14 Dec 2012
6 Dec 2012
Rangkaian lampu sein dan hazard paling mantap
untuk mendapatkan rangkaian lampu Hazard terlengkap dan gampang di pahami klik link di bawah ini
Download disini
Download disini
5 Dec 2012
OBD (Onboard Diacnostic)
Untuk mengetahui dan pendapat code code pada OBD1, OBD II dan lain lain klik link di bawah ini
Download disini
Download disini
EFI OBD II Mitsubishi
Silahkan klik link di bawah ini untuk mendapatkan modul pembelajaran EFI OBD II Untuk mitsubishi
Download disini
Download disini
26 Nov 2012
Cara Kerja Motor Diesel
Bagaimana Motor Diesel Bekerja
[[Image:DieselCycle PV.svg|thumb|right|Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus.]]
[[Berkas:Tatra018.jpg|thumb|Mesin diesel yang berada di [[museum]]]]
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh [[Hukum Charles]]), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam [[ruang bakar]] mesin diesel dan dikompresi oleh [[piston]] yang merapat, jauh lebih tinggi dari [[rasio kompresi]] dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar [[diesel]] disuntikkan ke [[ruang bakar]] dalam [[tekanan]] tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat [[piston]] mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. [[Batang penghubung]] (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke [[crankshaft]] dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. [[Tenaga]] putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :
* [[Turbocharger]] atau [[supercharger]] untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger.
* [[Intercooler]] untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak.
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut [[busi menyala]] (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.
Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan [[viscositas]] dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat memengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan [[penyaring bahan bakar]] dan jalur bahan bakar secara elektronik.
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah [[governor (alat)|governor]], yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini melalui [[modul kontrol elektronik]] (ECM) atau [[unit kontrol elektronik]] (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan menggunakan [[algoritma]] dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui [[aktuator]] elektronik atau hidraulik untuk mengatur kecepatan mesin.
Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus.
[[Image:DieselCycle PV.svg|thumb|right|Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus.]]
[[Berkas:Tatra018.jpg|thumb|Mesin diesel yang berada di [[museum]]]]
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh [[Hukum Charles]]), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam [[ruang bakar]] mesin diesel dan dikompresi oleh [[piston]] yang merapat, jauh lebih tinggi dari [[rasio kompresi]] dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar [[diesel]] disuntikkan ke [[ruang bakar]] dalam [[tekanan]] tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat [[piston]] mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. [[Batang penghubung]] (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke [[crankshaft]] dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. [[Tenaga]] putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :
* [[Turbocharger]] atau [[supercharger]] untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger.
* [[Intercooler]] untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak.
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut [[busi menyala]] (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.
Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan [[viscositas]] dan membentuk kristal lilin atau gel. Ini dapat memengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan [[penyaring bahan bakar]] dan jalur bahan bakar secara elektronik.
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah [[governor (alat)|governor]], yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini melalui [[modul kontrol elektronik]] (ECM) atau [[unit kontrol elektronik]] (ECU) - yang merupakan "komputer" dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan menggunakan [[algoritma]] dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui [[aktuator]] elektronik atau hidraulik untuk mengatur kecepatan mesin.
Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal. Urutan kerja mesin diesel berurutan dari nomor 1-4 searah jarum jam. Dalam siklus mesin diesel, pembakaran terjadi dalam tekanan tetap dan pembuangan terjadi dalam volume tetap. Tenaga yang dihasilkan setiap siklus ini adalah area di dalam garis siklus.
CARA DIAKNOSA KERUSAKAN PADA SISTEM EFI HONDA PGMF1
CARA DIAKNOSA KERUSAKAN PADA SISTEM
EFI HONDA PGMF1
1. Kedipan panjang bernilai =10
2. Kedipan pendek bernilai =1
3. Jika MIL ditemukan berkedip pendek 7 kali maka nilainya =7
4. Jika di temukan kedipan panjang 1 kali+2kali kedipan pendek
maka hasilnya =12 (dua belas)
Sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu cara membaca kedipan MIL :
Sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu cara membaca kedipan MIL :
- Kedipan panjang bernilai 10 (sepuluh)
- Kedipan pendek bernilai 1 (satu)
Contoh :
jika ditemukan kedipan pendek
sebanyak 7 kali maka nilai MIL nya adalah 7 (tujuh) ; jika ditemukan kedipan
panjang 1 kali + 2 kali kedipan pendek maka nilai MIL nya adalah 12 (duabelas).
Error sistem antara satu dengan
berikutnya ada jeda kurang lebih 3-5 detik.
OK, berikut beberapa indikator error sistem injeksi yang mampu ditangkap oleh MIL, diantaranya :
Kedipan 1 = Sensor MAP (Manifold Absolute Pressure)
Kedipan 7 = Sensor EOT (Engine Oil Temperature)
Kedipan 8 = Sensor TP (Throttle Position)
Kedipan 9 = Sensor IAT (Intake Air Temperature)
Kedipan 12 = Sensor Injektor
Kedipan 21 = Sensor O2
Kedipan 29 = Sensor IACV (Intake Air Cut Valve)
Kedipan 33 = ECM (Engine Control Module)
Kedipan 54 = Sensor BAS (Bank Angle Sensor)
Cara "Reset Kedipan MIL Honda Injeksi" :
A. Pastikan kode kegagalan fungsi (MIL) dan lakukan perbaikan terlebih dahulu
B. Langkah Reset :
- Putar kunci kontak ke “ ON “ (Pastikan MIL menunjukkan kedipan kode kegagalan fungsi – baca kode kegagalan tersebut sampai terjadi pengulangan kode yang sama)
- Matikan kunci kontak ke “ OFF “
- Pasang DLC Shorts Connector
- Putar kunci kontak ke “ ON “
- Di saat MIL menyala (± 5 dtk) dan mulai berkedip, lepas DLC kemudian pasang kembali (jika MIL menyala dan tidak berkedip lagi / berkedip cepat tanpa henti, reset berhasil)
- Putar kunci kontak ke “ OFF “
- Lepas DLC Shorts Connector
- Putar Kunci Kontak ke “ ON “
- Selesai
16 Oct 2012
Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC Mobil
Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada
Rangkaian Sistem AC Mobil
Peralatan
tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem pendinginan, dan juga
merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun tidak termasuk komponen
utama, adalah:
a. Pressure Switch
Presure
Switch ini berfungsi
untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan
siklus Refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2)
maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop Switch sehingga Magnetic Clutch menjadi Off.
Kondisi
tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada
berbagai komponen yang lain.
Letak Pressure
Switch ada diantara Receifer dan Expansion Valve
(lihat gambar dibawah)
Gambar:
Letak Pressure switch
Tipe
Pressure Switch ini ada dua macam yaitu:
Tipe
dual, yang meng gunakan satu Switch untuk dua keadaan yaitu terlalu
tinggi atau terlalu rendah
Tipe
single, dengan Switch terpisah.
Gambar
tipe dual
b. Alat
Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
Untuk
menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada
di fin pada Evaporator yang terlalu dingin < 0oC, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri
atas dua jenis, yaitu:
Tipe Thermistor
Yang
dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal Thermistor
yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0oC,
maka Magnetic Clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar.
Tipe
EPR (Evaporator Pressure Regulator)
di
pasangkan diantara Eva porator dan kompresor, (lihat gambar) Tipe ini mengatur jumlah Refrigerant
yang mengalir dari evapo rator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak
kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak
turun < 0oC.
c. Stabilizer Putaran Mesin
Peralatan
ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM
mesin yang dipasangkan pada arus primer Ignition Coil sehingga
putaran Idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.
Prinsip
kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai
batas minimum, akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti
bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.
d. Peralatan Idle Up
Digunakan
untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle dan AC dalam keadaan
hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat
beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan
akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis
bahan bakarnya.
Untuk
jenis mobil konvensional (menggunakan karburator)
di
gunakan Vacuum Switching Valve (VSV) serta sebuah Actuator
untuk membuka Throttle, sehingga putaran mesin akan meningkat pada
putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (Lihat gambar)
Untuk
mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma yang menyebabkan udara akan
melalui surge tank, dan ECU akan
menginjeksikan sejumlah tambahan bahan
bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin akan meningkat.
e.
Sistem
Pelindung Tali Penggerak Kompressor
Alat
ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat
kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic clutch dan
VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk
memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.
Alur kerja sistem pelindung tali
penggerak kompresor
Letak
dan prinsip kerja pelindung tali penggerak kompresor.
f.
Sistem
Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)
AC tipe
airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai
batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal
ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan
diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan
off pada 10oC temperatur fin bukan 3oC seperti pada
keadaan normal.
g. Magnetic Valve
Terletak
antara Receifer dan Expansion Valve dan dipakai pada sistem
pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan
menutup Magnetic Valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan
menutup siklus pendingin.
2. Letak Komponen Utama Dan Perlengkapan Tambahan AC Mobil
Letak
komponen pada AC mobil sangat bergantung dari jenis mobilnya, namun demikian
perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh
gambar dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik utama maupun
tambahan pada mobil jenis sedan maupun minibus yang memiliki ruang mesin
dibagian depan.
3.
Siklus Pendinginan AC Mobil
Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang tertutup.
Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Kompresor
berputar menekan gas Refrigerant dari Evaporator yang
bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya juga semakin
meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah pelepasan panas refrigerant
b.
Gas Refrigerant
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam
kondenser ini panas Refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan
sehingga Refrigerant berubah dari bentuk gas menjadi cair
c.
Cairan
Refrigerant diatampung oleh Receifer untuk disaring sampai Evaporator
membutuhkan Refrigerant
d.
Expansion
Valve memancarkan Refrigerant
cair ini sehingga berbentuk kabut dan cairan yang bertemperatur rendah dan
bertekanan rendah
e.
Gas Refrigerant
yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam Evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir
melalui sela-sela fin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin
yang akan ditekan oleh BLower keruang kendaraan
f.
Gas Refrigerant
kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di kondenser.
Rangkaian & S Pengapian CDI
Rangkaian CDI
Sistem
CDI-AC pada umumnya terdapat pada sistem pengapian elektronik yang suplai
tegangannya berasal dari source coil (koil pengisi/sumber) dalam flywheel
magnet (flywheel generator).
Cara
Kerja Sistem Pengapian CDI-AC
Pada
saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan dihasilkan
arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil . Arus ini akan
diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus
tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus
searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI
unit.
Rangkaian
CDI unit bisa dilihat dalam gambar dibawah. Kapasitor tersebut tidak akan
melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja.
Pada
saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus
sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Seperti terlihat pada gambar
di bawah ini:
Dengan
adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan
menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke katoda (K) (lihat posisi anoda dan
katoda pada gambar
Dengan
berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge)
dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil
pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai
tegangan induksi sendiri (lihat arah panah aliran arus pada kumparan primer
koil).
Akibat
induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam
kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi
tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan
membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.
Sistem pengapian CDI ini menggunakan arus yang bersumber dari
baterai. Prinsip dasar CDI-DC adalah seperti gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa baterai
memberikan suplai tegangan 12V ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI).
Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350V. Tegangan 350V
ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Ketika dibutuhkan
percikan bunga api busi, pick-up coil akan memberikan sinyal elektronik
ke switch (saklar) S untuk menutup. Ketika saklar telah menutup, kondensor akan
mengosongkan (discharge) muatannya dengan cepat melalui kumparan primaer koil
pengapian, sehingga terjadilah induksi pada kedua kumparan koil pengapian
tersebut.
Jalur kelistrikan pada sistem pengapian CDI dengan sumber arus DC ini adalah arus pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang selanjutnya disearahkan dengan menggunakan Cuprok (Rectifier) kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian (Charging System). Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Jalur kelistrikan pada sistem pengapian CDI dengan sumber arus DC ini adalah arus pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang selanjutnya disearahkan dengan menggunakan Cuprok (Rectifier) kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian (Charging System). Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC yaitu pada saat
kunci kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila
sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang
meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC menjadi 220 Volt AC).
Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor
untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus
yang kemudian mengaktifkan SCR, sehingga memicu kondensor/kapasitor untuk
mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Pada saat terjadi pemutusan
arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan
duksi pada kedua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan
menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk melakukan pembakaran campuran
bahan bakar dan udara.
13 Oct 2012
Power Steering System (Integral power steering gear)
Power Steering System (Integral
power steering gear)
Integral power steering gear menggunakan sistem re-circulating ball dimana steel balls bekerja sebagai rolling antara steering main (worm) shaft dan rack piston. Kunci kerja dari integral power steering gear adalah rotary valve yang mengarahkan minyak power steering dibawah tekanan ke sisi rack piston lainnya. Rack piston kemudian merubah tekanan hydraulic menjadi tenaga putar. Rack piston di dalam gear bergerak ke atas ketika main (worm) shaft berputar ke kanan. Dan akan turun ke bawah begitu worm shaft berputar ke kiri. selama proses kerja ini, steel balls berputar kembali dengan rack piston, yang tenaga gerakannya dibantu oleh tekanan hydraulic.
Gaya yang dihasilkan oleh pergerakan rack piston kemudian disalurkan dari gigi rack piston ke sector teeth yang ada pada pitman shaft, melalui shaft dan pitman arm ke steering linkage.
KOMPRESOR AC
KOMPRESOR
Dual
pressure switch
Dual pressure switch dipasangkan pada refrigerant line di antara condenser dan receiver drier atau pada receiver drier. Dual pressure switch, sebagai alat pengaman, berfungsi untuk menghentikan compressor dengan meng-off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high pressure line tidak normal tinggi atau rendah.
Dual pressure switch dipasangkan pada refrigerant line di antara condenser dan receiver drier atau pada receiver drier. Dual pressure switch, sebagai alat pengaman, berfungsi untuk menghentikan compressor dengan meng-off-kan magnetic clutch, ketika tekanan pada high pressure line tidak normal tinggi atau rendah.
Low
pressure: Jika
tidak ada refrigerant dalam system A/C, switch ini akan terbuka, sehingga
memutus compressor clutch Ia dapat melindungi kerusakan compressor.
High
pressure: Ia
mendeteksi tekanan refrigerant pada sisi tekanan tinggi, jika tekanan yang ada
lebih tinggi dari normal, maka switch akan terbuka dan memutus aliran listrik,
untuk menjaga agar tekanan system A/C tidak melampaui batasnya.
Triple
pressure switch
Ada 3
nilai dari tekanan yang di-set oleh switch ini, dan ia mengatasi fungsi-fungsi
dual switch, dan middle-pressure switch. Switch ini mendeteksi tekanan
refrigerant dan jika tekanannya dinaikkan, switch akan tertutup dan membuat
cooling fan berputar pada posisi high-speed.
KOMPRESOR
Subscribe to:
Posts (Atom)
Download RPP SMK TKR otomotif Daring lengkap XII
Untuk Mendownload rpp ini silahkan klik link di bawah ini Berikan Dukungan anda untuk laman ini jika laman ini bermanfaat Klik disini
-
Setel ketinggian pedal rem. 1. Lepaskan konektor dari switch lampu rem. 2. Putar switch lampu rem searah jarum jam, dan lepas...
-
Untuk Melakukan Pemasangan distributor pada mesin Bensin 4 cylinder 1. Lakukan pengetopan pada mesin Lihat gambar, Paskan tanda ...
-
MELEPAS ALTERNATOR DARI MESIN Melepas kabel negatif baterai Melepas kabel-kabel yang berhubungan dengan alternator Melepas baut pengikat ...