuk
menyimpan arus sementara.
h.
Rotor ,berfungsi membagikan
tegangan ke tiap busi
i.
Kabel tegangan tinggi
,berfungsi menyalurkan tegangan ke busi.
j.
Busi,berfungsi memercikkan
bunga api.
k.
ECU/ECM,berfungsi untuk
mengontrol saat terjadi pengapian.
Cara kerja .
Pada saat kunci konta ON.
Baterai Terminal positif coil Lilitan Primary terminal negatif coil Tr
massa.
ECU juga ON menunggu sinyal
tegangan dari signal generator.Untuk tipe ini transistor diON/OFF kan di lakukan ole ECU
melalui terminal IGT ke terminal B transistor berdasarkan sinyal-sinyal dari
Signal generator dan sensor-sensor.Ketika posisi kunci kontak ON arus mengalir
dari baterai menuju koil pengapian dan igniter berhenti di terminal C TR,ini
disebabkan transisitor belum ON.
Posisi IG switch pada ST.Saat mesin telah berputar,signal generator
membangkitkan tegangan AC dan mengirimkan ke ECU melalui terminal (NE +) dan G
signal ,maka ECU akan mengkalkulasikan sinyal tersebut dalam microprosesor dan
mengirim input tegangan ke terminal B TR melalui terminal IGT .Proses ini
mengakibatkan terminal B Tr mendapatkan tegangan positif ,efeknya transisitor
menjadi ON.pada saat transisitor ON arus dari lilitan Primer yang tadi stanby
di terminal C dapat melewati transisitor menuju massa,akibat nya lilitan primer
akan menimbulkan kemagnetan.Namun disaat transistor tidak mendapatkan tegangan
positif,maka transisitor akan OFF,akibatnya :
Induksi
sendiri lilitan primer Induksi
bersama primer skunder tegangan
tinggi
Terminal teg tinggi koil saluran teg tinggi di ttp
distributor rotor kabel teg tinggi
Busi Massa.
Disaat Induksi sendiri terjadi EMF 1 tegangan
terbangkit berkisar 500 VDC ± ,karna Lilitan dipasang sebaris antara lilitan
primer dan skunder maka terjadi EMF 2 tegangan terbangkit sebesar 20.000 VDC ±.
Tegangan ini akan disalurkan ke busi untuk dapat bekerja memercikkan bunga api
dan membakar campuran udara bahan bakar diruang bakar.
4. DIS
(Direct Ignition System)
Sistem pengapian DIS merupakan suatu sistem pengapian yang suplai tegangan langsung ke busi dengan menggunakan
multiple ignition coil yang di pasang di tiap-tiap busi, sistem ini yang
mendominasi mesin bensin saat ini. Sisitem DIS memiliki 2 tipe :
a. Tipe satu koil untuk tiap busi
b. Tipe satu koil untuk dua busi.
Pada Tipe pertama sudah jelas
tiap-tiap busi terdapat 1 koil with igniter dan saat pengapian terjadi di akhir
langkah kompresi ,sedangkan di tipe 2 terdapat 2 koil with igniter untuk 4
busi.Untuk tipe 2 saatnya pengapian terjadi pada akhir langkah yang berbeda
silinder,yang satu terjadi di akhir langkah kompresi dan yang satu lagi terjadi
di akhir langkah buang.
Gbr. Sirkuit pengapian DIS
|
Mengenal Komponen sisitem
pengapaian DIS.
a.
Baterai,berfungsi sebagai sumber arus.
b.
Ig switch,berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus
ke lilitan primer.
c.
Fuse I/G ,sebagai pengaman dalam rangkaian.
d.
Coil with Igniter ,berfungsi untuk menaikan tegangan.
e.
Crank posistion sensor,berfungsi mendeteksi putaran poros
krankshaf/poros engkol dan mengirim signal tegangan ke ECU untu bekerja
igniter.(signal NE)
f.
Cam position Sensor ,berfungsi mendeteksi putaran
camshaft/noken as.(signal G)
g.
ECU,mengatur saat pengapian berdasarkan signal dari
sensor.
Cara Kerja :
Bila kunci kontak diposisikan
pada ON, maka arus akan mengalir dari baterai menuju :
Baterai IG switch Fuse E/G Terminal
(+) Terminal
(+) coil Terminal C igniter .pada proses ini arus stanby di
terminal C igniter dikarnakan ECU belum meng-ON-kan transisitor si igniter.
Posisi kunci kontak
distater/posisi ST,disini mesin telah berputar :
Signal Ne+ dan G+ ECU
Terminal IGT Terminal B
Transistor Massa.Disini
Transistor akan ON, efeknya arus akan mengalir dari :
Terminal C
Tr Terminal E Tr Massa, maka
lilitan primer telah mendapatkan tegangan positif dan negatif. Pada proses ini kemagnetan terbangkit di lilitan primer.
Pada saat
transisitor OFF dikarnakan tidak diberikan signal tegangan positif dari sensor
crank dan cam shaft, maka ECU pun tidak mengirimkan Signal tegangan positif ke
terminal B transisitor. Dengan OFF –nya Transisitor maka terputus juga massa
lilitan primer yang mengakibkan terbangkitnya EMF 1,induksi sendiri lilitan
primer, tengangan terbangkit berkisar 300 VDC ± . berbarengan dengan itu juga
EMF 2 punterjadi disebabkan lilitan pada ignition coil dipasang secara paralel,
nilai tegangan berkisar 10.000 VDC ±.
Induksi
sendiri lilitan primer Induksi
bersama primer skunder Terminal
teg tinggi lilitan skunder busi.
Pada saat ini busi telah dapat bekerja untuk memercik bunga api keruang bakar,
efeknya campuran bahan bakar udara dapat terbakar.
Posisi ST dikembalikan ke ON
dan mesin telah hidup, proses induksi dipertahankan oleh ECU berdasarkan signal-signal
dari sensor-sensor.
E. Kontrol Waktu Pengapian
Gbr. Kontrol waktu
pengapian
|
Periode Waktu Penyalaan
1. Periode
penyalaan Tertunda (ignition delay period)
Sistem pengapian mengontrol timing
pengapian sesuai dengan kecepatan dan beban mesin agar gaya pembakaran maksimal
terjadi pada 10°ATDC.
PETUNJUK: Dulu, sistem pengapian menggunakan
governor advancer dan vacuum advancer untuk mengontrol pengajuan (advancing)
dan pengunduran (retarding) timing. Tetapi, kebanyakan sistem
pengapian sekarang menggunakan sistem ESA.
Pembakaran
campuran udara-bahan bakar tidak terjadi secara langsung setelah pengapian.
Tetapi, pada area kecil (inti api) di dekat spark mulai terbakar, dan proses
ini akhirnya berkembang ke area sekelilingya.Periode dari waktu ketika campuran
udara-bahan bakar diapikan hingga terbakar disebut periode pembakaran tertunda
(ignition delay period) (antara A dan B pada diagram).Ignition
delay period kenyataannya adalah konstan, dan tidak terpengaruh oleh
perubahan kondisi mesin.
Gbr. Penyalaan tertunda
|
2. Periode
perambatan api (Flame propagation period)
Setelah percikan bunga api terbentuk api akan menyebar
keluar,kecepatan penyebarannya disebut kecepatan perambatan api (flame
propagation speed), dan periodenya disebut periode kecepatan perambatan api
(flame propagation period) (B~C~D pada diagram).Bila terdapat sejumlah
besar udara masuk, campuran udara-bahan bakar menjadi lebih kental. Karenanya,
jarak antar partikel dalam campuran udara-bahan bakar berkurang, sehingga akan
mempercepat perambatan api.Dan juga, perputaran campuran udara-bahan bakar
menjadi lebih kuat, mempercepat pula kecepatan perambatan apinya. Bila
kecepatan perambatan api lebih cepat, perlu untuk memajukan waktu pengapian.
Oleh karena itu waktu pengapian perlu dikontrol sesuai dengan kondisi mesin.
Gbr. Perambatan api
|
3.
Kontrol
Knocking
Sistem pengapian mengontrol timing pengapian
sesuai dengan kecepatan dan beban mesin agar gaya pembakaran maksimal terjadi
pada 10°ATDC .
Gbr. Kontrol knocking
|
F.
Sistem pemajuan pengapian
Untuk menciptakan pengapian yang optimal di setiap
kondisi kenderaan maka sistem pengapaian perlu mekondisikan hal tersebut.Untuk
proses ini timing pengapian diatur sedemikian rupa agar pencapai timing
pengapian maksimal tercapai. Menurut cara kerja ada dua tipe sistem pemajuan
pengapian
a. Secara
mekanikal.
Untuk Tipe ini proses kerja
masih dilakukan secara mekanikal yaitu dengan mengerakkan breaker plat (dudukan
platina) sehingga celah platina dapat berubah-rubah sesua kondisi
mesin.perubahan celah ini akan berakibatkan pada pemajuan dan pemunduran timing
pengapian.Pada tipe mekanikal ada dua komponen yang bekerja dalam proses memajukan pengapian.
-
Vacum advancer,
Vacum advancer bekerja berdasarkan beban mesin sesuai
kevakuman yang terjadi di ruang intake manifold.
Kontruksi vakum advancer.
Komponen vacum advancer
Proses kerja vakum advancer.
Vacum advacer 2 selang vacum.
-
Gubernor Advancer.
Untuk tipe ini pemajuan pengapian di lakukan berdasarkan
putaran mesin dengan memamfaatkan gaya sentrifugal dari pergerakan fly weight.
Putaran mesin akan mengerakkan poros distributor pun maka fly weight yang dipasang di cam plate
akan terlempar keluar sehingga menyebabkan breaker plate bergerak dan celah
platina pun ikut begeser, proses ini menyebabkan sudut pengapian pun berubah .Semakin
cepat putan mesin maka semakin lebar juga gaya sentripugal terjadi di fly
weight
b. Tipe
pemajuan pengapian berdasarkan elektronik, ESA
Untuk teknologi sistem
pengapian dewasa ini dalam memajukan pengapian telah banyak mengadopsi sistem
pengontrolan secara elektronik yang di namakan ESA (Elektronik Spark Advance ).
ECU menyimpan nilai optimal timing pengapian dan memetakan setiap kondisi
mesin dalam pencapaian pangapian
maksimum .ECU mengontrol pemajuan pengapian (advance) atau pemunduran (restard)
bekerja berdasarkan sinyal yang diberikan berbagai sensor, dan mengontrol busi
untuk menghasilkan loncatan api pada waktu yang tepat.Pengontrolan ini juga berdasarkan
putaran dan beban mesin.
ESA selain berfungsi mengontrol
timing pengapian agar mesin
dapat menghasilkan tenaga yang lebih baik, juga memurnikan gas buang, dan mencegah knocking dengan cara yang efektif.
Seperti pada gambar dibawah,
sistem ESA akan mengontrol timing pengapian pada setiap kondisi pengenderaan.Pengapian
maksimum yang diharap pada nilai 10º ATDC, maka ESA akan mengontrol dan menjaga
timing pengapian berada pada nilai tersebut untuk tercipta pengapaian yang
sempurna.gambar di bawah merupakan garis besar kerja sisitem ESA.
ECU mesin menerima
sinyal dari beragam sensor dan menghitung waktu pengapian dan mengirimkan
sinyal pengapian ke igniter. Timing pengapian dihitung secara terus
menerus sesuai dengan kondisi mesin, baik kondisi idling, akselerasi maupun
saat mesin mendaptkan beban. Dibandingkan kontrol mekanik timing pengapian pada
sistem konvensional, metode kontrol dengan ESA memberikan presisi yang lebih
baik, dan kebebasan untuk menetapkan waktu pengapian. Hasilnya, sistem ini
memberikan konsumsi bahan bakar dan keluaran tenaga yang lebih baik.
Gbr. ESA
|
Dalam
proses pemajuan pemajuan dan pemunduran pengapian sisitem ESA memamfaatkan
bebrapa sinyal ,diantaranya :
·
Gbr. Sinyal IGT
|
Ketika sinyal IGT berpindah dari off ke on, igniter memulai aliran arus primer. Kontrol arus konstan Ketika arus primer mencapai nilai tertentu, ignitermembatasi daya ampere maksimum dengan mengatur arus. Kontrol sudut dwell Untuk menjamin durasi yang cukup arus primer, yang akanberkurang seiring naiknya putaran mesin, kontrol ini mengatur panjang waktu(dwell angle) tatkala arus mengalir. (Pada beberapa model terakhir,kontrol ini dipengaruhi melalui sinyal IGT.)Ketika sinyal IGT berubah dari off ke on, igniter mematikan arus primer.Pada saat arus primer ditutup, ratusan volt dihasilkan dalam kumparan primer dan puluhan ribu volt dihasilkan dalam kumparan sekunder, yang menyebabkan busi memercikkan bunga api.
·
Sinyal IGF
Igniter melakukan pemutusan arus-primer yang mengalir ke koil pengapian secara presisi sesuai sinyal pengapian ( IGT) yang dikeluarkan oleh ECU mesin. Kemudian, igniter mengirimkan sinyal konfirmasi pengapian (IGF) ke ECU mesin sesuai dengan kuat arus dari arus primer. Sinyal IGF dikeluarkan apabila arus primer yang mengalir dari igniter mencapai nilai yang ditetapkan IF1.Ketika arus primer melampaui nilai IF2 yang ditentukan, sistem memastikan bahwa jumlah arus yang diperlukan sudah mengalir, dan membiarkan sinyal IGF untuk kembali ke tegangan awal. (Gelombang sinyal IGF berbeda-beda dari model ke model.) Bila ECU mesin tidak menerima sinyal IGF, maka ECU mesin akan menentukan bahwa telah terjadi kegagalan pada sistem pengapian. Untuk mencegah katalis dari overheating, mesin ECU menghentikan injeksi bahan bakar dan menyimpan kegagalan itu di dalam fungsi diagnosis.Akan tetapi, ECU mesin tidak dapat mendeteksi kegagalan pada sirkuit arus sekunder karena ECU mesin hanya memonitor sirkuit arus primer sebagai sinyal IGF.
Igniter melakukan pemutusan arus-primer yang mengalir ke koil pengapian secara presisi sesuai sinyal pengapian ( IGT) yang dikeluarkan oleh ECU mesin. Kemudian, igniter mengirimkan sinyal konfirmasi pengapian (IGF) ke ECU mesin sesuai dengan kuat arus dari arus primer. Sinyal IGF dikeluarkan apabila arus primer yang mengalir dari igniter mencapai nilai yang ditetapkan IF1.Ketika arus primer melampaui nilai IF2 yang ditentukan, sistem memastikan bahwa jumlah arus yang diperlukan sudah mengalir, dan membiarkan sinyal IGF untuk kembali ke tegangan awal. (Gelombang sinyal IGF berbeda-beda dari model ke model.) Bila ECU mesin tidak menerima sinyal IGF, maka ECU mesin akan menentukan bahwa telah terjadi kegagalan pada sistem pengapian. Untuk mencegah katalis dari overheating, mesin ECU menghentikan injeksi bahan bakar dan menyimpan kegagalan itu di dalam fungsi diagnosis.Akan tetapi, ECU mesin tidak dapat mendeteksi kegagalan pada sirkuit arus sekunder karena ECU mesin hanya memonitor sirkuit arus primer sebagai sinyal IGF.
Bab IV. ELEKTROENIK FUEL INJEKTION (EFI).
I.
Apa itu EFI.
ECU dengan menggunakan beragam sensor untuk mendeteksi
kondisi kerja mesin dan kendaraan sesuai dengan sinyal dari sensor-sensor, maka
ECU mengkalkulasikan volume injeksi bahan bakar yang optimal. Selama berkendaran
dengan normal, ECU mesin menentukan volume injeksi bahan bakar yang mencapai
rasio teoritis udara-bahan bakar,
konsumsi bahan bakar dan level gas buangan yang baik secara simultan
untuk mencapai perorma mesin yang optimal.
Gbr. Proses dari control komputer
|
Pada saat
lain, seperti selama pemanasan mesin, akselerasi, deselerasi, atau membawa
beban berat, ECU mesin mendeteksi kondisi-kondisi tersebut dengan berbagai
sensor dan mengatur volume injeksi bahan bakar untuk menjamin campuran
udara-bahan bakar yang optimal sepanjang waktu.
Disini EFI dapat disimpulkan bahwa , EFI merupakan sebuah sistem yang
mengontrol penyuplaian bahan bakar ke ruang bakar dengan cara diinjeksikan oleh
injektor berdasarkan signal-signal sensor-sensor dan putaran mesin serta dikontrol
secara elektronik oleh ECU mesin.
Komponen-komponen dasar yangmendukung kerja EFI berupa
Sensors dan Aktuator serta ECU sebagai pengendali utama.Tugas sensor disini
mendeteksi setiap kerja mesin, baik suhu,putaran,gerakan dan kondisi-kondisi
lain.Sedangkan Aktuator berfungsi untuk melaksanakan tiap sinyal perintah yang
telah di tentukan oleh ECU.
II.
Tipe
–tipe EFI.
A. Menurut pengontrolan computer.
Dalam proses kerja pengontrolan
pada tipe ini dibagi menjadi dua tipe.
a.
Tipe
analog
Untuk
tipe analog sebagian kerja dari system belum sepenuhnya dikontrol oleh
ECU/ECM,sebagai contoh :
·
Pengontrolan
kerja injeksi bahan bakar ,masih menggunakan cold star injector yang proses
kerjanya berdasarkan signal dari stater ,switch dan time switch cold star injector.
·
Pengontrolan
kecepatan langsam ,disini Air valve bekerja sesuai temperature air pendingin.
·
Untuk
proses diagnosis pada tipe ini belum bisa dilakukan proses diagnosis .
b.
Tipe
TCCS (Toyota Computer Control System ).
Tipe
TCCS merupakan penyempurnaan dari tipe analog,dalam proses kerja semua ECU/ECM
melayani data untuk semua system kerja .Pengontrolan di TCCS meliputi beberapa
fungsi :
·
Fungsi
Pengaturan Langsam/idle. Untuk fungsi ini langsam/idle tidak bisa disetel secara
manual karena ECU/ECM telah mengatur secara otomatis dengan mengandalkan ISC
(Idle Speed Control ).
·
Fungsi
Back-up, ECU/ECM .
ECU/ECM
akan mempertahankan kerja mesin selama ±10 Km, bila ada sensor yang mengalami
malafungsi dan mempertahankan data-data
kerusakan dari sensor sampai tehnisi membaca data dan meriset kembali.
·
Fail
save Function/fungsi penyimpanan data.
Untuk
fungsi ini ECU/ECM akan menyimpan data–data kerusakan dari sensor yang terjadi
malafungsi .
·
Diagnosis
Function/Fungsi analisa.
Di dalam ECU
dibangun sebuah system self built-in diagnosis yang dapat menganalisa sendiri
bila terjadi malafungsi pada system dan memberikan informasi melalui MIL untuk
pengendara dan tehnisi.
·
DLL.
EFI
|
B. Berdasarkan pendeteksian udara.
Untuk tipe ini system EFI bekerja
dalam menentukan saat dan lamanya terjadi pengapian, penentuan dasar dalam ECU
melakukan kalkulasi terhadap proses injeksi berdasarkan pendeteksian dari
udara. Dalam proses pendeteksian udara, untuk tipe ini dibagi menjadi dua.
a.
Tipe
D.
Tipe
D berasal dari bahasa Jerman yaitu kata “Drunk” yang berarti tekanan. Dalam
pendeteksian udara, sensor akan mendeteksi seberapa tekanan udara yang masuk
melewati saluran udara ke intake manifold. Hasil dari pendeteksian akan dikirim
ke ECU berupa signal tegangan untuk menentukan timing, volume, dan durasi
injeksi. Dalam proses ini ECU juga bekerja berdasarkan putaran mesin. Sensor
dasar tipe ini adalah PIM (Pressure Intake Manifold).
b.
Tipe
L
Tipe L
berasal dari bahasa Jerman yaitu kata “Luft” yang berarti aliran. Dalam
kerjanya, sensor akan mendeteksi banyaknya udara yang mengalir ke intake
manifold. Hasil pendeteksian akan dikirim ke ECU berupa signal tegangan untuk
menentukan timing, volume, dan durasi injeksi. Didalam prosesnya, ECU juga
bekerja berdasarkan putaran mesin yang diterima melalui sensor putaran mesin.Sensor
dasar untuk tipe ini adalah AFM (Air Flow Meter)
Perbedaan kedua tipe
EFI tersebut dapat dilihat dari penempatan sensor masing-masing. Untuk EFI tipe
D, sensor dasar ditempatkan setelah Throtle Valve, sedangkan untuk EFI tipe L,
sensor dasar diletakkan sebelum Throtle Valve.
SYSTEM – SYSTEM DASAR EFI
I.
Fuel
System.
A. Apakah fuel System itu?
Dalam proses terjadinya
pembakaran di ruang bakar, bahan bakar merupakan salah satu syarat penting
untuk terjadinya pembakaran sempurna. Bahan bakar yang bertekanan disalurkan
dari tangki melalui saluran bahan bakar menuju ruang bakar. Proses penyaluran
bahan bakar yang bertekanan dari tangki ke saluran dan ke injektor untuk diinjeksikan
ke ruang bakar dilakukan oleh Fuel System
.Fuel System bersama komponen-komponennya bekerja untuk dapat menghasilkan
pembakaran yang sempurna dalam pencapaian efisiensi tenaga yang maksimum, maka
sistem bahan bakar harus dapat menciptakan kondisi bahan bakar yang mudah
terbakar serta dapat dengan mudah bercampur dengan partikel-partikel udara di
ruang bakar.
Perbandingan
udara dan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari bagian udara dan
bahan bakar. Bahan bakar harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang
bakar untuk mengahsilkan tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan bahan bakar
dan udara menurut teoritisnya adalah 15: 1, yaitu 15 untuk udara dan 1 untuk
bahan bakar. Tetapi pada kenyataanya, mesin menghendaki campuran udara dan
bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung pada temperatur, kecepatan
mesin, beban dan kondisi yang lainnya.
B.
Komponen-komponen Fuel System.
a.
Fuel tank.
Fuel
tank berfungsi menampung bahan bakar sebelum disalurkan ke ruang bakar dan juga
menjaga keseimbangan volume bahan bakar dari setiap kondisi jalan, untuk kapasitas
penampungan bahan bakar tergantung dari tipe kendaraan.
Dalam
proses menjaga keseimbangan volume bahan bakar, tangki dibangun di dalamnya
sekat-sekat atau kamar-kamar yang berfungsi menjaga keseimbangan dari goncangan
yang pengendaraan pada tiap kondisi jalan.
Konstruksi tangki terdiri dari :
-
Separator yang berfungsi untuk
menjaga kerataan permukaan atau keseimbangan volume bahan bakar disaat mendapat
kejutan/goncangan di jalan yang tidak
rata dan saat jalan menanjak dan menurun.
-
Lubang masuk, berfungsi untuk
mengisi bahan bakar.
-
Selang udara berfungsi untuk
mempermudah pengisian bahan bakar.
-
Fuel sender gauge, berfungsi
untuk pengukur volume bahan bakar.
-
Sub tank befungsi untuk atau
tangki kecil, berfungsi untuk menjaga
agar tidak terjadi kekosongan bahan bakar.
-
Unit fuel pump untuk memompakan
bahan bakar, (tipe mesin EFI).
-
Drain plug, berfungsi untuk
menguras bahan bakar.
b. Fuel Pump.
Fuel pum berfungsi untuk memompakan bahan bakar dari tangki untuk disalurkan ke ruang bakar. Fuel
pump terdiri dari :
-
Motor berfungsi untuk
menghasilkan putaran.
-
Pump Impeller,berfungsi untuk menghisap
dan menekan bahan bakar keluar dari pompa.
-
Fuel pump filter berfungsi
sebagai penyaring bahan bakar di tangki.
-
Check Valve dan Relieve Valve
berfungsi sebagai katup penghubung dari pompa keluar pompa.
Untuk tipe EFI fuel pump dipasang di dalam tangki
bahkan untuk mobil keluaran sekarang didalam beberapa komponen fuel sistem
dipasang didalam tanki.
Cara kerja, saat fuel pump mendapatkan tegangan
maka Pump impeller diputar oleh motor untuk mengompresi
bahan bakar. Check valve tertutup saat pompa dihentikan untuk menjaga
tekanan dalam jalur bahan bakar agar mesin mudah di-start kembali .
Apabila tidak ada tekanan residual, penguncian uap dapat dengan mudah
terjadi pada suhu tinggi, menyebabkan mesin sulit di-start kembali . Relief
valve terbuka saat tekanan pada sisi outlet terlalu tinggi untuk
mencegah tekanan bahan bakar menjadi terlalu tinggi
Wiring Cara kerja fuel Pump
Untuk kontrol kerja pompa bahan bakar pada sistem EFI dilakukan oleh beberapa
komponen, yaitu :
-
Kunci kontak, berfungsi
menyambung dan memutuskan arus.
-
EMR, (Efi Main Relay), relay
utama power suplay pada sistem EFI.
-
COR, (Circuit Opening Relay), relay
utama untuk power suplay ke fuel pump.
-
ECU, berfungsi untuk meng ON/OFF
kerja dari COR.
-
AFM , untuk mobil tertentu AFM masih
digunakan untuk mengatur kerja fuel pump.
Langkah-langkah kerja Fuel
pump.
·
Saat posisi Ig switch pada posisi ON,
arus mengalir dari baterai ke
kunci kontak, terminal 85 lilitan di EMR dan ke massa, akibatnya terjadi
kemagnetan di lilitan relay EMR, plat kontak terhubung . COR mendapatkan arus
di terminal plat kontak, menunggu plat kontak terhubung .
Arus juga mengalir dari kunci
kontak ke lilitan COR dan Stanby di terminal FC ECU, disebabkan Microprosessor
belum meng-On-kan Transistor.
·
Pada saat kunci kontak pada posisi ST.
ECU menerima sinal tegangan
dari ST melalaui terminal STA, microprosessor akan mengkakulasikan sinyal
tersebut dan mengirim output signal positif ke terminal base (B)
Transisitor.Ketika transisitor telah mendapatkan tegangan positif di terminal
B, maka transistor tersebut akan ON, akibatnya arus yang stanby di terminan FS
dapat masuk ke transisitor dan terminal E1 lalu ke massa.
Pada proses ini lilitan di COR
terbangkit medan magnet, maka plat kontak COR dapat terhubung, Efeknya arus
mengalir :
Baterai Fuse EFI
plat kontak EMR plat kontak COR Terminal (+) FP lilitan FP Terminal (-) FP massa.
Dari proses ini maka Fuel Pump dapat bekerja.
·
Pada saat mesin telah hidup.
Sinyal STA terputus karna
posisi kunci kontak dikembalikan pada ON, untuk mempertahankan kerja dari Fuel
pump maka Signal Ne dari Signal generator
(tipe distributor)atau sensor crankshaft (tanpa distributor).Pada prose
ini fuel pump dapat bekerja terus sehingga bahan bakar dapat di suplay ke ruang
bakar.
·
Pada saat mesin mati.
Bila mesin berhenti secara
tiba-tiba maka fuel pump akan berhenti juga karna transisitor tidak mendapatkan
tegangan membuat Transisitor OFF, biarpun kunci kontak masih pada posisi ON.Kondisi
ini bertujuan untuk menciptakan keamanan bila terjadi kecelakaan, bila terjadi
tabrakan dan mesin mati maka bahan bakar pun ikut berhenti mengalir biarpun
kunci kontak masih ON, maka terjadinya kebakaran dapat dihindari.
Pengontrolan
kerja fuel pump tipe lama.
UModel ini cara kerja ini relay COR bekerja bekerja
saat awal mesin hidup.
Posisi kunci kontak ON
Baterai Fuse
IG switch Lilitan EMR Massa . efeknya lilitan EMR terjadi kemagnetan maka plat kontak tertarik dan
terhubung.
Baterai Fuse
EFI plat kontak EMR Terbagi ke beberapa rangkaian.
·
Terminal Fp di DLC 1(diagnosis)
·
Terminal plat kontak COR (terminal 30) disini arus
stanby.
·
Lilitan 1 COR
Terminal FC ECU Terminal C
transisitor, tegangan Stanby karna Transisitor belum ON.
·
Resisitor COR
Kondensor, disini arus tersimpan.
Posisi kunci kontak ST.
Pada saat posisi kuncikonta
diposisikan pada ST, artinya mesin mau distater maka arus mengalir :
Baterai Fuse IG switch posisi ST lilitan 2 COR Massa.Lilitan 2 COR akan terbangkit medan magnet mengakibatkan plat konta di
COR tertarik dan terhubung, Efek nya Arus
yang stanby di terminal 30 COR terminal 87 COR terminal positif fP lilitan Terminal negatif fp massa. Pada proses ini Fuel pump dapat
bekerja menyalurkan bahan bakar .
Mesin hidup
kunci kontak dikembalikan pada ON.
Fuel pump harus dipertahankan kerjanya agar mesin dapat hidup walaupun
signal dari ST telah putus, disini yang mempertahankan kerja dari fuel pump
adalah signal dari distributor berupa signal NE.
Mesin berputar ,Signal NE terbangkit
microprossesor ECU Terminal B
Transistor Massa. Transisitor tetap masih ON ,akibatnya lilitan 2 COR masih terbangkit
medan magnet dan plat kontak di COR masih terhubung ,,,......dan Fuel pump
masih dapat bekerja .Proses kerja seperti ini bertujuan untuk keamanan
terhindari dari kebakaran bila terjadi kecelakaan, disini fuel pump akan
berhenti bila mesin mati biarpun kunci kontak masih padan posisi ON.Model cara
kerja ini digunakan pada mesin 7k-E (kijang EFI), 4A-7A FE (Corrolla), dan
lain-lain.
DLC 1 Beberapa model kendaraan dilengkapi dengan DLC, seperti
terlihat pada gambar .Bila terminal +B dan terminal FP hubungkan menggunakan
SST dengan ignition switch di posisi ON, arus akan mengalir ke pompa bahan
bakar tanpa melalui circuit opening
relay.Dengan cara ini, pemeriksaan tekanan bahan bakar atau operasi
pompa dapat dilakukan dengan memaksa pompa bahan bakar untuk bekerja.
Tipe kerja fuel pump pada L EFI
Posisi
kunci kontak ON
Baterai Fuse
IG switch Lilitan EMR Massa . efeknya lilitan EMR terjadi kemagnetan maka plat kontak tertarik dan
terhubung.
Baterai
Fuse EFI plat kontak EMR Terbagi ke beberapa rangkaian.
§ Terminal Fp di DLC 1(diagnosis)
§ Terminal plat kontak COR
(terminal 30) disini arus stanby.
§ Lilitan 1 COR Terminal FC ECU Terminal C transisitor, tegangan Stanby
karna Transisitor belum ON.
§ Resisitor COR Kondensor, disini arus tersimpan.
Posisi kunci
kontak ST.
Pada saat posisi kuncikonta diposisikan pada ST, artinya mesin mau
distater maka arus mengalir :
Baterai Fuse IG switch posisi ST lilitan 2 COR Massa.
Lilitan 2 COR akan terbangkit medan magnet mengakibatkan plat konta di
COR tertarik dan terhubung, Efek nya
Arus yang stanby di terminal 30 COR
Terminal 87 COR Terminal
positif FP lilitan Terminal negatif fp massa. Pada proses ini Fuel pump dapat
bekerja menyalurkan bahan bakar .
Mesin
hidup kunci kontak dikembalikan pada ON.
Fuel pump harus dipertahankan kerjanya agar mesin dapat hidup walaupun
signal dari ST telah putus, disini yang mempertahankan kerja dari fuel pump
adalah Air Flow meter (AFM). Model cara kerja ini digunakan pada kenderaan Crown,cresida
, dan lain-lain.
c. Fuel Line.
Fuel line merupakan saluran bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai ke
injektor yang berfungsi untuk menyalurkan aliran bahan bakar.uel line memiliki
2 tipe :
i.
Fuel line dengan 2 saluran.
F u e l L i n e /saluran
masuk
FT
FF
PD
FP
Fuel Return line/selang balik
PR
FP =
Fuel Pump/pompa bensin.
FF =
Fuel Filter/saringan bensin.
PD =
Pulsation Damper.
PR =
Pressure Regulator.
|
Untuk tipe ini masih menggunakan 2 selang saluran bahan bakar, selang
masuk dan selang pembalik bahan bakar yang telah diatur oleh Pressure
regulator.
Penggunaan tipe ini di aplikasikan pad mesin Efi kijang( 7k-E, 1RZ 2.0),
innova (1TR) Corrolla, Corrona dan lain-lain
ii.
Tipe Satu saluran.
Tipe ini saluran bahan bakar
yang keluar dari tanki cuam satu saluran, bahan bakar yang keluar merupakan
bahan bakar yang telah bertekanan stabil .pengaturan tekanan telah dilakukan
didal tanki.
Didalam tanki komponen-komponen
bahan bakar telah disatukan pemasangannya ,Fuel pump, Fuel Filter, pressure
regulator dan selang balik dipasang dalam satu unit fuel pump assy.untuk
menyalurkan bahan bakar ke injektor disalurkan melalui satu selang ke delevari
pipe serta di redam ole pulsation damper.
Untuk produk kenderaan dewasa ini tipe ini banyak di gunakan, Avanza/Xenia juga menggunakan tipe ini.
Untuk produk kenderaan dewasa ini tipe ini banyak di gunakan, Avanza/Xenia juga menggunakan tipe ini.
d. Fuel Filter.
Fuel filter merupakan bagian penteing dari saluran bahan bakar yang
berungsi untuk menyaring bahan bakar dari kotoran-kotoran dari bahan bakar itu
sendiri.
Model fuel filter yang terlihat di samping merupakan Fuel filter yang
digunakan di tipe penyaluran bahan bakar konventional,di toyota kijang
karburator masih menggunakan tipe ini.bahan bakar dari tanki akan masuk ke
element uel filter dan keluar dengan kondisin bahan bakar telah bersih.
fuel filter
innova
|
Bila saringan sampai tersumbat, ini akan mengurangi tekanan bahan bakar yang dikirim ke injektor, dan menyebabkan kesulitan starter atau kondisi berkendara yang tidak enak.
Pada kenderaan Avanza/Xenia dan
bebrapa jenis yang lain, saringan bensin dipasang didalam tanki satu unit
dengan fuel pump,pressure regulator.
e. Pulsation Damper.
Pulsation damper
menggunakan diafragma untuk menyerap sedikit denyut tekanan bahan bakar yang
dihasilkan oleh injeksi bahan bakar dan kompresi pompa bahan bakar.
Tekanan bahan bakar dapat diperiksa dengan mudah melalui sekrup pulsation damper. Beberapa jenis mesin tidak memiliki pulsation damper.
Tekanan bahan bakar dapat diperiksa dengan mudah melalui sekrup pulsation damper. Beberapa jenis mesin tidak memiliki pulsation damper.
Pulsation Damper berfungsi untuk meredam fluktuasi bahan
bakar.
Pulsation damper dipasang di delevary pipe yang
berhubungan langsung denga saluran dari fuel pump.
f. Delivery Pipe.
Delivery pipe merupakan komponen fuel system yang berfungsi sebagai :
-
Penampung bahan bakar yang
bertekanan.
-
Dudukan injektor.
-
Dudukan pulsation damper dan
Pressure Regulator.
Tekanan bahan bakar akan di pertahankan pada nilai standart menurut spesifikasi
dari model kenderaan didalam delivery pipe sebelum dapat mangalir ke injektor.
Delivery Pipe
|
g.
Pressure Regulator.
Pressure Regulator merupakan komponen yang mengatur tekanan bahan bakar
yang dipompa oleh pompa bahan bakar.Bahan bakar yang kan diinjeksikan ke ruang
bakar diharapkan dapat mencapai tekanan stndart menurut tipe mesin supaya
injektor dapat melakukan penyemprotan yang baik.Sebagai
tambahan, pressure regulator menjaga tekanan residual dalam saluran
bahan bakar dengan cara sama dengan check valve pompa bahan bakar.
Ada dua tipe metode regulasi bahan bakar.
Ada dua tipe metode regulasi bahan bakar.
1.
Tipe a ( Pressure Regulator dipasang di luar tangki ,di
delivery pipe)
Tipe ini
dilengkapi dengan delivery pipe yang terus mengatur tekanan bahan bakar
untuk menjaga tekanan bahan bakar lebih tinggi dari tekanan yang ditentukan
oleh manifold pressure.
Cara kerja,
tekanan bahan bakar yang di tekan oleh pompa akan menekan pegas diagfragma
didalam pressure regulator,maka valve didalam pressure regulator akan terbuka
sehingga bahan bakar dapat di kembalikan ke tangki melalui fuel return line. Dalam
proses kerja vakum manifold juga berpengaruh dalm pengaturan tekanan bahan
bakar karena vacuum manifold diberikan
ke ruang atas diafragma, tekanan bahan bakar dikontrol dengan mengubah tekanan
ketika katup dibuka sesuai dengan vacuum manifold
Untuk tipe ini tekanan bahan bakar akan di
pertahankan pada nilai standart 2.55 –
2.9 kg/cm², bila tekanan lebih dari nilai Standart maka bahan bakakr akan
dikembalikan ke tanki.
Vakum manifold selalu berubah
tergantung dari kondisi mesin. Karena itu, untuk tipe ini tekanan bahan bakar
secara terus menerus diatur sesuai dengan
vacuum intake manifold untuk menjamin tekanan bahan bakar di atas
tekanan setting guna menjaga
pengaturan jumlah penyemprotan per durasi injeksi.
2.
Tipe b ( pressure regulator in tank ).
Pada tipe ini Pressure
Regulator dipasang di dalam tanki satu unit dengan pompa bensin, saringan udara
. Bila tekana melebihi nila standart, maka langsung di kembalikan ke dalam
tangki, sedangkan yang di keluarkan ke saluran Fuel line bahan bakar yang nilat
tekanan telah konstan. Pada tipe ini saluran bahan bakar Cuma ada satu saluran
yang menuju delivery pipe dan injektor. Saat tekanan bahan bakar
melewati gaya pegas pressure regulator, valve terbuka untuk
mengembalikan bahan bakar ke tangki dan meregulasi tekanan. Tekanan bahan bakar yang dipertahankan pada tipe ini adalah 3.3kg/cm²
.
h. Fuel Return Line.
Fuel Return line merupakan selang pengembali bahan bakar bila melebihi
tekanan yang di pompa oleh pompa bahan bakar.
i.
Injektor.
Injektor merupakan komponen
selenoid yang terdiri dari lilitan dan katub serta plunger, bila di berikan
arus maka liltan tersebut akan membangkitkan medan magnet mengakibatkankan
katub akan terbuka.Pada ujung injektor disediakan lubang keluar bahan bakar,
lubang ini tergantung dari tipe injektor serta menurut tipe mesin.Injektor
menginjeksi bahan bakar ke dalam cylinder port intake sesuai dengan
sinyal dari ECU mesin yang menyebabkan arus mengalir dalam kumparan solenoid,
yang menyebabkan plunger
tertarik, dan katup pun terbuka untuk menginjeksikan bahan bakar.
Petunjuk : Seperti
yang terlihat pada gambar disamping untuk Penanganan
ring-O: Ring tidak boleh di gunakan kembali, bila ring O telah pernah
dilepas.Untuk pemasangan Ring lapisi
dengan bensin dan sewaktu memasang
injektor ke delivery pipe,
jangan sampai merusak ring-O. Bila injektor terpasang dalam delivery pipe, putar injektor dengan
tangan. Bila tidak berotasi dengan mulus, ring-O brrti sudah rusak.
Metode
Injeksi bahan Bakar.
metode penginjeksian
bahan bakar ke ruang bakar oleh injektor dilakukan dalam beberapa tipe
berdasarkan dari spesifikasi mesin
a. Tipe
Independent (Sequential).
Tipe ini injektor menyemprot bahan bakar tiap 1 kali
putaran poros engkol, maka terjadi 2kali injeksi,berarti 2 injektor bekerja
menginjeksikan bahan bakar.Selanjutnya untuk 2 injektor lagi penginjeksian
bahan bakar dilakukan pada putaran poros
engkol terakhir untuk satu siklus kerja mesin 4 langkah. Setiap injektor
dikontrol secara individu, sehingga saat injeksi tiap silinder dapat diatur
tepat pada saat langkah hisap, sehingga kabutan bahan bakar dapat langsung
masuk ke dalam silinder dan tidak perlu menunggu katup hisap terbuka, hal ini
memungkinkan homogenitas campuran menjadi lebih baik.
b. Tipe
Per Group.
Pada metode ini bahan bakar di
injeksikan tiap group berjumlah sekali oleh injector untuk setiap dua kali putaran poros engkol (
720˚) , oleh karena berjumlah dua group maka kita ambil kesimpulan bahwa terjadi satu kali penginjeksian oleh injector untuk group 1 dan group 2 selama
dua kali putaran poros engkol.Untuk injector berjumlah 4 unit maka dapat
dikelompokka menjadi 2 group :
·
injector
no 1 & 3 adalah group (1).
·
injector
no 2 & 4 adalah group (2)
Pada kendaraan : Corrola, Soluna, kijang
LGX,LSX,KRISTA,dll mengaplikasikan tipe ini.
Untuk
mesiin 6 dan 8 cylilinder dalam gambar dijelaskan bagaimana penggabungan
injector menjadi goup.
.
c. Tipe
Simultan.
Pada metode simultan seluruh
injector bekerja sekaligus dan melakukan penginjeksian secara bersama sebanyak
dua kali penginjeksian dalam dua kali
putaran poros engkol (720˚). Sedikit berbeda dengan tipe lainnya dari segi
banyaknya penginjeksian pada injector , disini injector melakukan sebanyak dua
kali injeksi untuk tiap dua putaran crank shaft atau selama 720˚. Tipe seperti
ini banyak diterapkan pada kendaraan EFI terdahulu, saat ini kendaraan lebih
banyak menggunakan tipe independen.
Berikut beberapa kemungkinan dari kekurangan type simultan ( serempak ) :
·
Suplai
bahan bakar menjadi kurang efisien.
·
Beberapa
bahan bakar disuplai tidak sesuai kebutuhan tiap sylinder.
·
Banyaknya
bahan bakar yang menunggu cukup lama pada intake manifold untuk dihisap kedalam
silinder sehingga ada kemungkinan bahan bakar tersebut menjadi sedikit
berkurang karena panas mesin.
Pada tipe
simultan semua injektor dirangkai parallel ke ECU, saat ECU memberikan signal
maka semua injektor menginjeksikan bahan bakar.
bahan bakar diijeksikan secara independen ke setiap cylinder
atau bahan bakar disemprotkan secara simultan ke semua cylinder. Timing
injeksinya juga beragam, ada yang penyemprotannya dilakukan pada waktu
yang ditentukan atau injeksi disesuaikan dengan perubahan jumlah udara intake
atau putaran mesin. Sebagai tambahan, semakin besar volume injeksi, maka awal timing
injeksi harus semakin cepat. Kandungan sulfur pada bahan bakar dapat
menyebabkan lubang injektor tersembat sehingga volume injeksi berkurang, idling
kasar dan back firing. Upaya mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan
menambahkan injector cleaner pada bahan bakar agar injector tetap bersih.
Tipe Injektor menurut konnector
II.
Air
Indution System.
Untuk terjadi pembakaran yang
sempurna didalam ruang bakar, maka bahan bakar
bisaterbakar bila dicampur dengan udara serta perbandingan yang tepat.
Air Induktion System berfungsi mangatur proses penyaluran udara ke ruang bakar
melalu beberapa komponen-komponen nya.
A.
Komponen-komponen
Air induction System.
Disini
kami akan membahas komponen Air Induction system menurut tipe EFI .
a.
Komponen
Air Induction menurut EFI tipe L (crown dan cressda)
b.
Komponen
Air Induction System menurut Tipe D.
1.
Saringan
Udara dan rumah saringan udara,
Saringan udara merupakan komponen
penting di Air Induktion system yang berfungsi untuk menyaring udara dari
partikel-partikel kotoran yang dibwa bersama udara .Untuk mencapai pembakaran
yang sempurna maka udara yang masuk ke ruang bakar diharapkan bersih dari
kotoran, dengan tujuan untuk menciptakan campuran yang baik dan mudah terbakar.
Kondisi udara di beberapa tempat berbeda-beda, ada yang kotor dan bersih, bila udara kotor maka saringan udara akan menjadi kotor sehingga akan menghalangi ke dalam ruang bakar. Proses terhambatnya udara ini dapat menyebabkan jumlah campuran kurang tepat dan pembakaran tidak sempurna, maka dengan itu saringan udara perlu di bersihkan secara berkala.
Kondisi udara di beberapa tempat berbeda-beda, ada yang kotor dan bersih, bila udara kotor maka saringan udara akan menjadi kotor sehingga akan menghalangi ke dalam ruang bakar. Proses terhambatnya udara ini dapat menyebabkan jumlah campuran kurang tepat dan pembakaran tidak sempurna, maka dengan itu saringan udara perlu di bersihkan secara berkala.
Cara membersikan saringan udara
dengan mengunakan angin kompresor maka semprotka dari dalam keluar seperti
terlihat pada gambar.
2.
Air
Flow Meter.
Air
flow meter adalah sebuah komponen sensor yang dipasang di rumah saraingan udara
yang berfungsi untuk mendeteksi aliran udara dan digunakan pada EFI tipe L yang
mengalir ke intake digunakan sebagai dasar perhitungan dalam menentukan durasi injeksi dan
sudut pengajuan pengapian.Secara garis besar Airlow Meter terdiri dari beberapa
tipe :
a.
Tipe
Vane.
Air flow meter tipe vane terdiri dari
beberapa komponen, seperti terlihat pada gambar. Saat udara melewati air
flow meter dari saringan udara, measuring plate akan terdorong
terbuka. Gaya yang bekerja pada measuring plate seimbang dengan pegas
pembalik (return spring).
Potensiometer, yang dihubungkan ke measuring plate (dengan sumbu yang
sama) , ikut bergerak bila measuring plate bergerak . Gaya gerak ini sesuai
volume aliran udara yang masuk kemudian dirubah oleh potensiometer menjadi sinyal voltase (sinyal VS) yang
dikirim ke ECU mesin. Didalam Air flow meter ini juga dipasang air temperatur
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu udara.
Tipe model ini digunakan pada EFI tipe L seperti pada kenderaan Toyota
crown dan cressida .Dalam proses pengontrolan pompa bahan bakar Air Flow meter
Tipe ini sangat berpengaruh, disaat mesin telah hidup air flow meter bekerja
memberikan massa untuk lilitan 1 di COR membuat fuel pump dapat dipertahankan
kerja nya.
b.
Tipe
Korner Vortex.
Tipe
ini langsung mendeteksi volume udara intake secara optik. Tipe ini lebih
ringan dan kecil dibanding tipe vane. Bentuk saluran udara yang ringkas
juga mengurangi resistansi udara intake. Sebuah pilar (disebut "vortex
generator") yang ditempatkan di tengah aliran udara yang sama
menghasilkan vorteks yang disebut "Karman vortex".
Karena frekuensi vorteks ini sebanding dengan kecepatan aliran udara, volume
aliran udara dapat dihitung dengan mengukur frekuensi vorteks.Vorteks dideteksi
dengan mengarahkan lembaran logam tipis (disebut "mirror") ke
tekanan vorteks dan secara optikal mendeteksi vibrasi mirror dengan
menggunakan photocoupler (kombinasi LED dan phototransistor).Sinyal
volume udara intake (KS) adalah sinyal pulsa seperti pada gambar. Saat
volume udara intake rendah, frekuensi sinyal rendah. Saat volume tinggi,
frekuensi sinyal tinggi.
c.
TIpe
Hot-Wire.
Sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi gambar dibawah,
konstruksi air flow meter tipe hot-wire sangat sederhana.Air
flow meter yang kecil dan ringan yang merupakan tipe plug-in
dipasang di air passage, dan menyebabkan bagian intake air
mengalir melalui detection area. Sebagaimana ditunjukkan pada ilustrasi,
sebuah hot-wire dan thermistor, yang digunakan sebagai sensor,
dipasang pada detection area. Dengan mengukur langsung massa udara
intake, presisi pendeteksian ditingkatkan dan hampir tidak ada resistansi udara
intake. Sebagai tambahan, karena tidak ada mekanisme khusus, air flow
meter ini mempunyai daya tahan yang sangat baik.Air flow meter yang
ditunjukkan pada ilustrasi juga mempunyai sensor temperatur udara intake
yang terpadu.
Pada
sistem ini, suhu hot-wire (Rh) dijaga secara terus menerus agar
temperaturnya tetap lebih tinggi dari suhu udara intake dengan
menggunakan thermistor (Ra). Karena massa udara intake dapat diukur
dengan akurat walaupun suhunya berubah, tidak perlu bagi ECU mesin untuk
mengoreksi durasi injeksi bahan bakar untuk suhu udara intake itu.Selain
itu, saat densitas udara meningkat pada daerah dengan ketinggian tertentu (altitude),
maka kapasitas pendinginan udara juga akan menurun dibanding dengan volume
udara intake yang sama pada daerah permukaan laut. Sehinga menyebabkan,
jumlah pendinginan untuk hotwire berkurang. Karena massa udara intake
juga terdeteksi berkurang, maka tidak diperlukan koreksi kompensasi atas
ketinggian (altitude) daerah itu.
PETUNJUK:
Tegangan (V) dibutuhkan untuk menaikkan suhu hotwire (Rh) oleh jumlah dari ΔT dari suhu udara intake yang tetap konstan sepanjang waktu walaupun suhu udara intake berubah. Kapasitas pendinginan udara juga selalu sebanding dengan massa udara intake. Akibatnya, bila massa udara intake tetap sama, output air flow meter tidak akan berubah walaupun suhu udara intake berubah.
Tegangan (V) dibutuhkan untuk menaikkan suhu hotwire (Rh) oleh jumlah dari ΔT dari suhu udara intake yang tetap konstan sepanjang waktu walaupun suhu udara intake berubah. Kapasitas pendinginan udara juga selalu sebanding dengan massa udara intake. Akibatnya, bila massa udara intake tetap sama, output air flow meter tidak akan berubah walaupun suhu udara intake berubah.
Cara Kerja Air Flow Meter
Seperti
ditunjukkan pada gambar, arus mengalir ke hot-wire ( kabel pemanas)
menyebabkannya jadi panas.Ketika udara mengalir di sekitar kawat, hotwire
didinginkan sesuai dengan massa udara intake. Dengan mengendalikan arus
yang mengalir ke hot-wire untuk menjaga agar temperatur hot-wire
konstan, maka arus yang mengalir akan sebanding dengan massa udara intake.
Sehingga massa udara intake dapat diukur dengan mendeteksi arusnya.
Untuk selanjutnya, oleh air flow meter tipe hot-wire , arus ini
dikonversi menjadi voltase yang kemudian di-output untuk ECU mesin
dari terminal VG
3.
Air
Connector Pipe.
Air connector Pipe merupakan
saluran udara yang menghubungkan rumah saringan udara ke throttle bodi, model
seperti ini dipasang di EFI tipe L. Sedangkan untuk Tipe D Air connector pipe
pemasangannya menghubungkan antara atmosfir luar ke rumah saringan udara.Di Air
connentor pipe di pasang sebuah resonator yang berfungsi untuk meredam desiran
udara yang masuk.
4.
Trottle
Body.
Trottle body
merupakan bagian dari saluran udara ke intake manifold yang berfungsi sebagai
ruang pemisah antara atmosfir luar dan intake manifold. Didalam Trottle bodi di
pasang trottle valve dengen poros nya di hubungkan ke throttle link dan
throttle position sensor.ISC juga dipasang yang menghubungkan saluran sebelum
throttle valve setelah throttle valve, untuk mesin control TCCS.Sedangkan EFI
tipe analog untuk menghubungkan saluran sebelum dan sesudah Trottle valve
adalah Air Valve.
5.
Intake
Manifold.
Intake
manifold merupakan ruangan persiapan untuk campuran bahan bakar dan udara sebelum
masuk keu ruang bakar.
Intak
manifold terbagi dalam beberapa tipe
a.
Tipe
separate
Tipe
ini manifold dan intake chamber dipisahkan ,penggunaan tipe ini sebagai contoh
dipasang di kijang EFI mesin 7k-E
b.
Tipe
Integrate.
Pada
tipe ini antara intake manifold dan intake chamber telah disatukan dalam satu
unit.Tipe ini banyak sekarang di gunakan di mesin-mesin keluaran baru,sebagai
contoh Avanza/Xenia menggunakan tipe ini.
Intake
manifold dipasang di cylinder head yang berfungsi untuk menghubungkan ke ruang
bakar,throttle body di pasang di bagian atas sebagai pintu saluran masuk
udara.Pada tipe EFI analong cold Star injector dipasang juga di intake manifold
yang berfungsi sebagai injector tambahan untuk memperbanyak bahan bakar disaat
suhu mesin dingin.
Cold Star
injector bekerja berdasarkan signal dari Stater disaat suhu mesin masih dalam
keadaan dingin, lamanya cold star bekerja diatur ole cold star injector switch
dan cold star injector time switch.
III.
Elektronik
Control System.
I.
Sensor
– sensor
1.
PIM
(Pressure Intake Manifold).
Sensor
PIM adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara yang masuk
ke intake manifold. Hasil pendeteksian udara yang dilakukan oleh sensor PIM
selanjutnya dilaporkan pada ECU berupa signal tegangan yang memungkinkan ECU
dapat menentukan timing, durasi, serta volume injeksi sehingga injector dapat
menyemprotkan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin.
Sensor PIM merupakan basic sensor atau sensor dasar mesin EFi tipe D.Sensor PIM dikenal juga dengan istilah lain seperti; VS (Vacum Sensor), MPS (Manifold Pressure Sensor), dan MAP (Maniold Air Pressure).
Sensor PIM merupakan basic sensor atau sensor dasar mesin EFi tipe D.Sensor PIM dikenal juga dengan istilah lain seperti; VS (Vacum Sensor), MPS (Manifold Pressure Sensor), dan MAP (Maniold Air Pressure).
·
Letak
Sensor
PIM terletak setelah Throtle Valve atau pada intake Chamber, tetapi ada yang
langsung di pasang pada Throtle Body.
·
Ciri-ciri
§
Mempunyai
tiga terminal yaitu VC, PIM, dan E2
§
Untuk
sensor PIM yang tidak secara langsung terpasang pada Throtle Body memiliki satu
selang vacuum yang langsung terhubung dengan Intake Chamber.
§
Memiliki
modal tegangan yang diberikan ECU sebesar 5 Volt
§
Memiliki
DTC 3.1 untuk OBD dan Non OBD
Sensor PIM
dibangun dari IC,silicon chipdalam satu unit komponen.proses kerja dihubungkan
ke intake manifold dengan menggunakan selang dan ada juga dipasang langsung di
intake manifold.bila terjadi kevakuman dalam intake manifold maka kevakuman ini
akan diteruskan kedalam sensor PIM dan langsung berhubungan dengan chip cilikon.hisapan
dari intake manifold akan menggerakkan chip cilikon, pergerakan chip ini akan
dirubah ke tegangan oleh IC dan dikirim ke ECU melalui terminal PIM
2.
TPS
(Throtle Porition Sensor)
Sensor
TPS adalah sebuah sensor yang berfungsi mendeteksi sudut bukaan Throtle Valve.Dalam
kerja yang sebenarnya sensor TPS mempunyai dua fungsi yaitu mendeteksi berapa
sudut bukaan Throtle Valve, dan mendeteksi apakah Throtle Valve tertutup penuh.
·
Letak
Sensor
TPS terletak pada Throtle Body, seporos dengan Throtle Valve.
·
Ciri-ciri
§
Memiliki
tiga terminal, tetapi ada yang memiliki empat terminal yaitu; VC, VTA, IDL, dan
E2
§
Memiliki
modal tegangan dari ECU sebesar 5 Volt
§
Memiliki
DTC 4.1 untuk OBD dan Non OBD.
TPS memilliki beberapa tipe
berdasarkan komponen yang bekerja disaat mendeteksi kondisi kerja dari bukaan
throttle valve/katup gas.
a.
Tipe Plat kontak,
tipe ini menggunakan kontak point saat mendeteksi pergerakan dari throttle
valve.Tipe ini menggunakan idle
(IDL) contact dan power (PSW) contact untuk mendeteksi
apakah mesin berputar idling atau berjalan dengan beban berat. Ketika throttle
valve tertutup sepenuhnya, IDL contact dalam posisi ON dan PSW
contact dalam posisi OFF.Maka ECU mesin akan menentukan mesin dalam
keadaan idling. Ketika pedal akselerasi ditekan, IDL contact
menjadi off, dan ketika throttle valve terbuka di atas titik
tertentu, PSW contact berubah menjadi on, pada waktu itu
ECU mesin akan menentukan mesin bekerja dalam beban berat.
b.
Tipe
Linear.
Tipe
ini menggunakan tahanan geser atau tahanan variable resisitor dalam mendeteksi
kerja bukaan throttle valve/katup gas.Seperti
tampak pada gambar, sensor ini terdiri dari dua slider dan sebuah
resistor, dan kontak untuk sinyal IDL dan VTA yang disediakan
pada setiap ujungnya Ketika kontak menggeser
sepanjang resistor sesuai dengan pembukaan sudut throttle valve, voltase
diberikan ke terminal VTA secara proporsional terhadap sudut buka throttle.
Ketika throttle valve
tertutup penuh, kontak sinyal IDL dihubungkan dengan IDL dan terminal E2. Seperti
yang terlihat pada gambar diatas, TPS ini merupakan tipe Linear yang digunakan
di mesin 4A-FE. Dewasa ini penggunaan
tipe ini telah banyak di aplikasi di tiap pruduk kenderaan dari produsen.
3.
ATS
(Air Temperature Sensor)
Sensor
ATS berfungsi mendeteksi suhu udara yang masuk ke dalam Housing Air Cleaner,
ATS dibangun dari Thermistor tipe NTC.
·
Letak
Terletak
pada Housing Air Cleaner
·
Ciri-ciri
§
Memiliki
dua terminal yaitu; THA danE2
§
Memiliki
sifat NTC (Negative Temperature Coeficient)
§
Memiliki DTC 4.3
untuk OBD dan 2.4 untuk Non OBD
4.
WTS
(Water Temperature Sensor)
Sensor WTS
berfungsi mendeteksi suhu air pendingin mesin, sensor ini sangat berpengaruh
terhadap jumlah bahan bakar yang disemprotkan atau di suplai oleh injector,
karena injector menentukan jumlah suplai bahan bakar sesuai dengan suhu air
pendingin, apabila laporan sensor WTS mesin masih dalam keadaan dingin, maka
injector akan memperbanyak jumlah bahan bakar yang di suplai agar mesin dapat
mencapai suhu kerja mesin normal dengan cepat.
·
Letak
Sensor
WTS terletak pada saluran pendingin dekat dengan Thermostat
·
Ciri-ciri
§
Mempunyai
dua terminal yaitu; THW dan E2
§
Umumnya
berbahan logam tembaga
§
Bersiat
NTC (Negative Temperature Coeficien)
§
Memiliki
modal yang diberikan oleh ECU sebesar 5 Volt
§
Memiliki
DTC 4.2 untuk OBD dan 2.2 untuk Non OBD
5.
Knock
Sensor.
Knock
sensor berfungsi mendeteksi knocking (detonasi) yang terjadi pada dinding silinder.Setiap
mesin dapat terjadi knocking atau detonasi, penyebab utama terjadinya knocking
adalah karena timing pengapian yang tidak tepat, pada mesin yang masih
menggunakan distributor, kita dapat menyetel maju atau mundurnya pengapian,
sedangkan untuk mesin yang sudah tanpa distributor, ECU yang akan mencegah
terjadinya detonasi.Pada proses kerja Knock sensor yang memiliki terminal KNK
akan membangkitkan tegangan bila terjadi detonasi. elemen piezoelectric akan
membangkitkan tegangan AC berkisar 2.5 VAC .Toleransi frekuensi ketukan
berkisar 6 – 13 hz. Knock sensor dipasang di blok cyilinder.
6.
Oxigen Sensor.
Untuk memaksimalkan fungsi
pemurnian gas buang mesin dengan TWC (Three-Way Catalytic Converter),
rasio udara-bahan bakar harus dibuat sedekat mungkin dengan rasio teoritis.
Sensor oksigen mendeteksi apakah konsentrasi oksigen pada gas buang lebih
banyak atau sedikit dari rasio teoritis. Sensor ini dipasang pada exhaust
manifold, tapi lokasi pemasangan dan jumlahnya tergantung tipe mesin.
Sensor ini mengandung elemen yang terbuat dari zirkonum
oksida (ZrO2), bahan sejenis keramik. Bagian dalam dan luar elemen ini dilapis
tipis platinum. Udara sekitar diarahkan ke dalam sensor, sedang bagian luarnya
dipaparkan ke gas buang.Pada suhu tinggi (400°C [752°F] dan lebih), elemen zirkonium
menghasilkan tegangan akibat perbedaan konsentrasi oksigen di dalam dan di luar
elemen zirkonium.Sebagai tambahan, platinum bertindak sebagai katalis
untuk menghasilkan reaksi kimia antara oksigen dan karbon monoksida (CO) dalam
gas buang. Ini mengurangi jumlah oksigen dan meningkatkan sensitivitas sensor .
Saat campuran udara-bahan bakar kurus, terdapat banyak oksigen pada gas buang,
dan ada sedikit perbedaan konsentrasi oksigen di luar dan di dalam elemen zirkonium.
Karenanya, elemen hanya menghasilkan tegangan kecil (hampir 0 V). Sebaliknya,
ketika campuran kaya, hampir tidak ada oksigen pada gas buang. Dan ada
perbedaan konsentrasi yang besar di luar dan di dalam sensor, sehingga elemen
menghasilkan tegangan cukup besar (sekitar 1 V).Berdasarkan sinyal output OX
oleh sensor, ECU mesin menaikkan atau menurunkan volume injeksi bahan bakar
agar rasio udara-bahan bakar rata-rata dekat dengan rasio teoritis.Beberapa
sensor oksigen zirkonium memiliki heater untuk memanaskan elemen.
Heater ini dikontrol oleh ECU mesin. Saat jumlah udara intake
rendah (atau suhu gas buang rendah), arus dikirim ke heater untuk
memanaskan sensor.
DTC untuk Oxigen sensor 23 OBD.
7.
Speed Sensor.
Sensor ini mendeteksi
kecepatan aktual kendaraan.Sensor meng-output sinyal SPD, dan ECU mesin
menggunakan sinyal ini terutama untuk mengontrol sistem ISC dan rasio
udara-bahan bakar selama akselerasi dan deselerasi, dan kegunaan lain.Kebanyakan
speed sensor adalah tipe MRE (Magnetic Resistance Element), meski
akhir-akhir ini mulai banyak model yang menggunakan sinyal SPD dari ECU
ABSSensor ini dipasang pada transaxle, transmisi, atau transfer, dan dikendalikan
dengan drive gear dari poros output (output shaft).
Pada gambar, merupakan sensor terpadu yang terdiri dari HIC (Hybrid Integrated Circuit) dengan MRE dan magnetic ring.
Pada gambar, merupakan sensor terpadu yang terdiri dari HIC (Hybrid Integrated Circuit) dengan MRE dan magnetic ring.
8.
Signal NE dan G serta signal
IGT.
Pembangkit
Sinyal G dan NE in distributor.
Untuk
tipe ini signal NE dan G di bangkitkan melalui proses pembangkitan signal
tegangan dari signal genarator didalam distributor.
Pada
gambar, tipe ini memiliki timing rotor dan kumparan pickup pada
distributornya untuk sinyal G dan NE.Jumlah gigi pada rotor dan jumlah kumparan
pickup berbeda tergantung model mesin. ECU mesin mendapatkan informasi
sudut crankshaft, yang berfungsi sebagai standar, dari sinyal G, dan
informasi kecepatan mesin dari sinyal NE.
DTC Non OBD untuk Signal ini adalah :
§ 12.signal NE dan G tidak diterima oleh ECU setalah mesin
hidup selama 2 detik.
§ 13.Signal NE tidak diterima oleh ECU ketika mesin hidup
pada 1000 Rpm.
§ 14. Signal IGF tidak diterima ECU.
Pembangkit Sinyal G dan NE (Posisi Cam Shaft)
Sensor Posisi Camshaft (Camshaft position
sensor (Pembangkit sinyal G) merupakan signal G yang dibangkitkan di Camposition Sensor,
sensor ini sipasang di Camshaft/Noken as yang berupa plat sinyal G yang
memiliki tonjolan. Nomor tonjolan ini adalah 1, 3, atau nomor lain tergantung
model mesinnya. (Ada tiga tonjolan pada gambar.)Saat camshaft berotasi,
celah udara antara tonjolan pada camshaft dan sensor berubah. Perubahan
ini menghasilkan voltase pada pickup coil sensor. Ini akan
menghasilkan sinyal G. Sinyal ini dikirim sebagai informasi standar tentang
sudut crankshaft ke ECU mesin, yang mengkombinasikannya dengan sinyal NE
dari sensor posisi crankshaft untuk menentukan TDC (Top Dead Center)
kompresi setiap silinder untuk pengapian dan mendeteksi sudut crankshaft.
ECU mesin menggunakannya untuk menentukan durasi injeksi dan ignition
timing.Sewaktu sinyal G dari sensor
tidak diterima ECU mesin, terdapat model yang memungkinkan mesin tetap bekerja, tetapi
ada juga model lain yang membuat mesin mati. Sebagai tambahan beberapa pembangkit
sinyal memiliki 12, 2 atau jumlah tonjolan lain, tapi akurasi deteksi sudut crankshaft
bervariasi tergantung jumlah tonjolan. Sebagai contoh, tipe dengan 12 tonjolan
memiliki akurasi deteksi sudut crankshaft 30°CA. Bila sinyal NE dari sensor tidak diterima oleh ECU mesin, ECU mesin
akan menentukan bahwa mesin perlu dimatikan, menyebabkan mesin mati.
Pembangkit Sinyal G dan NE
Crankshaft position sensor (generator sinyal NE) Sinyal
NE digunakan ECU mesin untuk mendeteksi sudut crankshaft dan putaran
mesin. ECU mesin mengunakan kedua sinyal untuk menghitung durasi injeksi dan
sudut dasar pengajuan pengapian. Seperti sinyal G, sinyal NE dihasilkan oleh
celah udara antara crankshaft position sensor dan tonjolan pada
sekeliling timing rotor pada crankshaft.
Gambar dibawah menunjukkan tipe pembangkit sinyal yang memiliki 34 tonjolan dengan area yang dua giginya menghilang. ECU mesin mengkombinasikan kedua sinyal ini agar dapat menentukan sudut crankshaft secara lengkap dan akurat .
Gambar dibawah menunjukkan tipe pembangkit sinyal yang memiliki 34 tonjolan dengan area yang dua giginya menghilang. ECU mesin mengkombinasikan kedua sinyal ini agar dapat menentukan sudut crankshaft secara lengkap dan akurat .
Sinyal G dan NE dihasilkan oleh
pickup coil, dimana terdapat camshaft position sensor atau crankshaft
position sensor, dan lempengan sinyal atau timing rotor. Informasi
dari dua sinyal ini dikombinasikan dengan ECU mesin yang secara menyeluruh
mendeteksi sudut crankshaft atau putaran mesin. Dua sinyal ini penting
untuk sistem EFI dan sistem ESA.
DTC untuk Cam Position Sensor 13
OBD.
DTC untuk Crankshaft Position Sensor 14 OBD
Signal IGT .
ECU akan mendeteksi malafungsi
bila tidak menerima signal tegangan dari igniter wit coil.
DTC dari signal ini adalah 16 OBD.
Untuk buku ini kami Cuma dapat
menyajikan beberapa sensor utama yang mempengaruhi kerja EFI, materi
selanjutnya akan kita bahas di step 2.
II.
Aktuator .
ECU menerima input sinyal
tegangan dari sensor-sensor dan putaran mesin setelah itu akan mengkalkulasikan
menjadi output baik berupa timing pengapian ,timing injeksi dan durasi injeksi
serta kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan performa mesin.hasil
kalkulasi ini akan disimpulka dalam bentuk signal output pelaksana dan dikirim
ke Aktuator untuk melaksanakan .output ini berupa injeksi bahan bakar, percikan
bunga api ,pengontrolan langsam/idle .Disini dapat disimpulkan bahwa Aktuator
adalah pelaksana perintah dari ECU.
Komponen-komponen
Aktuator.
a.
Injektor.
Injector berfungsi menginjeksikan
bahan bakar
b.
Cirkuit
Opening Relay (COR).
COR Relay yang berfungsi untuk
mengontrol kerja fuel Pump.
c.
Heater
oxygen.
Heater
oxygen ,berfungsi sebagai pemanas oxygen sensor.
d.
Idle
Speed Control (ISC).
ISC
merupakan suatu komponen yang berfungsi untuk mengatur kerja dari langsam/idling.
Langsam/idling
merupakan putaran mesin di putaran rendah sebelum throttle valve/katup gas terbuka,
Rpm disini berkisar di 800 RPm.ISC dipasang di Trottle body yang menghubungkan
ruang intake manifold sebelum throttle valve dan sesudah throttle valve.
Sistem ISC mengontrol idling
speed agar selalu cocok di berbagai kondisi (pemanasan, beban listrik,
dll.).Untuk meminimalisir konsumsi bahan bakar dan suara, mesin harus bekerja
pada putaran serendah mungkin dan menjaga kondisi idling yang stabil. Dan
lagi, idling speed harus ditingkatkan untuk menjamin pemanasan yang
memadai saat mesin dingin atau saat AC sedang digunakan. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada grafik gambar dibawah
|
III.
ECU.
ECU (Elektronic Control Unit)
merupakan komponen yang mengontrol dan mengatur kerja dari komponen-komponen
baik berupa sensor dan actuator dalam melakukuakn proses kerja .ECU dibangun
dari perangkat keras yaitu komponen2 elektronik dan perangkat lunak berupa
program-program kerja .Layaknya seperti computer biasa, ECU juga bekerja sesuai
input yang masuk dan mengkalkulasikan input tersebut menjadi sebuah output.
Bab
V. ANALISA DAN TROUBLESHOOTING EFI.
TCCS
(Toyota Computer Control System) menyediakan sebuah link untuk bisa menganalisa
malafungsi yang terjadi pada system EFI. ECU mesin memiliki sebuah system
in-building save diagnosis yang bisa mendeteksi malafungsi sendiri dan
menginformasikan pada pengendara atau teknisi bahwa telah terjadi malafungsi
atau kegagalan kerja pada system EFI dengan menyalakan MIL (Malfunction Indicator
Lamp) atau lampu check engine.
Pada posisi ON,
MIL harus menyala sedangkan disaat mesin hidup MIL harus pada posisi padam.
Bila MIL menyala pada saat mesin hidup berarti ECU mengindikasikan telah
terjadi malafungsi pada system EFI. Proses ini merupakan langkah awal untuk
melakukan proses analisa.
Metode analisa
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.
Metode
Elektronik menggunakan Inteligent Tester atau Engine Scaner.
Inteligent
Tester digunakan dengan cara dihubungkan ke DLC (Data Link Connector), maka
kita dapat berkomunikasi dengan ECU dalam proses menganalisa kerusakan. Untuk
selanjutnya langkah-langkah analisa melalui IT (Inteligent Tester) dapat kita
ikuti menurut panduan dari IT tersebut.
2.
Metode
manual.
Pada
metode ini dapat dilakukan dengan cara menghubungkan terminal di DLC dan
membaca kedipan MIL. Bila terjadi malafungsi pada system EFI maka MIL akan
memberikan kedipan untuk sebuah DTC (Diagnostic Trouble Code).
Pada
metode manual terdapat 2 tipe mode analisa yaitu:
a.
Normal
Mode
b.
Test
Mode
1)
Mengenal
kedipan MIL
MIL
akan memberikan kedipan bila terminal analisa di DLC dihubungkan, kedipan
tersebut akan menyala sesuai dengan kondisi yang terjadi pada system.
Kondisi
normal, MIL akan berkedip secara continue tanpa ada jeda waktu yang berbeda sedangkan
bila terjadi malafungsi MIL berkedip tidak continue dan memilki jeda waktu.
Kondisi normal
MIL berkedip secara continue dengan durasi kedipan 0,25 detik dan jeda waktu
0,25 detik. Ini berarti ECU menginformasikan bahwa system EFI dalam kondisi normal.
Pada gambar dibawah, MIL berkedip tidak secara
continue dan memiliki jeda waktu
tertentu. Untuk sebuah DTC 1.2 dan 3.1 , MIL berkedip 0.5 detik untuk satu
kedipan dan jeda waktu antar kedipan 0.5 detik serta jeda waktu 1.5 detik untuk
jarak kedipan angka pertama menuju kedipan angka kedua. Untuk jarak DTC pertama
manuju DTC kedua memiliki jeda waktu selama 2.5 detik dan untuk pengulangan kembali
ke DTC pertama memiliki jeda waktu lebih lama yaitu 4.0 detik, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
2)
Mengenal
DLC dan Tipe-tipe DLC (Data Link Connector)
DLC
merupakan sebuah connector khusus yang dimiliki kendaran yang sudah
berteknologi EFI TCCS, dimana pada DLC ini diperlengkapi dengan
terminal-terminal khusus yang dapat berfungsi untuk melakukan proses diagnosis
pada system EFI.
DLC
terbagi menjadi 2 tipe, yaitu :
a)
DLC
1
Pada
DLC 1 terdapat 23 pin/terminal yang dapat digunakan untuk proses analisa. Pada
DLC 1 terdapat 2 metode proses analisa/penjemperan, yaitu Normal Mode dan Test
Mode.
Pada
metode Normal Mode (IG Switch On dan mesin diam), untuk proses analisanya
terminal DLC yang dihubungkan adalah : TE1 dan E1, sedangkan
Pada
Test Mode (IG Switch On dan mesin berjalan), untuk proses analisanya terminal
yang dihubungkan adalah : TE1, TE2 dan E1.
Dibawah ini merupakan
gambar dari tipe DLC 1 yang dipergunakan pada mobil kijang 7K-E, dll
b) DLC 3
Pada
DLC 3 ini, terdapat 16 pin/terminal yang diantaranya dapat dipergunakan untuk
membantu kita dalam melakukan proses analisa secara sederhana.
Pada
DLC 3 ini, terminal yang dihubungkan atau di jemper untuk melakukan proses
analisanya adalah : terminal 4 (E) dan 12 (EFIT), seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam buku ini, semoga menjadi
mamfaat untuk menambahkan kemampuan menguasai ilmu otomotif.Masih banyak yang
belum kami paparkan disini, karna di Step 2 EFI akan kami uraikan kembali. Namun
berbekal dengan buku ini kalau benar-benar di pahami, kami rasa anda akan dapat
melakukan diagnosis terhadap malafungsi pada sisitem EFI khususnya produk
Toyota.
SALAM OTOMOTIF, BERSAMA KITA BUKTIKAN BAHWA
KITA KOMPETEN