
KATA PENGANTAR
Pembuatan modul ini merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan)
kelompok teknologi khususnya untuk bidang keahlian mekanik otomotif. Usaha
tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari reformasi system pendidikan kejuruan
yang diserahkan kepada penyiapan tamatan dengan kompetensi sesuai dengan
kebutuhan dunia kerja
Modul ini disusun dengan merajuk kepada kurikulum
SMK 2004 dimana isi maupun teknik pengajarannya mengacu kepada pendekatan
pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian diharapkan http://adf.ly/8mXN9dapat digunakan,
terutama bagi peserta diklat kompetensi guru otomotif pada PPPG Teknologi
Medan, dan sebagai pegangan utama bagi
guru, serta siswa untuk meningkatkan kelancaran proses pembelajaran baik secara
klasikal maupun secara mandiri dalam upaya pencapaian penguasaan kompetensi
Bagaimanapun isi yang terkandung dalam modul ini
masih belum sempurna. Untuk itu kepada guru maupun siswa dianjurkan melengkapi,
memperkaya dan memperdalam pemahaman dan penguasaan materi untuk topik yang
sama dengan membaca referensi lainnya yang terkait, selain itu sangat
diharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak bagi penyempurnaan modul ini.
Medan ,
Januari 2006
Kepala PPPG Teknologi Medan
Ir. Ponijan Arsi, MM
NIP 130 781 096
PETA KEDUDUKAN MODUL
![]() |
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |
![]() |
|||||||||||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||||||
![]() |


Suatu kendaraan merupakan kumpulan dari banyak sistem, yang pada dasarnya
sistem-sistem tersebut masing-masing memiliki peranan penting dan fungsi yang
berbeda-beda satu sama lainnya, guna nenunjang kinerja suatu kendaraan,
sehingga suasana yang nyaman dan ketenangan bagi penumpang maupun pengemudi
dapat terjamin. Salah satu sistem yang ada pada kendaraan ialah sistem
kelistrikan, yang merupakan hal yang sangat penting dan memainkan peranan yang
sangat dominant. Setiap system memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya, sehingga kesemuanya saling keterkaitan
satu sama lainnya.
System kelistrikan pada mobil dapat dibagi dalam beberapa bagian lagi
diantarnya ; System Pengapian yang berfungsi memercikkan bunga api sekaligus
mengatur waktu penyalaan bahan bakar. Sistem pengisian berfungsi sebagai pensuplai
arus kebaterai untuk menjaga kondisi baterai dalam keadaan siap pakai dan bias
digunakan bila dibutuhkan. Sistem penerangan berfungsi untukmemberikan keamanan
dalam mengemudikan kendaraan pada waktu malam hari. Sistem starter berfungsi
memberikan gerakan awal pada kendaraan dan masih banyak lagi siste-sistem
kelistrikan yang terdapat pada kendaraan.
A.
Deskripsi Judul Modul
Seperti halnya tipe motor satarter yang
lainnya, semua motor starter memiliki prinsip dasar yang sama. Konstruksi dan kegunaan memberikan perbedaan
pada suatu motor starter.
Motor starter terdiri atas tiga bagian utama
yaitu
Yang pertama bagian pembangkit tenaga yang
terdiri atas yoke, pole core, field coil, brush dan brush holder, armature.
Kedua, bagian pemindah tenaga terdiri dari drive gear, clutch starter, pinion
gear , dan idle gear. Ketiga, bagian magnetic switch.
Tiap jenis motor starter memiliki
karakteristik tersendiri sebagai hasil dari suatu pengembangan ilmu dan
teknologi. Pada motor stater jenis reduksi menggunakan idle gear sebagai
perantara antara roda gigi armature dengan clutch gear dan fungsinya ialah
sebagai peningkat/memperbesar moment out put motor starter, sehingg dengan
ukuran yang relative kecil (bila dibandingkan dengan tipe konvensional) mampu
menghasilkan tenaga yang jauh lebih besar.
B.
Prasyarat
1.
Menguasai
dasar-dasar kelistrikan
2.
Menguasai
materi motor starter konvensional
3.
Menguasai
penggunaan alat-alat ukur.
C.
Tujuan Pembelajaran Akhir
Peserta diklat mampu melaksanakan perbaikan
kerusakan motor starter

Tujuan Pembelajaran
- Peserta diklat dapat memahami dasar-dasar kelistrikan
- Peserta diklat dapat memahami prinsip dasar motor starter dengan baik
- Peserta diklat dapat Memahami karakteristik motor starter
A. Pendahuluan
Karena
mesin tidak dapat berputar dengan sendirinya, dibutuhkan tenaga dari luar untuk
mengengkol dan membantunya untuk hidup.
Diantara
peralatan yang ada, sekarang automobile menggunakan motor listrik untuk
dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar
kedalam atau keluar dari/hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus
(flywheel) mesin.
Motor
starter harus dapat membangkitkan momen punter yang besar dari sumber tenaga
baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh
karena itu maka dipergunakanlah motor seri DC (Direct Current)
Mesin
tidak akan dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang
yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran dan buang. Langkah pertama untuk
menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebakan siklus pembakaran
pendahuluan. Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan
minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal.
Kecepatan
putar minimum yang diperlukan untuk mengidupkan mesin berbeda, bergantung
daripada konstruksi dan kondisi operasinya. Tetapi pada umumnya 40 sampai
dengan 60 rpm untuk motor bensin dan 80 sampai dengan 100 rpm untuk motor
diesel.
Alasannya
mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarannya mencapai tingkat
tertentu meliputi:
1. Bahan
bakar tidak teratominasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada motor bensin,
kecepatan udara berpengaruh terhadap kerja karburator. Pada motor diesel,
kecepatan putaran pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkannya terjadi
atomisasi bahan nakar secara sempurna.
2. Temperatur
terlalu rendah. Pada motor bensin temperatur yang rendah akan menghambat
pengabutan bahan bakar. Pada motor diesel, hingga temperature udara yang
dikompresikan didalam silinder tercapai, bahan bakar masih saja dapat gagal
terbakar jika panas mesin belum tercapai.
3. Karena
karakteristik motor starter makin rendah putarannya, ia akan mengambil arus
yang lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu untuk memberikan
tenaga yang cukup untuk sistem pengapian (pada motor bensin) selama pemutaran
awal, karena tegangan diterminal baterai banyak turun. Bila ini terjadi, maka
kemampuan pembakaran akan menurun karena tegangan yang masuk ke kumparan primer
dari ignition coil tidak cukup. Sehingga menyebabkan tegangan skunder yang
dikirimkan kebusi tidak cukup.
B. Prinsip
Utama Motor Starter
1.
Gaya Elektro Magnet
Apabila
sebuah penghantar beraliran listrik disisipkan diantara dua buah kutub magnet,
maka garis-garis gaya magnet yang terjadi oleh
penghantar dan garis gaya magnet dari magnet
saling berpotongan menyebabkan garis-garis gaya magnet lebih banyak dibagian bawah
penghantar dan dibagian atas daripada penghantar berkurang. Maka penghantar
tersebut akan bergerak kearah anak panah seperti ditunjukkan oleh gambar.
Kejadian ini diakibatkan oleh adanya garis-garis nagnet disekitar penghantar
yang berada didalam garis-garis gaya
magnet diantara kedua kutub magnet.
Kita
dapat menganggap bahwa garis-garis gaya
magnet adalah sebagai sabuk karet yang telah ditegangkan. Jadi garis-garis gaya magnet akaan
cenderung menarik pada suatu garis lurus yang lebih kuat dibagian bawah
penghantar. Akibatnya dari hal ini bahwa penghantar akan memperoleh gaya cenderung
mendorongnya keatas

Gambar 1. Penghantar bergerak keatas
.
Hubungan antara arah gerakan, arus dan arah garis-garis gaya magnet (flux) dinyatakan dalam kaedah
tangan kiri
![]() |
Gambar 2. Kaidah Tangan Kiri Flemming
Pada kaedah ini, digunakan jari telunjuk, ibu
jari dan jari tengah tangan kiri yang saling menyilang tegak lurus. Apabila
telunjuk menunjukkan arah fluksi dan jari tengah menunjukkan arah arus listrik
mengalir, maka ibu jari menunjukkan arah gaya
kemana penghantar itu didorong. Besarnya gaya
dorong adalah sebanding lurus dengan besarnya fluks serta panjang dan besarnya
arus listrik yang mengalir. Prinsip
inilah yang digunakan pada motor starter listrik.
Sebuah
lilitan kawat yang diletakkan diantara kutub magnet permanent akan mulai
berputar apabila diberi arus. Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah yang
berlawanan pada masing-masing lilitan, jadi gaya yang saling memotong dari liltan dengan
dari magnet itu sendiri. Akibatnya lilitan gaya akan berputar searah dengan jarum jam.
Tanda “X” dalam lingkaran merupakan penampang kawat yang menunjukkan bahwa arus
mengalir menjauh pembaca. Kemudian tanda
” •
“ menunjukkan bahwa arus mengalir mendekat menuju pembaca.
![]() |
|||||||
![]() |
![]() |
||||||
![]() |
|||||||
Gambar 3 Lilitan, Gaya dan Magnet
Dengan
waktu yang tepat, dengan membalik arah aliran arus dengan menggunakan
komutator, maka lilitan akan terdorong berputar terus pada arah yang sama.
Gambar dibawah menunjukkan model paling sederhana dari kerjanya motor.
![]() |
Gambar 4. Model sederhana kerja motor
Pada
motor yang sebenarnya, beberapa set kumparan dipergunakan untuk membatasi
ketidak teraturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap konstan, tetapi
prinsip kerjanya sama.
Selanjutnya,
motor seri DC yang dikombinasikan pada motor starter menggunakan menggunakan
sejumlah kumparan yang disebut “field coil” yang dirangkai secara seri dengan
bebrapa kumparan armature sebagai pengganti magnet permanent.
![]() |
Gambar 5. Prinsip dasar motor DC
2.
Metode
penggulungan armature
Ilustrasi
dibawah ini menunjukkan prinsip kerja motor yang menggunakan empat kutub
magnet. Dalam hal ini dengan kumparan yang dibungkuskan disekeliling armature,
jika armature berada didekat kutub S, arus kumparan mengalir dengan arah “X” . Pada
saat armature berada didekat N, arus dalam kumparan akan mengalir dengan arah ”•”.
Ini menyebabkan armature berputar dengan kecepatan stabil/constant.
![]() |
Gambar 6. Prinsip kerja motor mengunakan 4
kutub
Akan
tetapi, pada motor yang sebenarnya bagian dalam kumparan tidak membantu putaran
komutator dan akan sulit pembuatannya, jadi dibungkus disekeliling komutator
seperti ilustrasi dibawah
![]() |
Gambar 7 metode penggulungan
armature
C. KARAKTERISTIK
Pada
tahap pemutaran awal mesin pada saat kecepatan motor rendah, armature
membangkitakn gaya
elektromotive melawan yang lebih kecil. Sebagai akibat besarnya besarnya arus
yang mengalir melalui motor dan membangkitkan momen punter yang besar. Akan
tetapi tegangan menurun pada terminal baterai dan kabel starter akan
mengalirkan arus yang banyak karena penggunaan arus yang besar, tahanan kabel
dan tahanan arus dan tahanan internal pada baterai, jadi tegangan yang
sebenarnya diberikan pada motor ialah kecil.
Pada saat
putaran motor meningkat, maka akan membangkitkan gaya elektromotive lawan yang lebih besar,
dan arus yang dipergunakan semakin kecil. Akibatnya tegangan yang menurun pada
terminal baterai dan kabel dtarter berkurang. Jadi tegangan pada motor starter
akan bertambah. Tetapi out put momen punter berkurang.
Kecepatan
pemutaran terakhir mesin adalah bila momen yang dibangkitkan oleh motor starter
pada saat berputar sama dengan yang diperlukan untuk memutar mesin.
Momen yang diperlukan untuk
memutar mesin pada tahap pemutaran pemulaan sangat besar pada saat kecepatan
putar sangat kecil.
Momen
yang kecil diperlukan pada saat mesin mulai berputar konstan. Oleh karena itu
maka motor seri DC memberikan karakteristik yang terbaik dan cocok untuk motor
starter.
![]()
Item
|
Pemutaran awal
|
Pemutaran akhir
|
Kecepatan motor
|
Rendah
|
Tinggi
|
Gaya
electromotive lawan yang dibangkitkan pada armature coil
|
Kecil
|
Besar
|
Arus Motor
|
Besar
|
Kecil
|
Momen punter yang dibangkitkan
|
Besar
|
Kecil
|
Penurunan tegangan pada baterai dan kabel
|
Besar
|
kecil
|
Tegangan
yang diberikan ke motor starter
|
Kecil
|
Besar
|

Tujuan
Kegiatan
- Peserta diklat mampu memahami fungsi daripada motor starter
- Peserta diklat dapat mengetahui jenis-jenis motor starter
- Peserta diklat dapat mengetahui dan memahami komponen dan fungsi tiap-tiap komponen motor starter.
- Peserta diklat dapat memahami cara kerja motor starter
A. Fungsi Motor Starter

Gambar 8. Konstruksi motor
starter
B. Komponen
dan Fungsi Masing-Masing.
1. Bagian-Bagian Pembangkit Tenaga
a.
Yoke dan Pole Core
Yoke terbuat dari baja
yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat
dengan skrup. Pule core berfungsi sebagai penopang field coil dan juga
sekaligus memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Karena daya magnet yang timbul dalam
sebuah kumparan yang diberikan sepotong besi lunak didalamnya akan lebih besar
dibandingkan dengan kemagnetan yang ditimbulkan tampa adanya besi didalam kumparan. Itulah sebabnya pole core
pada motor starter dapat memperkuat medan
magnet.
![]() |
Gambar 9 Yoke dan Pole Core
b.
Field Coil
Field coil berfungsi
sebagai pembangkit medan
magnet yang besar. Field coil/kumparan medan
terbuat dari plat tembaga yang dilapisi dengan sebuah timah dan dililit dalam
acuan. Diantara plat tembaga itu ikut juga dililitkan kertas minyak yang
berfungsi sebagai isolastor. Kumparan tersebut, seluruhnya dibalut dengan pita
kain (lihat gambar 20). Adapun fungsi pembalut selain sebagai isolasi juga
sekaligus sebagai pengikat.
Kumparan medan ini dihubungkan seri dengan kumparan
jangkar sehingga mengalirkan arus lidtrik yang besar. Kumparan terbuat dari
plat dengan maksud untuk mendapatkan luas penampang yang lebih besar dengan
ruangan yang cukup kecil.
Apabila arus listrik
megalir kekumparan medan,
maka inti kutub amenjadi magnet. Rumah yang terbuat dari baja membantujalan
kembali garis-garis gaya
magnet yang terjadi pada inti kutub tersebut. Dalam sebuah motor starter
biasanya terdapat empat buah field coil (kumparan medan) dengan kutub-kutub tak senama saling
berdekatan.
![]() |
Gambar 10. Field Coil
c.
Armatur (Jangkar)
Armatur berfungsi sebagai
pengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
Jangkar tersusun daripada plat-plat besi
tipis yang berlubang, hingga membentuk sebuah silinder beralur. Susunan
plat-plat tersebut dikancing dengan dua buah cincin pengikat pada kedua belah
sisinya. Kedalam alur-alur itu dimasukkan kumparan jangkar yang sebelumnya
diberikan isolasi kertas minyak, selain mencegah hubungan singkat juga
merfungsi untuk melindungi kumparan terhadap sisi-sisi tajam. Tiap- tiap
jangkar dihubungkan dengan masing-masing komutator. Untuk mencegah meregangnya
kumparan karena adanya gaya
sentrifugal, maka pada kedua sisi jangkar diikat dengan benang atau juga
jangkar diberi selonsong dari logam.
|
Gambar 11. Armatur
Bagian tengah dari plat
tersebut mempunyai lubang dengan sebuah nok yang sesuai dengan poros jangkar.
Kedalam lubang inilah dimasukkan poros jangkar beralur yang sesuai dengan nok,
sehingga poros akan ikut berputar apabila jangkar berputar.
d.
Komutator
Komutator tersusun atas
beberapa lamel-;amel tembaga merah yang diisolir satu terhadap yang lainnya
serta terhadap poros jangkar. Lamel-lamel ditahan oleh dua buah cincin jepit
secara ekor burung dan diosolasi dengan mika. Ke dalam cincin-cincin tersebut
dimasukkan sebuah tabung yang ujungnya direjan, sehingga komutator seluruhnya
duduk dengan kuat pada poros jangkar.
![]() |
Gambar 12. Komutator
e.
Brush dan Brush Holder
Brush terbuat dari tembaga
lunak. Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil (kumparan medan) ke armatur koil
(kumparan jangkar) langsung kemassa melalui komutator. Umumnya starter memiliki
empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
Ø
Dua buah brush disebut dengan brush positif.
Ø
Dua buah brush disebut dengna brush negatif.
Dua buah brush dipegang
dengan isolator dan masing-masing dihubungkan dengan kumparan medan oleh sebuah kabel berhubungan dengan
kumparan jangkar oleh komutator. Sedangkan dua buah brush lainnya dipegang
langsung oleh brush holder tampa adanya
isolator.dan dibungkan dengan massa
atau bodi kendaraan
![]() |
Gambar 13. brush
Keempat buah sikat
tersebut dipegang oleh brush holder (pemegang sikat), dan dapat meberikan gerak
brush ke arah radial sumbu poros jangkar.
2. Mekanisme Pemindah Tenaga
Bagian-bagian utama daripada pemindah tenaga diantaranya:
a.
Idle Gear
Idle Gear berfungsi untuk
meneruskan gaya putar yang dihasilkan oleh
armature menuju pinion gear, selain itu juga dapat menghasilkan gaya putar yang lebih
kuat. Oleh karena gaya rotasi dari armature diperlambat hingga sampai sepertiga
dan makin berkurang sampai seperempat setalah melalui mekanisme clutch, maka
gaya putar yang dihasilkan atau yang keluar dari pinion gear untuk memutarkan
fly wheel lebih kuat, meskipun bentuk motor starter tipe ini lebih kecil.
![]() |
Gambar 14. Idle Gear
b.
Starter Clutch
Stater clucth berfungsi
untuk memindahkan momen puntir. Momen puntir dihasilkan oleh armatur jangkar yang
diteruskan oleh armatur shaf, yang kemudian diteruskan melalui idle gear dan
kemudian masuk ke clutch gear, clutch starter, pinion gear. Clucth starer juga
berfungsi sebagai pengaman daripada armature coil bilamana roda penerus
cenderung memutarkan pinion gear. Karena bila mesin telah hidup, putaran mesin
jauh lebih tinggi putarannya daripada putaran motor starter sehingga kopling dirancang hanya bisa
berputar pada satu arah saja, untuk menghindari terputarnya motor starter oleh
putaran mesin yang dapat merusak komponen motor starter.
|
Gambar 15
starter clutch
Konstruksi
clucth starter tipe reduksi berbeda dengan tipe konvensional, namun prinsip dan
cara kerja masing-masing dapat dikatakan sama. Bagian ini hanya menjelaskan
konstruksi dan cara kerja tipe reduksi saja.
Ø
Cara kerja starter clutch selama memutarkan
Armatur yang berputar akan
meneruskan putarannya hingga masuk keclutch kopling. Inner barrel berputar
lebih cepat dari outer barrel, sehingga clutch roller terdorong kebidang yang
lebih sempit oleh spring, dan menyebabkan outer barrel ( armature) memutarkan
inner barrel (pinion gear) melalui clutch roller )
Ø
Cara kerja starter clutch setelah mesin hidup
Ring
gear flywheel memutarkan pinion gear, sehingga inner barrel berputar lebih
cepat dari outer barrel yang menyebabkan clutch roller terdorong kebidang yang
lebih besar melawan tegangan spring. Akibatnya inner barrel tidak berhubungan
degan outer barreluntuk mencegah perpindahan putaran dari mesin armature.
3.
Sakelar
Magnetic (Magnetic Switch)
Bagian-bagian
utama daripada magnetic switch diantaranya:
a. Pull In
Coil
Berfungsi untuk menarik
plunger dan melawan tegangan return spring agar mampu mendorong plat
kontak kearah terminal 30 dan terminal
c.
![]() |
Gambar 16. Sirkuit Magnetic Switch
b. Hold In Coil
Berfungsi untuk menahan
plat kontak setelah ditarik oleh pullin coil agar plat contact mampu
menghubungkan terminal 30 dan terminal C.
![]() |
Gambar 17. sirkuit Magnetic Switch
c. Plunger
Berfungsi untuk mendorong
plat kontak agar mampu menghubungkan antara terminal 30 dan terminal C.
![]() |
Gambar 29. Plenger dan pegas pembalik
d. Pegas Pembalik
Pegas pembalik ini
berfungsi untuk mendorong plunger
ketempat semula, sehingga mempercepat pemutusan hubungan arus listrik oelh
kontak pemutus yang terdapat didalam magnetic switch, dan sekaligus mempermudah
perhubungan dan pemutusan gigi pinion dengan ring gear.
|
Gambar 18. Pegas pembalik
C. CARA
KERJA MOTOR STARTER
1.
Kunci Kontak Pada Posisi “ START ”
Bila kunci
kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan dilalui arus listrik
yang berasal dari baterai, dan akan mengalir ke hold in coil dan pull in coil.
Arus listrik yang mengalir ke hold in coil langsung kemassa, sedangkan arus
yang masuk ke pull in koil akan diteruskan melalui terminal C ke field coil, ke
armatur melalui brush dan selanjutnya kemassa, pada titikl ini sebelum arus
besar masuk melalui kontak, motor akan berputar lambat dengan adanya energi
pada pull in coil menyebabkan tegangannya turun yang mana akan membatasi arus
yang mengalir kekomponen motor (field in coil dan armatur). Putaran armatur
yang lambat ini memungkinkan pinion gear dengan ring gear (Fly Wheel) berhubungan dengan lembut.
Pada saat yang
sama, pull in coil dan hold in coil membangkitkan medan magnet yang menekan plunger kekiri
melawan return spring (pegas pengembali). Pinion gera kemudian bergeser kekiri sampai
berhubungan dengan ring gear. Kontak
akan berhubungan bilamana pinion gear dengan ring gear telah berhubungan dengan
sempurna. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini, menyebabkan motor
berhubungan dengan lembut.
Alur spiral
juga akan membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut.


Gambar 19. Motor starter pada saat kunci kontak START
2.
Pinion dan Ring Gear Berhubungan
Bila magnetic
switch dan alur spiral mendorong pinionn gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, pada saat itulah kontak akan menyentuk kontak plate
yang ada pada plunger membuat main switch (kontak utama) ON oleh hubungan
singkat antara terminal 30 yang langsung berasal dari terminal baterai dengan
terminal C yang akan masuk ke sumber pembangkit (motor). Akibat hubungan ini
maka arus yang melalui motor starter lebih besar, yang menyebabkan motor
berputar dengan momen yang lebih besar pula. Alur spiral membantu pinion gear
berkaitan lebih kuat dengan ring gear. Pada saat yang sama, tegangan pada kedua
ujung pull in coil menjadi sama sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui
kumparan ini (saling menghilangkan kemagnetan). Plunger kemudian tertahan pada
posisinya hanya dengan gaya
magnet yang dihasilkan oleh hold in coil.

![]() |
Gambar 20. Motor starter pada
saat pinion dan ring gear berhubungan
3.
Kunci Kontak Pada Posisi “ ON ”
Bila kunci
kontak dikembalikan pada posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang
diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch akan tertutup, tetapi
sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold in coil melalui pull in coil.
Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil dengan arah yang sama pada saat
kunci kotak pada posisi START, hal ini
akan membagkitkan medan
magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir dengan arah yang
berlawanan, dengan membangkitkan medan
magnet yang akan mengembalikan (mendorong ) plunger pada posisi seperti
semulanya.
Karena
masing-masing memiliki arah arus yang berbeda, medan magnet yang dihasilkan oleh kedua
kumparan ini akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur oleh
return spring. Dengan demikian arus yang besar yang diberikan ke motor akan
terputus dan bersamaan dengan itu pula punger akan membebaskan hubungan pinion
dengan ting gear. Armatur yang digunakan pada motor tipe reduksi memiliki gaya inertia lebih kecil
bila dibandingkan dengan tipe konvensional, sehingga akan berhenti bila terjadi
gesekan. Motor seperti ini tidak memrlukan mekanisme break seperti yang
digunakan pada motor starter tipe konvensional.
![]() |

Gambar 21. Motor starter pada saat posisi ON

Tujuan
Kegiatan
Peserta diklat dapat memahami prosedur dalam
melaksanakan trouble shooting dilapangan dengan baik
A.
URAIAN
Problem pada motor starter
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:
1.
Mesin dapat berputar normal tetapi tidak dapat hidup
Bila mesin dapat berputar
normal tetapi tidak dapt hidup, masalahnya terletak pada sistem pengapian,
bahan bakar atau kompressi.
2. Kecepatan
putar terlalu rendah untuk menghidupkan mesin
Apabila putarannya terlalu
lambat untuk menghidupkan mesin, maka permasalahannya terletak pada sisitem starter,
akan tetapi tidak tertutup kemungkinan problem pada mesin itu sendiri. Pada
temperature yang sangat rendah diperlukan momen yang jauh lebih besar untuk
memutarkan mesin karena viskositas minyak pelumas amat tinggi.
Pada trouble shooting
diperlukan penelitian yang cermat pada kondisi dimana masalah timbul untuk
membantu anda menntukan dimana lokasi sumber masalah dengan tepat.
B. Prosedur Trouble Shooting
1.
Pada saat kunci kontak diputar keposisi START, motor
starter tidak bekerja (Pinion gear tidak bergerak keluar dan motor starter
tidak berputar)
Gangguan semacam ini
mungkin terdapat pada bagian kelistrikan yang berhubungan dengan terminal 50
atau pada motor starter.

1) Ukur
tegangan terminal baterai.
Pada saat kunci kontak
diposisikan ke START tegangannya harus 9,6 V atau lebih tinggi. Bila hasil
pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti baterai. Periksa
juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
2) Ukur
tegangan terminal 50 motor starter dengan massa.
Pada saat kunci kontak
pada posisi START tegangannya harus 8 V atau harus lebih tinggi. Bila
tegangannya dibawah harga tersebut, periksa bagian-bagian wiring antara baterai
dengan terminal 50 dan perbaiki atau aganti bagian-bagian yang rusak.
3) sebelum
membongkar motor starter, dengan menntukan secar kasar sumber masalah akan
memperlancar pekerjaan. (dalam hal ini gangguan mungkin saja terjadi karena
gangguan pada pull-in coil, field in coil, kabel-kabel dari terminal C sampai
dengan bagian-bagian motor dan sebagainya).
2.
Pada saat kunci kontak diputar keposisi START,
menyebabkan pinion gear bergerak keluar dengan suara klik tetapimotor starter
tetap diam atau tidak berputar.

1) Periksa
tahanan putaran mesin.
Periksa apanila diperlukan momen yang lebih besar dari biasanya untuk
memutarkan mesin dengan cara memutarkan poros engkol dengan kunci sk dan
sebagainya.
2) Ukur
tegangan terminal baterai
Pada saat kunci kontak pada posisi START tegangan baterai pada terminal
baterai harus 9,6 V atau lebih besar. Bila hasil pengukuran berada dibawah
harga tersebut lakukan pengisian atau ganti baterai. Periksa juga kotoran dan
karat pada terminal baterai.
3) Ukur
tegangan antara terminal 30 motor starter dengan massa
Pada saat kunci kontak diposisikan pada START tegangannya harus 8 Volt
atau lebih besar. Bila hasil pengukuran dibawah harga tersebut periksa kabel
antara terminal baterai dengan terminal 30 dan perbaiki atau ganti bila perlu.
4) Sebelum
membongkar motor starter menemukan sumber masalah secara kasar akan sangat
membantu, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih lancer (dalam hal
ini gangguan mungkin timbul pada switch kontak yang keadaannya klurang baik,
tahanan listrik antara komutaor dengan brush terlalu tinggi, starter clutch
slip dan lain-lain).
3.
Bila kunci kontak diputar ke posisi START, pinion
gear akan bergerak keluar masuk berulang-ulang.

1) Ukur
tegangan terminal baterai.
Pada saat kunci kontak
diposisikan ke START tegangannya harus 9,6 V atau lebih tinggi. Bila hasil
pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau ganti baterai. Periksa
juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
2) Ukur
tegangan terminal 50 motor starter dengan massa.
Pada saat kunci kontak
pada posisi START tegangannya harus 8 V atau harus lebih tinggi. Bila tegangannya
dibawah harga tersebut, periksa bagian-bagian wiring antara baterai dengan
terminal 50 dan perbaiki atau aganti bagian-bagian yang rusak.
3) sebelum
membongkar motor starter, dengan menntukan secar kasar sumber masalah akan
memperlancar pekerjaan. (dalam hal ini gangguan mungkin saja terjadi karena
gangguan pada hold-in coil yang rusak, massa
hold-in coil yang kurang baik dan sebagainya.).
4.
Motor starter terus bekerja meskipun kunci kontak
telah dikembalikan keposisi ON dari posisi START.

1) Periksa
kunci kontak
Pada saat kunci kontak
dikembalikan ke posisi ON hubungan kemotor starter harus terputus.
2) Periksa
relay starter, bila ada.
Periksa dan pastikan bahwa
relay bekerja normal.
3) Sebelum
membongkar motor starter tentukan sumber gangguan secara kasar dan ini akan
sangat membantu memperlancar pekerjaan (dalam hal ini gangguan mungkin
disebabkan oleh return spring yang sudah lemah, plunger macet dan sebagainya).
5.
Bila kunci kontak diputar ke posisi START akan
menyebabkan pinion gear bergerak keluar. Starter berputar, dan menimbulkan
suara berisik yang tidak wajar tetapi mesin tidak berputar.
Masalah seperti ini
biasanya disebabkan oleh pinion gear atau ring gear yang rusak. Bila ditemukan
kerusakan maka gantilah gear.
6.
Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi START
setelah mesin gagal hidup, maka pinion gear akan membuat suara berisik yang
tidak wajar, (hanya terjadi pada motor tipe konvensional.
Dalam hal ini gangguan
biasanya terletak pada mekanisme break. Lakukan test motor starter tampa beban., dan lihat
bahwa pinion gear segera berhenti berputar bila daya diputuskan. Bila tidak
berhenti dengan segera, perbaikai mekanisme breake.

A. TUJUAN
KEGIATAN
1. Peserta
diklat dapat memahami langkah melaksanakan pembongkaran motor starter
2. Peserta
diklat dapat memahami langkah melaksanakan perakitan motor starter.
3. Peserta
diklat dapat memahami langkah perbaikan terhadap motor starter.
4. Peserta
diklat dapat memahami prosedur penganalisaan dan pengetesan kemampuan motor
starter.
B. ALAT DAN BAHAN
1. 1.
Trolly Alat
2. Amper
Meter 90 A
3. Volt
Meter
4. Varnier
caliper
5. Armature
Tester
6. Pelumas
7. Baterai
12V60 Ah
8. Engine
Stand
9. Motor
Stater Reduksi
C. LANGKAH KERJA
Bongkar komponen berikut menurut
urutan seperti tampak pada gambar

Gambar 22. Kompen motor stater
Keterangan
1.
Kabel Terminal C 8. Perapat lakan
2.
Baut pengikat 9. Skrup rumah kopling
3.
Field frame (Rangka medan) 10. Rumah koplimg
4.
Armature 11. Kopling
dan bola roda gigi
5.
Skrup end frame 12. Pegas Pembalik
6.
End frame 13. Magnetic switsh
7.
Brush dan brush holder 14. Bola Baja
1.
Lepaskan penghubungan kabel dari switch magnet (dari
terminal C switch Magnet) dengan konci ring 12 mili.
![]() |
2.
Lepaskan 2 baut pengikat field frame
dengan menggunakan konci ring 10 mili.

3.
Lepaskan frame bagian belakang. Buka 2
skrup pengikat brush holder pada bagian belakang daripada motor starter dengan
benggunakan obeng bunga.

4.
Tariklah
armature dari bagian depan field frame.

![]() |
5.
Lepaskan 2 sikat positif dengan menekan brush dari
bagian dalam kemudian tarik brush dengan hati-hati.
6.
Buka 2 skrup rumah starter dengan
menggunakan obeng bunga melaui bagian depan motor starter, dan lepaskan roda
gigi idler dan kopling.

![]() |
7.
Dengan menggunakan maggunakan magnet keluarkan bola
baja dari lubang poros kopling kemudian amankan.

Pada motor starter tipe reduksi magnetic switch biasa di buka dengan
membuka 4 buah skrup pada bagian belakang magnetic switch. Tetapi pada magnetic
switch tipe konvensional dan tipe planetary agak sulit karena selain terikat
oleh dua buah baut juga terdapat soderan pada terminal 50 yang tertanam pada tutup
magnetic switch dengan ujung kabel pull-in coil dan hold in coil.
C. PEMERIKSAAN
DAN PERBAIKAN
1. Periksa
terputusnya sirkuit pada komutator
|

|
||||||
|
||||||
![]() |
2. Periksa
hubungan kemassa pada komutator (pengetesan hubungan ke body)

3. Pengetesan
hubungan singkat

4.
Pemeriksaan
bantalan

Periksa bantalan depan dan
belakang kemungkinan aus atau cacat. Ganti bantalan jika cacat. Buka bantalan
dengan SST (09286 – 46011) kemudian pasang bantalan dengan menggunakan SST (09285 – 76010)
5. Periksa
kotoran dan kebakaran pada permukaan komutator
Jika permukaannya kotor atau
terbakar, perbaiki dengan amplas (NO 400) untuk membersihkan bram atau mesin
bubut kalau perlu.
![]() |
6.
Pemeriksa
run out komutator

Tempatkan poros
armature pada V-Blok dalam keadaan bantalan terpasang pada poros. Menggunakan
Dial Geuge, ukur run outnya.
Run out maksimum :
0,05 mm (0,0020 in)
Jika run out lebih dari batas
nilai maksimum, perbaiki dengan mesin bubut.
7. Periksa
diameter komutator

Diameter standar : 30 mm
Diameter minimum (limit) : 29 mm
Jika diameter nilai komutator
kurang dari nilai limit, gantilah armatur.
8. Periksa
kedalaman alur/segmen mica.
Periksa kebersihan alur dari kotoran atau benda lain,
ratakan permukaan pada ujungnya.
Kedalaman
Standart : 0,45 – 0,75 mm
Kedalaman
minimum : 0,2 mm


![]() |

Menggunakan Ohm meter, periksa
kontinuitas antara kabel timah dengan dua buah sikat positif secara bergantian.
Periksa hubungan antar kedua sikat positif tersebut.
Jika tidak ada kontinuitas,
hubungan putus, ganti field coil.
10.
Periksa hubungan kemasa pada field
coil

Menggunakan Ohmmeter, periksa
bahwa tidak ada kontinuitas antara ujung field coil dengan field frame.
Jika terdapat kontinuitas,
perbaiki atau ganti field coil.
11.
Periksa
panjang sikat

Menggunakan
jangka sorong, ukur panjang sikat.
Panjang sikat standar :
13,5 mm
Panjang sikat minimum : 10
mm
|

12. Pegas Sikat
(Brush Spring)
Ukur
beban pegas sikat dengan menggunakan “pull scale’ .
|
|
|
Minimum beban pada pegas
: 1,0 kg
13.
Pemegang sikat (Brush Holder)

Periksa isolasi brush holder
dengan menggunakan Ohmmeter, pastikan bahwa antara brush holder positif tidak
ada kontinuitas dengan brush holder negatif.
Bila terdapat hubungan perbaiki
atau ganti brush holdernya.
14.
Pemeriksaan Kopling Stater

a.
Putarlah pinion gear dengan membolak balik arah
putaran. Pinion harus dapat berputar bebas pada satu arah yaitu sesuai dengan
arah jarum jam, tetapi akan terkunci pada waktu diputar berlawanan arah jarum jam.
Jika pinion dapat berputar bebas kesegala arah kopling berarti rusak, harus
diganti.
b.
Periksa gigi-giginya kemungkinan aus
atau cacat. Juga periksa gigi ring rida gaya
kemungkinan aus atau cacat.

c. Roda Gigi

15.
Mekanisme Switch Magnet

a.
Periksa
hubungan pull-in coil
Dengan menggunakan Ohm
meter periksa kontinuitas daripada pull-in coil antara terminal 50 dengan
terminal C magnetic switch, jika ada kontinuitas hubungan bagus dan jika tidak
ada kumparan putus, magnetic switch diganti.
![]() |
b.
Periksa
hubungan hold-in coil
Dengan
mengguinakan Ohmmeter periksa kontinuitas daripada hold-in coil, periksa
hubungan antara terminal 50 dan body magnetic switch. Bila ada hubungan, baik.
Tetapi jika tidak ada hubungan periksa dan ganti bila perlu.
c.
Periksa hubungan terminal 30 dengan terminal C magnetic switch

Dengan menggunakan
Ohmmeter periksa kontinuitas antara terminal 30 dengan terminal C magnetic
switch, tampa
penarikan plunger tidak berhubungan , tetapi jika plunger ditarik ia akan
berhubungan.
D. Perakitan komponen motor starter
Catatan
pada waktu merakit lumasi terlebih dahulu bantalan-bantalan dan roda-roda gigi
dengan gemuk tahan temperatur tinggi. Rakit komponen berikut seperti urutan
pada gambar (Kebalikan langkah pembongkaran). Pakailah gemuk tahan suhu tinggi
umtuk melumasi bantalan dan roda-roda gigi ditempat-tempat seperti ditunjukkan
pada gambar.
![]() |
E. PENGETESAN MOTOR STARTER TAMPA BEBAN
1. Pengetesan switch magnet
-
Perhatian :
Masing-masing pengetesan komponen dilakukan hanya dalam waktu 3 – 5
detik untuk mencegah terbakarnya komponen.
-
Lepaskan terminal
C
a.
Pengetesan Pull-in Coil
Hubungkan
switch magnet dengan baterai seperti terlihat pada gambar,
Bagian
negatif : Baterai terminal negatif (-) kerumah starter dan terminal C
Bagian
positif : Baterai terminal positif (+) ke terminal 50
Gigi
Pinion stater harus melompat keluar dengan cepat, jika tidak berarti Hold in
Coil Putus/ Rusak
![]() |
b.
Pengetesa hold-in coil
Dengan
hubungan yang sama seperti pada rangakain pull-in coil test, lepaskan terminal
C. pada saat ini, pinion harus tetap keluar.
![]() |
c.
Periksa kembalinya pinion
Pada waktu melepas kabel
dari rumah starter, pinion yang menjulur tersebut harus kembali ke posisi
semula dengan cepat.
![]() |
2. PENGETESAN KERJA MOTOR
Pengetesan motor dapat
dilakukan tampa
beban yaitu pengetesan Tegangan dan Amper yang dipakai pada saat motor bekerja.
a. Pengetesan Amper
Ø
Amankan starter pada catok untuk mencegah
kecelakaan
Ø
Stel tester pada nilai AMPER.
Ø
Hubungkan baterai dengan starter seperti
terlihat pada gambar
Baterai (+) Ammeter
(+) Ammeter (-)Baterai (-)
tester (-) Terminal 30

Ø
Hubungkan kabel positif dengan terminal 50. jika
starter memperlihatkan putaran yang halus dan stabil dengan pinion menjulur
keluar serta menggunakan arus kurang dari spesifikasi, berarti motor starter
dalam keadaan baik.
![]() |
Arus Spesifikasi pengetesan tampa
beban :
Pada tegangan 11,5
: Amper kurang dari 90 A

Pertanyaan 1
Hubungan
antara arah gerakan, arah arus dan arah fluks dinyatakan dalam kaedah tangan
apa ? sebutkan masing-masing menunjukkan apa ?
Jawaban
a…………………………………………………………………………………………b…………………………………………………………………………………………c………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 2
Tuliskan
2 karakteristik motor starter ?
Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 3
Sebutkan
komponen-komponen pembangkit tenaga dan fungsi masing-masing ?
Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 4
Jelaskan
cara kerja rangkaian system starter pada saat kunci kontak START ?
Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 5
Sebutkan
prosedur dalam trouble shooting
Jawaban
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan 6
Motor
starter tidak bekerja atau berputar lambat, tetapi mesin tetap tidak daapat
distart (kalau kesalahan terletak pada peralatan start). Tuliskan kemungkinan
sebab-sebab utamanya ?
Jawaban
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..............................

Pertanyaan 1
Hubungan
antara arah gerakan, arah arus dan arah fluks dinyatakan dalam kaedah tangan
apa ? sebutkan masing-masing menunjukkan apa ?
Jawaban
Hubungan
antara arah gerakan,arah arus dan arah fluks dinyatakan dalam kaedah tangan
kiri.
a.
Ibu meunjukkan arah gerakan kunduktor
b.
Jari telunjuk menunjukkan arah fluksi magnet
c.
Jari tengah menunjukkan arah arus
Pertanyaan 2
Tuliskan
2 karakteristik motor starter ?
Jawaban
1.
Makin besar arus yang digunakan oleh motor starter,
makin besar momen puntir yang dibangkitkan oleh motor
2.
Makin cepat motor, makin besar gaya elktromagnetive lawan yang dibangkitkan
oleh armature coil dan makin kecil arus yang mengalir.
Pertanyaan 3
Sebutkan
komponen-komponen pembangkit tenaga dan fungsi masing-masing ?
Jawaban
Bagian-Bagian Pembangkit
Tenaga
1. Yoke dan Pole Core
Yoke terbuat dari
baja yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat
dengan skrup. Pule core berfungsi sebagai penopang field coil dan juga
sekaligus memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
2. Field Coil
Field
coil berfungsi sebagai pembangkit medan
magnet yang besar.
3. Armatur (Jangkar)
Armatur berfungsi sebagai
pengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
4. Komutator
Komutator tersusun atas
beberapa lamel-;amel tembaga merah yang diisolir satu terhadap yang lainnya
serta terhadap poros jangkar, yang berfungsi sebagai penghubung aliran arus
yang amasuk ke armature.
5. Brush dan Brush Holder
Bruah terbuat dari tembaga
lunak. Brush berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil (kumparan medan) ke armatur koil
(kumparan jangkar) langsung kemassa melalui komutator.
Pertanyaan 4
Jelaskan
cara kerja rangkaian system starter pada saat kunci kontak START ?
Jawaban
Bila
kunci kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan dilalui arus
listrik yang berasal dari baterai, dan akan mengalir ke hold in coil dan pull
in coil. Arus listrik yang mengalir ke hold in coil langsung kemassa, sedangkan
arus yang masuk ke pull in koil akan diteruskan melalui terminal C ke field
coil, ke armatur melalui brush dan selanjutnya kemassa, pada titik ini sebelum
arus besar masuk melalui kontak, motor akan berputar lambat dengan adanya
energi pada pull in coil menyebabkan tegangannya turun yang mana akan membatasi
arus yang mengalir kekomponen motor (field in coil dan armatur). Putaran
armatur yang lambat ini memungkinkan pinion gear dengan ring gear (Fly Wheel) berhubungan dengan lembut.
Pada saat
yang sama, pull in coil dan hold in coil membangkitkan medan magnet yang menekan plunger kekiri
melawan return spring (pegas pengembali). Pinion gera kemudian bergeser kekiri sampai
berhubungan dengan ring gear. Kontak
akan berhubungan bilamana pinion gear dengan ring gear telah berhubungan dengan
sempurna. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini, menyebabkan motor
berhubungan dengan lembut.
Alur
spiral juga akan membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut.
![]() |
Pertanyaan 5
Ada 6 gejala yang dapat
dilihat pada gannguan sistem starter, sebutkan ?
Jawaban
1.
Pada saat konci kontak diputar posisi START motor
starter tidak bekerja.
2.
Kunci kontak diputar ke posisi START, pinio gear
bergerak keluar dengan bunyi klik tetapi motor starter tetap diam
3.
Kunci kontak diputar ke posisi START, pinion gear
bergerak keluar masuk berulang-ulang.
4.
Motor starter terus bekerja meskipun kunci kontak telah
dikembalikan ke posisi ON dari START.
5.
Bila kunci kontak diputar keposisi START akan
menyebabkan gear pinion bergerak keluar, starter berputar dan menimbulkan suara berisik yang tidak
wajar tetapi mesintidak berputar.
6.
Bilakunci kontak dikembalikan ke posisi START setelah
mesin gagal hidup, maka pinion gear akan membuat suara berisik yang tidak wajar
Pertanyaan 6
Motor
starter tidak bekerja atau berputar lambat, tetapi mesin tetap tidak daapat
distart (kalau kesalahan terletak pada peralatan start). Tuliskan kemungkinan
sebab-sebab utamanya ?
Jawaban
Masalah
seperti ini biasanya disebabkan oleh pinion gear atau ring gear yang rusak.
Bila ditemukan kerusakan maka gantilah gear.
![]() |
Sistem
Kelistrikan Dan Bahan Bakar Otomotif I DIKMENJUR
Jakarta
1979.
Toyota (Pedoman Reparasi Mesin Seri K) PT. TOYOTA
ASTRA MOTOR Jakarta
New
Step 1 PT. TOYOTA ASTRA MOTOR Jakarta
New
Step 2. Fundamental of Training PT. TOYOTA
ASTRA MOTOR Jakarta.
DISKRIPSI SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4 G 15
DISKRIPSI SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA
MITSUBISHI LANCER 4 G 15
A. Prinsip Kerja Motor Starter
Mesin membutuhkan tenaga dari luar untuk menggerakkan poros engkol dan membantunya agar mudah hidup. Diantara berbagai peralatan yang ada, sekarang auto mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam atau keluar dari hubungan dengan ring gear yang ada pada roda gila (fly wheel) mesin.
Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu maka dipergunakan motor seri DC (Direct Current).
Mesin tidak dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang yaitu langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan. Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal. Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada kondisi dan struktur operasinya tetapi pada umumnya 40-60 rpm untuk motor bensin, dan 80-100 rpm untuk motor diesel.
Alasannya mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarnya mencapai tingkat tertentu meliputi:
1. Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada motor bensin, kecepatan udara masuk berpengaruh terhadap kerja karburator. Pada motor diesel, kecepatan putar pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan terjadinya atomisasi bahan bakar secara sempurna.
2. Temperatur yang terlalu rendah. Pada motor bensin, temperatur silinder yang rendah akan menghambat pengabutan bahan bakar. Pada mesin diesel, hingga temperatur udara yang dikompresikan didalam silinder tercapai, bahan bakar masih dapat saja gagal terbakar.
3. Karakteristik motor starter semakin rendah putarannya akan mengambil arus lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu untuk memberikan tenaga yang cukup ke sistem pengapian (pada motor bensin) selama putaran awal, karena tegangan pada terminal baterai yang turun. Bila ini terjadi, maka kemampuan pembakaran akan menurun, karena tegangan yang masuk ke kumparan primer dari ignition coil tidak cukup, menyebabkan tegangan sekunder yang dikirim ke busi tidak cukup.
Gambar 02. Grafik Karakteristik Motor Starter
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
Tabel 01. Karakteristik Motor Starter
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-6)
Tahap
Item Pemutaran awal Pemutaran meningkat
Kecepatan motor Rendah Tinggi
Gaya elektromotive lawan yang dibangkitkan pada armature coil Kecil Besar
Arus motor Besar Kecil
Momen puntir yang dibangkitkan Besar Kecil
Penurunan tegangan pada baterai dan kabel Besar Kecil
Tegangan yang diberikan ke motor starter Kecil Besar
Prinsip kerja dari motor starter adalah sebagai berikut:
1. Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (conductor), medan magnet dibangkitkan seperti arah ulir kanan.
Gambar 03. Kaidah Ulir Kanan
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
2. Bila penghantar ditempatkan diantara kutup N dan S dari sebuah magnet permanen, maka garis gaya magnet yang terjadi oleh arus listrik dalam penghantar dan garis gaya magnet dari magnet permanen saling berpotongan menyebabkan magnetic flux bertambah dibagian bawah penghantar dan berkurang dibagian atas penghantar.
Dapat dianggap bahwa magnetic flux adalah sebagai sabuk karet yang telah ditegangkan. Jadi magnetic flux adalah gaya yang cenderung menarik pada satu garis lurus lebih kuat dibagian bawah penghantar. Akibatnya dari hal ini bahwa penghantar memperoleh gaya yang cenderung mendorongnya ke atas (kaidah tangan kiri feming).
Gambar 04. Fleming’s Left-Hand Rule
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
Lilitan kawat yang diletakkan diantara kutup magnet permanen akan mulai berputar bila diberi arus. Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah yang berlawanan pada masing-masing lilitan, jadi gaya yang saling memotong dari lilitan dengan magnet itu sendiri. Akibatnya lilitan kawat akan berputar searah dengan arah jarum jam.
Gambar 05. Konduktor
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-3)
Waktu yang tepat diperoleh dengan membalikan arah aliran arus dengan menggunakan komutator, maka lilitan akan terdorong berputar terus pada arah yang sama. Gambar dibawah ini menunjukkan model yang paling sederhana dari kerjanya motor.
Gambar 06. Model Kerja Motor Sederhana
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-3)
Motor yang sebenarnya, terdapat beberapa set kumparan dipergunakan untuk membatasi ketidakteraturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap konstan, tetapi prinsipnya sama. Selanjutnya motor seri DC yang dikombinasikan pada motor starter menggunakan sejumlah kumparan yang disebut field coil yang dirangkai secara seri dengan beberapa armature sebagai pengganti magnet permanen.
B. Konstruksi Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
Motor tipe ini terdiri dari sebuah magnetic switch, motor electric, drive lever, pinion gear, starter clutch, dan lain-lain seperti terlihat pada gambar diatas.
Pinion gear ditempatkan satu poros dengan armature dan berputar dengan kecepatan yang sama. Drive lever yang dihubungkan dengan plunger magnetic switch mendorong pinion gear dan menyebabkan berkaitan dengan ring gear.
C. Komponen Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
1. Magnertic switch
Magnetic switch dioperasikan oleh gaya magnet yang dibangkitkan didalam kumparan dan mempunyai dua fungsi sebagai berikut:
- Menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari ring gear.
- Bekerja sebagai main switch atau relay yang memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor starter.
Gambar 09. Magnetic Switch
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-8)
Keterangan:
a. Hold-in coil (kumparan shunt), sebagai penahan plunger
b. Pull-in coil (kumparan seri), sebagai pendorong plunger
c. Plunger, sebagai penarik tuas penggerak
d. Terminal C, sebagai penghubung arus ke kumparan medan
e. Terminal 30, sebagai penghubung arus dari accu
f. Contact plate, sebagai penghubung terminal C dan terminal 30
g. Pegas pembalik, sebagai pegas pengembali plunger
Cara kerja:
Bila pull-in coil dan hold-in coil dialiri arus dari baterai maka kumparan akan menjadi magnet sehingga inti akan terlempar, terdorong dan berhubungan dengan contact plate pada terminal 30 dan terminal C.
2. Field coil
Gambar 10. Field Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-7)
Keterangan:
a. Pole core, sebagai inti kutup pembantu flux
b. Field coil, sebagai penghasil medan magnet
c. Yoke, sebagai rumah/body
Cara kerja:
Arus listrik dari magnetic switch mengalir melalui field coil yang selanjutnya membangkitkan medan magnet untuk memutar armature.
3. Brush/ Sikat
Keterangan:
a. Brush, sebagai penghantar arus dari kumparan medan ke armature
b. Commutator, sebagai penerus arus dari sikat
c. Armature, sebagai pemotong garis-garis gaya magnet
4. Armature
Gambar 12. Armature
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-8)
Keterangan:
a. Armature core, sebagai tempat lilitan armature
b. Armature shaft, sebagai dudukan armature
c. Commutator, sebagai penerus arus dari sikat
d. Armature coil, sebagai pemotong GGL (gaya gerak listrik)
Armature berputar diakibatkan dari interaksi antara medan magnet yang dibangkitkan oleh field coil dengan armature coil. Armature berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
5. Drive lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda penerus, dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar 13. Drive Lever
(Dokumentasi)
6. Starter clutch
Gambar 14. Starter Clutch
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Keterangan:
a. Pinion gear, sebagai penggerak roda penerus
b. Screw splines, sebagai pengatur gerak pinion
c. Clutch housing, sebagai rumah kopling
d. Clutch roller, sebagai penghalus putaran kopling
Starter clucth berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Stater clutch juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah terjadinya over running pada armature apabila gigi yang digerakkan (driven gear) sudah mempunyai tenaga putar karena mesin telah hidup.
Konstruksi starter clutch yang digunakan untuk motor starter tipe konvensional agak berbeda dari yang menggunakan tipe reduksi ataupun tipe planetari, tetapi prinsip dan cara kerja masing-masing sama. Bagian ini hanya menjelaskan konstruksi dan cara kerja motor starter tipe konvensional saja.
Cara kerja starter clutch adalah sebagai berikut:
1). Starter clutch selama memutarkan
Gambar 15. Penampang Motor Starter Clutch Sebelum Memutarkan Mesin
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Armature yang berputar akan memaksa clutch housing yang beralur untuk berputar lebih cepat dari pada inner race yang disatukan dengan pinion gear. Clutch roller akan menggelinding ke arah yang lebih sempit antara clutch housing dengan inner race hingga terikat mati antara clutch housing dengan inner race. Sebagai akibatnya roller akan memindahkan momen dari clutch housing ke inner race dan selanjutnya ke pinion gear.
2). Starter clutch setelah mesin hidup
Gambar 16. Penampang Motor Starter Clutch Setelah Mesin Hidup
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Bila mesin telah hidup momennya akan memaksa inner race untuk berputar jauh lebih cepat dari clutch housing. Clutch roller kemudian akan menggelinding mendorong pegas ke ruang yang lebih luas di dalam housing. Akibatnya clutch housing dan inner race akan saling melepas untuk mencegah starter clutch memindahkan momen mesin dari pinion gear ke motor starter.
D. Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
1. Kunci Kontak Pada Posisi “START”
Saat kunci kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke pull-in coil dan hold-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, tegangan pada pull-in coil turun karena mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan armature) kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang bersamaan hold-in coil dan pull-in coil timbul medan magnet akibat dialiri arus, sehingga plunger yang ada ditengah-tengah kumparan akan tertarik kekanan melawan pegas pengembali. Gerakan ini menyebabkan pinion gear terdorong kekiri dan berkaitan dengan ring gear. Kecepatan putaran motor yang lambat akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral membantu perkaitan pinion gear dan ring gear menjadi lembut.
Gambar 17. Kunci Kontak Pada Posisi Start
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-11)
Diagram Perjalanan Arus Saat Kunci Kontak Pada Posisi Start
2. Pinion Gear dengan Ring Gear Berkaitan
Magnetic switch dan alur spiral mendorong pinion gear pada posisi berkaitan penuh dengan ring gear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main relay ON dengan menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Akibat hubungan ini maka arus yang mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada saat ini tegangan pada kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak mengalir pada kumparan ini, oleh karena plunger ditahan pada posisinya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.
Gambar 18. Kunci Kontak dengan Ring Gear Berkaitan
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-11)
Diagram perjalanan arus saat pinion gear berkaitan dengan ring gear
3. Kunci kontak pada posisi “ON”
Saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil dengan arah yang sama pada seperti pada saat kunci kontak diposisikan start, ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger ke posisi semula.
Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur kembali oleh pegas pembalik. Dengan demikian, maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus bersamaan dengan itu, plunger akan memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.
Gambar 19. Kunci Kontak Pada Posisi ON
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-12)
Diagram Perjalanan Arus Saat Kunci Kontak Pada Posisi “ON”
E. TES KEMAMPUAN
Sebelum melakukan pembongkaran motor starter, pertama kali harus menentukan terlebih dahulu sumber masalah secara kasar dengan melakukan tes kemampuan. Hal ini disarankan untuk membantu mempercepat proses over houl. Tes ini juga dilakukan setelah perakitan kembali untuk meyakinkan bahwa motor starter bekerja dengan baik. Lakukan tes secepat mungkin (dalam 3-5 detik), jika tidak kumparan pada motor starter dapat terbakar.
Macam-macam tes kemampuan adalah sebagai berikut:
1. Tes pull-in coil
Gambar 20. Tes Pull-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
a. Melepas kabel field coil dari terminal C
b. Menghubungkan baterai ke magnetic switch seperti terlihat pada gambar.
Periksa bahwa pinion bergerak keluar. Jika pinion gear tidak bergerak keluar, periksa kerusakan pada pull-in coil, kemungkinan plunger macet atau penyebab lain.
2. Tes Hold-In Coil
Gambar 21. Tes Hold-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
Menggunakan baterai seperti diatas dan pinion keluar, lepaskan kabel negatif dari terminal C. Periksa bahwa pinion tetap keluar. Jika pinion gear tertarik masuk, periksa kerusakan pada hold-in coil, massa hold-in coil yang kurang baik atau penyebab lain.
3. Tes Kembalinya Pinion
Gambar 22. Tes Kembalinya Pinion
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
Melepas kabel negatif dari switch body dan periksa bahwa pinion tertarik masuk. Pinion gear tertarik, periksa return spring kemungkinan lemah, plunger macet atau kemungkinann penyebab lain.
4. Pemeriksaan celah pinion
Gambar 23. Pemeriksaan Celah Pinion
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
a. Melepas hubungan baterai dari magnetic switch seperti terlihat pada gambar.
b. Gerakan pinion gear ke arah armeture untuk menghilangkan renggang (celah), kemudian mengukur celah antara ujung pinion gear dengan stop collar.
Celah standar: 0,5-0,2 mm
5. Tes tanpa beban
a. Mengikat motor starter dengan kuat pada ragum atau lain-lainnya.
b. Menghubungkan kabel field coil ke terminal C, pastikan bahwa kabel tersebut tidak berhubungan dengan body.
c. Menghubungkan baterai dan armature seperti pada gambar.
d. Memeriksa bahwa starter berputar dengan lembut dan pinion gear bergerak ke luar.
e. Memeriksa bahwa Ampermeter menunjukkan arus yang ditentukan.
Arus spesifikasi: kurang dari 50 A pada 11 V.
f. Memeriksa bahwa pinion gear tertarik masuk dan motor starter segera berhenti bila kabel diputuskan dari terminal 50. Jika motor starter berhenti seketika, armature kemungkinan rusak.
F. Langkah-Langkah Pembongkaran, Pemeriksaan, Dan Perakitan Motor Starter Tipe Konvensional
1. Langkah pembongkaran
Gambar 25. Langkah Pembongkaran Motor Starter Tipe Konvensional
(Dokumentasi)
Lakukan pembongkaran sesuai urutan pembongkaran pada gambar diatas.
1. Magnetic switch 6. Field coil
2. Pegas pengembali 7. Armature
3. Plunger 8. Drive lever
4. End frame 9. Starter clutch
5. Brush holder dan brush 10. Drive housing
2. Langkah pemeriksaan
a. Armature Coil
1). Pemeriksaan komutator dari kemungkinan sirkuit yang terbuka
Memeriksa hubungan antara segmen komutator menggunakan ohmmeter. Jika ada segmen yang tidak berhubungan, maka armature segera diganti.
2). Pemeriksaan bahwa komutator tidak berhubungan dengan massa.
Memeriksa bahwa tidak ada hubungan antara komutator dengan armature core dengan menggunakan ohmmeter. Jika terdapat hubungan, maka komutator harus segera diganti.
Gambar 26. Pemeriksaan Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
b. Commutator
1). Pemeriksaan permukaan komutator dari kemungkinan kotor atau terbakar.s
Jika keadaan permukaan kotor atau terbakar, dibersihkan dengan amplas (No. 400) atau dengan membubut.
2). Pemeriksaan run out komutator
Run out standar : 0,05 mm.
Run out limit : 0,1 mm.
Jika run outnya lebih besar dari harga maksimumnya, harus segera diperbaiki dengan jalan membubut.
Gambar 27. Pemeriksaan Run Out Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
3). Pengukuran diameter komutator
Diameter standar : 32 mm
Diameter limit : 31 mm
Jika diameter komutator kurang dari harga minimum, armature segera diganti.
Gambar 28. Mengukur Diameter Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
4). Pemeriksaan segmen
Memeriksa semua segmen dan keadaannya harus bersih dan terbebas dari bahan-bahan asing.
Kedalaman undercut standar : 0,5 mm
Kedalaman undercut limit : 0,2 mm
Jika kedalaman undercut kurang dari harga minimum, perbaiki dengan menggunakan daun gergaji dan dihaluskan sisi luarnya.
c. Field Coil
1). Pemeriksaan Field Coil dari kemungkinan sirkuit yang terbuka
Memeriksa hubungan antara kabel brush pada field coil menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, maka field frame diganti.
2). Pemeriksaan bahwa field coil tidak berhubungan dengan massa
Memastikan bahwa antara ujung field coil dari field frame tidak ada hubungan. Jika ada hubungan, maka field frame diganti.
Gambar 30. Pemeriksaan Field Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
d. Magnetic switch
1). Pemeriksaan plunger
Mendorong plunger ke dalam dan dibebaskan. Plunger harus segera kembali keposisi semula.
Gambar 31. Pemeriksaan Plunger
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
2). Melakukan tes sirkuit terbuka pull-in coil
Memeriksa hubungan antara terminal 50 dengan terminal C menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, magnetic switch harus diganti.
Gambar 32. Tes Sirkuit Terbuka Pull-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
3). Melakukan Tes Sirkuit Terbuka Hold-In Coil
Memeriksa hubungan antara terminal 50 dengan switch body menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, magnetic switch segera diganti.
Gambar 33. Tes Sirkuit Terbuka Hold-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
e. Starter Clutch
1). Pemeriksaan pinion gear dan spline teeth
Memeriksa pinion gear dan spline teeth kemungkinan terdapat kerusakan dan keausan. Jika keadaannya rusak, harus diganti. Periksa juga ring gear terhadap keausan dan kerusakan.
2). Pemeriksaan kopling
Memutar pinion searah jarum jam dan memeriksa keadaannya, serta dapat berputar dengan lembut. Putar pinion berlawanan dengan arah jarum jam dan periksa keadaannya harus terkunci.
Gambar 34. Pemeriksaan Kopling
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
f. Brushes
Pengukuran panjang sikat (brushes):
Panjang standar : 16 mm
Panjang limit : 10 mm
Jika panjang sikat (brushes) kurang dari harga minimum, brush segera diganti dan dibentuk dengan jalan mengamplas.
Gambar 35. Pemeriksaan Brushes
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
g. Brush spring
Pengukuran beban brush spring dengan menggunakan pull scale:
Pull scale dibaca saat brush spring terpisah dari brush.
Standar beban terpasang : 1,4-1,6 kg (3,1-3,5 lb; 14-16 N)
Minimum beban terpasang : 1,0 kg (2,2 lb; 10 N)
Jika beban terpasang dibawah harga minimum, pegas sikat (brush spring) segera diganti.
Gambar 36. Pengukuran Brush Spring
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
h. Brushes holder
Pemeriksaan isolasi brush holder:
Menggunakan ohmmeter, dipastikan bahwa brush holder positif tidak berhubungan dengan brush holder negatif. Jika berhubungan, brush holdernya diperbaiki atau diganti.
3. Langkah perakitan
Gambar 38. Langkah Perakitan Motor Starter Tipe Konvensional
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
Langkah perakitan kebalikan dengan langkah pembongkaran. Lakukan perakitan sesuai urutan pada gambar diatas:
1. Drive housing 6. Brush holder dan brush
2. Starter clutch 7. End frame
3. Drive lever 8. Plunger
4. Armature 9. Pegas pengembali
5. Field coil 10. Magnetic switch
G. Spesifikasi Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
Tabel 02. Spesifikasi Motor Starter
Keterangan Spesifikasi
Type
No. identifikasi
Kapasitas output (kW)
Voltage (V)
Jumlah gigi pinion
Direct Drive
M3T 325929601
1,0
12
8
Tabel 03. Spesifikasi Servis
Keterangan Spesifikasi
Commutator
Runout standar mm
Limit mm
Diameter standar mm
Limit mm
Undercut standar mm
Limit mm
0.05
0,1
32
31
0,5
0,2
Brush
Panjang standar mm
Limit mm
Brush spring
Beban standar kg
Limit kg
16
10
1,4 - 1,6
1,0
Celah pinion mm 0,5 – 0,2
A. Prinsip Kerja Motor Starter
Mesin membutuhkan tenaga dari luar untuk menggerakkan poros engkol dan membantunya agar mudah hidup. Diantara berbagai peralatan yang ada, sekarang auto mobil menggunakan motor listrik yang dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar ke dalam atau keluar dari hubungan dengan ring gear yang ada pada roda gila (fly wheel) mesin.
Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari sumber tenaga baterai yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu maka dipergunakan motor seri DC (Direct Current).
Mesin tidak dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang yaitu langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Langkah pertama untuk menghidupkan mesin, kemudian memutarkannya dan menyebabkan siklus pembakaran pendahuluan. Motor starter minimal harus dapat memutarkan mesin pada kecepatan minimum yang diperlukan untuk memperoleh pembakaran awal. Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada kondisi dan struktur operasinya tetapi pada umumnya 40-60 rpm untuk motor bensin, dan 80-100 rpm untuk motor diesel.
Alasannya mengapa mesin tidak akan hidup sampai kecepatan putarnya mencapai tingkat tertentu meliputi:
1. Bahan bakar tidak teratomisasi sepenuhnya pada putaran rendah. Pada motor bensin, kecepatan udara masuk berpengaruh terhadap kerja karburator. Pada motor diesel, kecepatan putar pompa injeksi yang rendah tidak memungkinkan terjadinya atomisasi bahan bakar secara sempurna.
2. Temperatur yang terlalu rendah. Pada motor bensin, temperatur silinder yang rendah akan menghambat pengabutan bahan bakar. Pada mesin diesel, hingga temperatur udara yang dikompresikan didalam silinder tercapai, bahan bakar masih dapat saja gagal terbakar.
3. Karakteristik motor starter semakin rendah putarannya akan mengambil arus lebih besar dari baterai, dan baterai mungkin tidak mampu untuk memberikan tenaga yang cukup ke sistem pengapian (pada motor bensin) selama putaran awal, karena tegangan pada terminal baterai yang turun. Bila ini terjadi, maka kemampuan pembakaran akan menurun, karena tegangan yang masuk ke kumparan primer dari ignition coil tidak cukup, menyebabkan tegangan sekunder yang dikirim ke busi tidak cukup.
Gambar 02. Grafik Karakteristik Motor Starter
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
Tabel 01. Karakteristik Motor Starter
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-6)
Tahap
Item Pemutaran awal Pemutaran meningkat
Kecepatan motor Rendah Tinggi
Gaya elektromotive lawan yang dibangkitkan pada armature coil Kecil Besar
Arus motor Besar Kecil
Momen puntir yang dibangkitkan Besar Kecil
Penurunan tegangan pada baterai dan kabel Besar Kecil
Tegangan yang diberikan ke motor starter Kecil Besar
Prinsip kerja dari motor starter adalah sebagai berikut:
1. Bila arus mengalir dalam suatu penghantar (conductor), medan magnet dibangkitkan seperti arah ulir kanan.
Gambar 03. Kaidah Ulir Kanan
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
2. Bila penghantar ditempatkan diantara kutup N dan S dari sebuah magnet permanen, maka garis gaya magnet yang terjadi oleh arus listrik dalam penghantar dan garis gaya magnet dari magnet permanen saling berpotongan menyebabkan magnetic flux bertambah dibagian bawah penghantar dan berkurang dibagian atas penghantar.
Dapat dianggap bahwa magnetic flux adalah sebagai sabuk karet yang telah ditegangkan. Jadi magnetic flux adalah gaya yang cenderung menarik pada satu garis lurus lebih kuat dibagian bawah penghantar. Akibatnya dari hal ini bahwa penghantar memperoleh gaya yang cenderung mendorongnya ke atas (kaidah tangan kiri feming).
Gambar 04. Fleming’s Left-Hand Rule
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-2)
Lilitan kawat yang diletakkan diantara kutup magnet permanen akan mulai berputar bila diberi arus. Hal ini disebabkan arus mengalir dengan arah yang berlawanan pada masing-masing lilitan, jadi gaya yang saling memotong dari lilitan dengan magnet itu sendiri. Akibatnya lilitan kawat akan berputar searah dengan arah jarum jam.
Gambar 05. Konduktor
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-3)
Waktu yang tepat diperoleh dengan membalikan arah aliran arus dengan menggunakan komutator, maka lilitan akan terdorong berputar terus pada arah yang sama. Gambar dibawah ini menunjukkan model yang paling sederhana dari kerjanya motor.
Gambar 06. Model Kerja Motor Sederhana
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-3)
Motor yang sebenarnya, terdapat beberapa set kumparan dipergunakan untuk membatasi ketidakteraturan putaran dan menjaga kecepatan agar tetap konstan, tetapi prinsipnya sama. Selanjutnya motor seri DC yang dikombinasikan pada motor starter menggunakan sejumlah kumparan yang disebut field coil yang dirangkai secara seri dengan beberapa armature sebagai pengganti magnet permanen.
B. Konstruksi Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
Motor tipe ini terdiri dari sebuah magnetic switch, motor electric, drive lever, pinion gear, starter clutch, dan lain-lain seperti terlihat pada gambar diatas.
Pinion gear ditempatkan satu poros dengan armature dan berputar dengan kecepatan yang sama. Drive lever yang dihubungkan dengan plunger magnetic switch mendorong pinion gear dan menyebabkan berkaitan dengan ring gear.
C. Komponen Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
1. Magnertic switch
Magnetic switch dioperasikan oleh gaya magnet yang dibangkitkan didalam kumparan dan mempunyai dua fungsi sebagai berikut:
- Menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari ring gear.
- Bekerja sebagai main switch atau relay yang memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor starter.
Gambar 09. Magnetic Switch
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-8)
Keterangan:
a. Hold-in coil (kumparan shunt), sebagai penahan plunger
b. Pull-in coil (kumparan seri), sebagai pendorong plunger
c. Plunger, sebagai penarik tuas penggerak
d. Terminal C, sebagai penghubung arus ke kumparan medan
e. Terminal 30, sebagai penghubung arus dari accu
f. Contact plate, sebagai penghubung terminal C dan terminal 30
g. Pegas pembalik, sebagai pegas pengembali plunger
Cara kerja:
Bila pull-in coil dan hold-in coil dialiri arus dari baterai maka kumparan akan menjadi magnet sehingga inti akan terlempar, terdorong dan berhubungan dengan contact plate pada terminal 30 dan terminal C.
2. Field coil
Gambar 10. Field Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-7)
Keterangan:
a. Pole core, sebagai inti kutup pembantu flux
b. Field coil, sebagai penghasil medan magnet
c. Yoke, sebagai rumah/body
Cara kerja:
Arus listrik dari magnetic switch mengalir melalui field coil yang selanjutnya membangkitkan medan magnet untuk memutar armature.
3. Brush/ Sikat
Keterangan:
a. Brush, sebagai penghantar arus dari kumparan medan ke armature
b. Commutator, sebagai penerus arus dari sikat
c. Armature, sebagai pemotong garis-garis gaya magnet
4. Armature
Gambar 12. Armature
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-8)
Keterangan:
a. Armature core, sebagai tempat lilitan armature
b. Armature shaft, sebagai dudukan armature
c. Commutator, sebagai penerus arus dari sikat
d. Armature coil, sebagai pemotong GGL (gaya gerak listrik)
Armature berputar diakibatkan dari interaksi antara medan magnet yang dibangkitkan oleh field coil dengan armature coil. Armature berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
5. Drive lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda penerus, dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar 13. Drive Lever
(Dokumentasi)
6. Starter clutch
Gambar 14. Starter Clutch
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Keterangan:
a. Pinion gear, sebagai penggerak roda penerus
b. Screw splines, sebagai pengatur gerak pinion
c. Clutch housing, sebagai rumah kopling
d. Clutch roller, sebagai penghalus putaran kopling
Starter clucth berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Stater clutch juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah terjadinya over running pada armature apabila gigi yang digerakkan (driven gear) sudah mempunyai tenaga putar karena mesin telah hidup.
Konstruksi starter clutch yang digunakan untuk motor starter tipe konvensional agak berbeda dari yang menggunakan tipe reduksi ataupun tipe planetari, tetapi prinsip dan cara kerja masing-masing sama. Bagian ini hanya menjelaskan konstruksi dan cara kerja motor starter tipe konvensional saja.
Cara kerja starter clutch adalah sebagai berikut:
1). Starter clutch selama memutarkan
Gambar 15. Penampang Motor Starter Clutch Sebelum Memutarkan Mesin
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Armature yang berputar akan memaksa clutch housing yang beralur untuk berputar lebih cepat dari pada inner race yang disatukan dengan pinion gear. Clutch roller akan menggelinding ke arah yang lebih sempit antara clutch housing dengan inner race hingga terikat mati antara clutch housing dengan inner race. Sebagai akibatnya roller akan memindahkan momen dari clutch housing ke inner race dan selanjutnya ke pinion gear.
2). Starter clutch setelah mesin hidup
Gambar 16. Penampang Motor Starter Clutch Setelah Mesin Hidup
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-9)
Bila mesin telah hidup momennya akan memaksa inner race untuk berputar jauh lebih cepat dari clutch housing. Clutch roller kemudian akan menggelinding mendorong pegas ke ruang yang lebih luas di dalam housing. Akibatnya clutch housing dan inner race akan saling melepas untuk mencegah starter clutch memindahkan momen mesin dari pinion gear ke motor starter.
D. Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
1. Kunci Kontak Pada Posisi “START”
Saat kunci kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke pull-in coil dan hold-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, tegangan pada pull-in coil turun karena mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan armature) kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang bersamaan hold-in coil dan pull-in coil timbul medan magnet akibat dialiri arus, sehingga plunger yang ada ditengah-tengah kumparan akan tertarik kekanan melawan pegas pengembali. Gerakan ini menyebabkan pinion gear terdorong kekiri dan berkaitan dengan ring gear. Kecepatan putaran motor yang lambat akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral membantu perkaitan pinion gear dan ring gear menjadi lembut.
Gambar 17. Kunci Kontak Pada Posisi Start
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-11)
Diagram Perjalanan Arus Saat Kunci Kontak Pada Posisi Start
2. Pinion Gear dengan Ring Gear Berkaitan
Magnetic switch dan alur spiral mendorong pinion gear pada posisi berkaitan penuh dengan ring gear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main relay ON dengan menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Akibat hubungan ini maka arus yang mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada saat ini tegangan pada kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak mengalir pada kumparan ini, oleh karena plunger ditahan pada posisinya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.
Gambar 18. Kunci Kontak dengan Ring Gear Berkaitan
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-11)
Diagram perjalanan arus saat pinion gear berkaitan dengan ring gear
3. Kunci kontak pada posisi “ON”
Saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan mengalirnya arus melalui hold-in coil dengan arah yang sama pada seperti pada saat kunci kontak diposisikan start, ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger. Pada pull-in coil arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger ke posisi semula.
Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur kembali oleh pegas pembalik. Dengan demikian, maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus bersamaan dengan itu, plunger akan memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.
Gambar 19. Kunci Kontak Pada Posisi ON
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-12)
Diagram Perjalanan Arus Saat Kunci Kontak Pada Posisi “ON”
E. TES KEMAMPUAN
Sebelum melakukan pembongkaran motor starter, pertama kali harus menentukan terlebih dahulu sumber masalah secara kasar dengan melakukan tes kemampuan. Hal ini disarankan untuk membantu mempercepat proses over houl. Tes ini juga dilakukan setelah perakitan kembali untuk meyakinkan bahwa motor starter bekerja dengan baik. Lakukan tes secepat mungkin (dalam 3-5 detik), jika tidak kumparan pada motor starter dapat terbakar.
Macam-macam tes kemampuan adalah sebagai berikut:
1. Tes pull-in coil
Gambar 20. Tes Pull-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
a. Melepas kabel field coil dari terminal C
b. Menghubungkan baterai ke magnetic switch seperti terlihat pada gambar.
Periksa bahwa pinion bergerak keluar. Jika pinion gear tidak bergerak keluar, periksa kerusakan pada pull-in coil, kemungkinan plunger macet atau penyebab lain.
2. Tes Hold-In Coil
Gambar 21. Tes Hold-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
Menggunakan baterai seperti diatas dan pinion keluar, lepaskan kabel negatif dari terminal C. Periksa bahwa pinion tetap keluar. Jika pinion gear tertarik masuk, periksa kerusakan pada hold-in coil, massa hold-in coil yang kurang baik atau penyebab lain.
3. Tes Kembalinya Pinion
Gambar 22. Tes Kembalinya Pinion
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
Melepas kabel negatif dari switch body dan periksa bahwa pinion tertarik masuk. Pinion gear tertarik, periksa return spring kemungkinan lemah, plunger macet atau kemungkinann penyebab lain.
4. Pemeriksaan celah pinion
Gambar 23. Pemeriksaan Celah Pinion
( PT. Toyota Astra Motor Training Manual Step 2, 1995, 15-30)
a. Melepas hubungan baterai dari magnetic switch seperti terlihat pada gambar.
b. Gerakan pinion gear ke arah armeture untuk menghilangkan renggang (celah), kemudian mengukur celah antara ujung pinion gear dengan stop collar.
Celah standar: 0,5-0,2 mm
5. Tes tanpa beban
a. Mengikat motor starter dengan kuat pada ragum atau lain-lainnya.
b. Menghubungkan kabel field coil ke terminal C, pastikan bahwa kabel tersebut tidak berhubungan dengan body.
c. Menghubungkan baterai dan armature seperti pada gambar.
d. Memeriksa bahwa starter berputar dengan lembut dan pinion gear bergerak ke luar.
e. Memeriksa bahwa Ampermeter menunjukkan arus yang ditentukan.
Arus spesifikasi: kurang dari 50 A pada 11 V.
f. Memeriksa bahwa pinion gear tertarik masuk dan motor starter segera berhenti bila kabel diputuskan dari terminal 50. Jika motor starter berhenti seketika, armature kemungkinan rusak.
F. Langkah-Langkah Pembongkaran, Pemeriksaan, Dan Perakitan Motor Starter Tipe Konvensional
1. Langkah pembongkaran
Gambar 25. Langkah Pembongkaran Motor Starter Tipe Konvensional
(Dokumentasi)
Lakukan pembongkaran sesuai urutan pembongkaran pada gambar diatas.
1. Magnetic switch 6. Field coil
2. Pegas pengembali 7. Armature
3. Plunger 8. Drive lever
4. End frame 9. Starter clutch
5. Brush holder dan brush 10. Drive housing
2. Langkah pemeriksaan
a. Armature Coil
1). Pemeriksaan komutator dari kemungkinan sirkuit yang terbuka
Memeriksa hubungan antara segmen komutator menggunakan ohmmeter. Jika ada segmen yang tidak berhubungan, maka armature segera diganti.
2). Pemeriksaan bahwa komutator tidak berhubungan dengan massa.
Memeriksa bahwa tidak ada hubungan antara komutator dengan armature core dengan menggunakan ohmmeter. Jika terdapat hubungan, maka komutator harus segera diganti.
Gambar 26. Pemeriksaan Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
b. Commutator
1). Pemeriksaan permukaan komutator dari kemungkinan kotor atau terbakar.s
Jika keadaan permukaan kotor atau terbakar, dibersihkan dengan amplas (No. 400) atau dengan membubut.
2). Pemeriksaan run out komutator
Run out standar : 0,05 mm.
Run out limit : 0,1 mm.
Jika run outnya lebih besar dari harga maksimumnya, harus segera diperbaiki dengan jalan membubut.
Gambar 27. Pemeriksaan Run Out Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
3). Pengukuran diameter komutator
Diameter standar : 32 mm
Diameter limit : 31 mm
Jika diameter komutator kurang dari harga minimum, armature segera diganti.
Gambar 28. Mengukur Diameter Komutator
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
4). Pemeriksaan segmen
Memeriksa semua segmen dan keadaannya harus bersih dan terbebas dari bahan-bahan asing.
Kedalaman undercut standar : 0,5 mm
Kedalaman undercut limit : 0,2 mm
Jika kedalaman undercut kurang dari harga minimum, perbaiki dengan menggunakan daun gergaji dan dihaluskan sisi luarnya.
c. Field Coil
1). Pemeriksaan Field Coil dari kemungkinan sirkuit yang terbuka
Memeriksa hubungan antara kabel brush pada field coil menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, maka field frame diganti.
2). Pemeriksaan bahwa field coil tidak berhubungan dengan massa
Memastikan bahwa antara ujung field coil dari field frame tidak ada hubungan. Jika ada hubungan, maka field frame diganti.
Gambar 30. Pemeriksaan Field Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
d. Magnetic switch
1). Pemeriksaan plunger
Mendorong plunger ke dalam dan dibebaskan. Plunger harus segera kembali keposisi semula.
Gambar 31. Pemeriksaan Plunger
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
2). Melakukan tes sirkuit terbuka pull-in coil
Memeriksa hubungan antara terminal 50 dengan terminal C menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, magnetic switch harus diganti.
Gambar 32. Tes Sirkuit Terbuka Pull-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
3). Melakukan Tes Sirkuit Terbuka Hold-In Coil
Memeriksa hubungan antara terminal 50 dengan switch body menggunakan ohmmeter. Jika tidak ada hubungan, magnetic switch segera diganti.
Gambar 33. Tes Sirkuit Terbuka Hold-In Coil
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
e. Starter Clutch
1). Pemeriksaan pinion gear dan spline teeth
Memeriksa pinion gear dan spline teeth kemungkinan terdapat kerusakan dan keausan. Jika keadaannya rusak, harus diganti. Periksa juga ring gear terhadap keausan dan kerusakan.
2). Pemeriksaan kopling
Memutar pinion searah jarum jam dan memeriksa keadaannya, serta dapat berputar dengan lembut. Putar pinion berlawanan dengan arah jarum jam dan periksa keadaannya harus terkunci.
Gambar 34. Pemeriksaan Kopling
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
f. Brushes
Pengukuran panjang sikat (brushes):
Panjang standar : 16 mm
Panjang limit : 10 mm
Jika panjang sikat (brushes) kurang dari harga minimum, brush segera diganti dan dibentuk dengan jalan mengamplas.
Gambar 35. Pemeriksaan Brushes
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
g. Brush spring
Pengukuran beban brush spring dengan menggunakan pull scale:
Pull scale dibaca saat brush spring terpisah dari brush.
Standar beban terpasang : 1,4-1,6 kg (3,1-3,5 lb; 14-16 N)
Minimum beban terpasang : 1,0 kg (2,2 lb; 10 N)
Jika beban terpasang dibawah harga minimum, pegas sikat (brush spring) segera diganti.
Gambar 36. Pengukuran Brush Spring
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
h. Brushes holder
Pemeriksaan isolasi brush holder:
Menggunakan ohmmeter, dipastikan bahwa brush holder positif tidak berhubungan dengan brush holder negatif. Jika berhubungan, brush holdernya diperbaiki atau diganti.
3. Langkah perakitan
Gambar 38. Langkah Perakitan Motor Starter Tipe Konvensional
( PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1995,2-23)
Langkah perakitan kebalikan dengan langkah pembongkaran. Lakukan perakitan sesuai urutan pada gambar diatas:
1. Drive housing 6. Brush holder dan brush
2. Starter clutch 7. End frame
3. Drive lever 8. Plunger
4. Armature 9. Pegas pengembali
5. Field coil 10. Magnetic switch
G. Spesifikasi Motor Starter Tipe Konvensional Pada Mitsubishi Lancer 4 G 15
Tabel 02. Spesifikasi Motor Starter
Keterangan Spesifikasi
Type
No. identifikasi
Kapasitas output (kW)
Voltage (V)
Jumlah gigi pinion
Direct Drive
M3T 325929601
1,0
12
8
Tabel 03. Spesifikasi Servis
Keterangan Spesifikasi
Commutator
Runout standar mm
Limit mm
Diameter standar mm
Limit mm
Undercut standar mm
Limit mm
0.05
0,1
32
31
0,5
0,2
Brush
Panjang standar mm
Limit mm
Brush spring
Beban standar kg
Limit kg
16
10
1,4 - 1,6
1,0
Celah pinion mm 0,5 – 0,2
Over Haul Motor Starter " KIA carnival
1 . Landasan Teori
Motor Starter
mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kendaraan karena fungsi Motor
Starter yaitu sebagai penggerak awal melalui flywheel sewaktu mesin akan
dihidupkan. Gerakan tersebut diperoleh dari perubahan energi listrik menjadi
energi mekanik dalam bentuk gerak putar. Putaran armature Motor Starter
diteruskan ke pinion gear, karena pinion gear berkaitan dengan flywheel karena
digerakkan magnetic switch maka motor starter menggerakkan flywheel dan
mengakibatkan mesin hidup.
Untuk menghidupkan
mesin atau memulaikan mesin pertama kali dibutuhkan tenaga yang besar. Motor
Starter dirancang untuk dapat menghasilkan tenaga yang besar sehingga dapat
memutarkan mesin.Syarat dari Motor Starter yang baik adalah sebagai berikut :
1. Dapat
menghasilkan daya kuda yang besar sesuai kebutuhan unutk menghidupkan mesin.
2. Menghasilkan
kecepatan putaran yang sesuai dengan kebutuhan untuk dapat memulaikan mesin
untuk pertama kalinya.
3.
Nama
dan Fungsi Komponen Motor Starter.
1. Magnetic
Switch
Magnetic switch digunakan untuk
menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke atau dari fly wheel, sekaligus
mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui sirkuit
utama.
2. Rear
Cover
Berfungsi untuk melindungi brush holder
assembly agar tidak terkena kotoran atau benturan
3. Brush
Holder Assembly
Brush dibuat dari tembaga lunak, dan
berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil
langsung ke massa melalui komutator.
4. Field
Coil
Dibuat dari lempengan tembaga dengan
maksud agar arus yang besar dapat mengalir. Field coil berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet.
5. Front
Cover
Berfungsi untuk melindungi lever dan
bearing dari kotoran dan benturan yang tidak diinginkan.
6. Lever
Berfungsi untuk mendorong pinion gear
kearah posisi berkaitan dengan roda penerus dan melepas perkaitan pinion gear
dari roda penerus.
7. Drive
Pinion
Berfungsi untuk memutarkan fly wheel
agar mesin dapat hidup.
8. Armature
Terdiri dari sebatang besi berbentuk
silindris dan diberi slot (segmen), komutator, serta kumparan armature. Dan
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk
gerak putar.
d. Cara Kerja Motor Starter
1. Pada
saat starter switch ON.
Apabila starter diputar ke posisi ON,
maka arus batere mengalir melalui Hold in coil ke massa dan dilain pihak Pull
in coil, field coil ke massa melalui armature. Pada saat ini Hold dan Pull in
coil Membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang
mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Seperti pada gambar di atas.
Dari kejadian ini kontak plate
(plunyer) akan bergerak kearah menutup main switch, sehingga drive lever
bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear.
Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Batere Terminal 50 Hold in coil massa
Batere Terminal 50
Pull in coil field coil
Armature massa
Oleh karena arus yang
mengalir ke field coil pada saat itu relative kecil maka armature berputar
lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada
keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
2. Pada
saat pinion berkaitan penuh.
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh
dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main switch, lihat gambar,
pada saat ini arus akan mengalir sebagai berikut:
Batere Terminal 50 Hold in coil massa
Batere Main switch Terminal C Field
coil
Armature massa
Seperti pada gambar di atas terminal C
ada arus,maka arus dari Pull in coil tidak dapat mengalir, akibatnya kontak
plate ditahan oleh kemagnetan Hold in coil saja.Bersama dengan itu arus yang
besar akam mengalir dari batere ke field coil armature massa melalui main
switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen punter yang besar yang
digunakan memutarkan ring gear. Bilamana mesin sudah mulai hidup, ring gear
akan memutarkan armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada
starter akibat hal tersebut maka kopling starter akan membebaskan dan
melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
3. Pada
saat starter switch OFF.
Sesudah starter switch dihidupkan ke
posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari
kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Batere Terminal 30 main switch terminal
C
Field coil armature massa
Oleh karena starter switch OFF maka
pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan
terminal C. Sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Batere Terminal 30 main switch terminal
C
Pull in coil hold in coil massa
Karena arus pull in coil dan hold in
coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan sehingga
kedua – duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan ruturn
spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan demikian drive
lever menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.
e. Type dan Jenis Motor Starter
1. Motor
starter conventional
2. Motor
starter reduksi
Mobil-mobil yang dirancang untuk
dipergunakan pada daerah dingin mempergunakan motor starter tipe reduksi, yang
dapat menghasilkan momen yang lebih besar yang diperlukan untuk menstart mesin
pada cuaca dingin. Motor starter tipe ini dapat menghasilkan momen yang lebih
besar dari pada motor starter tipe conventional unutk ukuran dan berat yang
sama, saat ini mobil cenderung mempergunakan tipe ini meskipun untuk daerah
yang panas. Pada umumnya digolongkan menurut output nominalnya (dalam Kw) makin
besar output makin besar kemampuan starternya.
2. Diagnosa
Kerusakan
1.
Motor
Starter berputar tetapi sangat lemah.
2. Motor
Starter berputar tetapi tidak memutarkan mesin.
3. Motor
Starter menimbulkan suara yang sangat berisik.
4. Motor
Starter tidak dapat berhenti berputar.
5. Gigi
pinion bergerak kembali dengan lambat atau tidak sama sekali.
6. Tidak
bersuara bahwa Magnetic Switch menunjukkan bekerja.
3. Analisa Gangguan
1. Motor
Starter berputar tetapi sangat lemah, penyebabnya :
1. Batere
lemah perlu discharge kembali.
2. Hubungan
utama pada Magnetic Switch kurang baik atau longgar, perlu dikencangkan.
3. Adanya
hubungan singkat pada Armature coil, Armature Coil harus diganti.
4. Commutator
aus atau terbakar, perlu diganti
5. Brush
aus, harus diganti
6. Spring
brush lemah, perlu diganti.
7. Bushing
aus, perlu diganti.
2. Motor
Starter berputar tetapi tidak memutarkan mesin,penyebabnya:
1. Ujung
pinion aus, perlu diganti
2. Over
running clutch macet.
3. Over
running clutch selip karena spring coil rusak, perlu diganti.
4. Gigi
ring gear aus, flywheel perlu diganti
3. Motor
Starter menimbulkan suara yang sangat berisik, penyebab:
1. Pengikat
rumah flywheel dan Motor Starter longgar perlu dikencangakan.
2. Brush
aus, perlu diganti
3. Pinion
dan gigi ring gear aus,perlu diganti.
4. Pinion
macet, perlu pelumasan.
5. Bushing
karet, perlu pelumasan.
6. Over
running clutch aus, sehingga perlu diganti.
4. Motor
starter tidak dapat berhenti berputar, penyebabnya:
1. Sekring
terhubung dengan Magnetic Switch, perlu diganti
2. Terjadi
hubungan singkat pada coil Magnetic Switch, perlu diganti
3. Kunci
kontak macet, sebaiknya diganti
4. Kontak
pada Magnetic Switch tidak dapat kembali sehingga terus berhubungan, sebaiknya
mengganti Magnetic Switch.
5. Gigi
pinion kembali dengan lambat, penyebabnya:
1. Pegas
pengembali lemah atau rusak, perlu diganti
2. Drive
lever rusak, perlu diganti.
3. Gigi
pinion bengkok, perlu diganti.
6. Magnetic
Switch tidak dapat bekerja, penyebabnya:
1. Batere
lemah, perlu discharge ulang.
2. Hubungan
pada terminal – terminal batere lemah, perlu dikencangkan.
3. Hubungan
kabel ground kendor, perlu dikencangkan.
4. Fase
putus, perlu diganti.
5. Sambungan
kabel kolektor kendor, perlu dikencangkan
6. Tidak
ada hubungan antara kunci kontak dengan Magnetic Switch, perlu diganti.
7. Tidak
ada hubungan dengan Pull in Coil, ganti Magnetic Switch.
8. Plunger
macet, perlu diganti.
4 Perbaikan
a .Alat dan Bahan yang Digunakan
1.
Kunci
Ring 8,10,12
2.
Kunci
Sok 8
3.
Mistar
Baja
4.
Groundler
5.
Batere
6.
Kabel
Jumper
7. Obeng (-) dan (+)
8.
AVO
Meter
9.
Jangka
Sorong
10. Feeler Gauge
11. Air Gun
12. Dial Test
Indikaror
13. Batere
Charger
14. Amplas
15. Grease
b. Keselamatan
Kerja
1. Melepas
kabel negative batere sebelum melepas motor starter untuk mencegah terjadinya
percikan api.
2. Menggunakan
AVO Meter sesuai prosedur pemakaian.
3. Bekerja
sesuai SOP
4. Penggunaan
alat – alat tangan dengan benar.
c . Langkah kerja
1. Melepas
Motor Starter
Langkah – langkah :
1. Melepas
kabel negative (-) pada betere.
2. Melepas
socket terminal "S" magnetic switch
3. Melepas
terminal B
4. Melepas
tiga baut pengikat motor starter
5. Melepas
Motor starter
6. Untuk
memasang kembali adalah urutan kebalikan dari melepas.
2. Membongkar
Motor Starter.
1. Melepas
kabel (switch ke motor) dari terminal magnetic switch.
2. Melepas
magnetic switch dari body mator starter.
Catatan : Jangan membongkar magnetic
switch.
3. Melepas
cap ujung komutator
4. Melepas
armature plate dan spring.
5. Melepas
baut – baut housing dan mengeluarkan ujung housing komutator.
6. Menggunakan
tang jepit, kemudian mengeluarkan keempat brush dan membuka brush holder.
7. Melepas
yoke armature dan starling drive lever.
8. Melepas
over running clutch dari armature
3) Pemeriksaan
Komponen Motor Starter
1. Memeriksa
Armature.
1. Memeriksa
komutator dari kotoran atau bekas terbakar dengan amplas dan membersihkan celah
antara segmen – segmen.
Hasil Pemeriksaan :
Kotor
Kesimpulan :
Membersihkan dengan amplas
2. Memeriksa
run out komutator dari keausan, bila angka yang ditunjuk dial gauge melebihi
batas ketentuan maka harus diperbaiki atau diganti.
STD : 0.050 mm
Batas : 0.040mm
Hasil Pengukuran :
0.045 mm
Kesimpulan : Masih
baik
3. Memeriksa
keausan pada komutator, bila melebihi batas ketentuan maka harus diganti.
STD : 28.00 mm
Batas : 27.00 mm
Hasil Pengukuran :
27.75 mm
Kesimpulan : Masih
baik
4. Memeriksa
ketebalan mika komutator, mengganti bila melebihi batas ketentuan.
STD : 0.5 mm
Batas : 0.2 mm
Hasil Pengukuran : 0.4 mm
Kesimpulan : Masih Baik
5. Mengetes
Kebocoran (Ground Test)
Memeriksa komutator dengan inti coil.
Jika terdapat hubungan maka armature harus diganti.
Spesifikasi : harus tidak ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : tidak ada hubungan
Kesimpulan : baik
6. Mengetes
Circuit Terbuka
Pengetesan hubungan antara segmen – segmen. Jika tidak terdapat
hubungan pada setiap pengetesan, berarti terdapat circuit terbuka dan armature
harus diganti.
Spesifikasi : harus
ada hubungan
Hasil Pemeriksaan :
ada hubungan
Kesimpulan : baik
2. Memeriksa
Field Coil.
(1) Mengetes Hubungan
Field Coil
Memeriksa field coil pada ujung – ujung
kawatnya. Jika tidak ada hubungan berarti ada yang terputus dan field coil
harus diganti.
(Gbr.6.4.13)
Spesifikasi : harus ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : ada hubungan
Kesimpulan : baik
(2) Mengetes Kebocoran
(Ground Test).
Memeriksa kemungkinan ada hubungan
antara ujung field coil dengan body. Jika ada hubungan maka mengganti field
coil.
Spesifikasi : harus tidak ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : tidak ada hubungan
Kesimpulan : baik.
3. Memeriksa
sikat (brush)
(3) Memeriksa isolator sikat.
Memeriksa antara isolator antara pemegang sikat (-) dan pemegang sikat
(+). Melakukan perbaikan atau penggantian jika terdapat hubungan.
Spesifikasi : harus tidak ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : tidak ada hubungan
Kesimpulan : baik.
1. Memeriksa panjang sikat atau
brush.
STD : 16.0 mm
Limit : 10.5 mm
Hasil Pengukuran : 8.50 mm
Kesimpulan : Mengganti
c) Memeriksa brush holder dan spring
1. Memeriksa
gerakan brush pada brush holder, jika gerakannya tidak sempurna maka membersihkan
atau memperbaiki. Bila perlu mengganti.
Hasil Pemeriksaan : Gerakan masih baik
Kesimpulan : Baik
2. Memeriksa
hubungan pada bagian positif dan negative pada brush holder, jika terjadi
hubungan brush holder maka mengganti.
Spesifikasi : harus tidak ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : tidak ada hubungan
Kesimpulan : baik.
3.
Memeriksa
spring brush holder, jika tidak sesuai dengan spesifikasi maka mengganti.
STD : 0.050 mm
Batas : 0.040 mm
Hasil Pengukuran : 0.045 mm
Kesimpulan : Masih Baik
4. Memeriksa
drive lever
Memeriksa drive lever dari keausan, bila perlu mengganti.
Hasil Pemeriksaan : Tidak ada keausan
Kesimpulan : Baik
5. Memeriksa
Pinion.
e) Memeriksa pinion
dari keausan atau kerusakan lain serta memeriksa over running clutch dengan
cara seperti diputar.
Hasil Pemeriksaan :
Tidak ada keausan
Kesimpulan : Baik
6. Memeriksa
gigi spline dari keausan, bila perlu mengganti dan memeriksa pinion apakah
dapat bergerak dengan halus.
Hasil Pemeriksaan :
Tidak ada keausan
Kesimpulan : Baik
7. g)
Memeriksa armature shaft bushing
Memeriksa bushing dari keausan dan
kotoran bila perlu mengganti. Jika kering sebaiknya melumasi. (Gbr.6.4.20.)
Hasil Pemeriksaan : Tidak ada keausan,melumasi
pakai grase
Kesimpulan : Baik
8. h)Memeriksa
Magnetic Switch
1. Memeriksa
boots magnetic switch dari plunyer bila terjadi kerusakan maka harus diganti.
Hasil Pemeriksaan : Tidak ada kerusakan
Kesimpulan : Baik
2. Menekan
plunyer dan melepaskan kembali, plunyer kembali pada posisi semula jika tidak
harus diganti. (Gbr.6.4.21)
Spesifikasi : Plunyer harus kembali ke
Posisi semula
Hasil Pemeriksaan : Plunyer kembali ke
posisi
semula
Kesimpulan : Baik
3. Memeriksa
kebocoran Pull in coil
Test Pull in coil circuit terbuka,
memeriksa hubungan antara terminal "S" dengan terminal "M"
pada magnetic switch. Bila tidak ada hubungan mengganti magnetic switch.
(Gbr.6.4.22.)
Spesifikasi : harus ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : ada hubungan
Kesimpulan : baik
4. Memeriksa
kebocoran Hold in test
Test Hold in coil circuit terbuka,
memeriksa hubungan antara terminal "S" pada magnetic switch dengan
coil case (body switch), jika tidak ada hubungan maka mengganti magnetic
switch. (Gbr.6.4.23.)
Spesifikasi : harus ada hubungan
Hasil Pemeriksaan : ada hubungan
Kesimpulan : baik
4) Merakit Motor Starter.
1.
Memberikan
grease pada bagian – bagian yang bergesekan seperti drive lever.
2. Memasang over running clutch
ke gear shaft.
3. Memasang
armature dan starting drive lever.
4. Memasang
yoke pada drive housing dan meluruskan tanda yang dibuat sebelumnya.
(Gbr.6.4.24.)
5. Memasang
brush holder dan keempat brush beserta springnya
6. Memasang
komutator dan bushing dan memberikan grease pada bagian dalam brush.
7. Memasang
gasket, brake spring, kemudian memasang armature plate memberi grease pada cap.
(Gbr.6.4.25.)
8. Memasang
magnetic switch
9. Setelah
selesai merangkai, dilanjutkan dengan pengetesan.
5 ) Pengetesan
Kemampuan Motor Starter.
1. Menguji
motor starter tanpa beban.
Langkah – langkah :
1. Menghubungkan
Batere, Ammeter, dan Motor starter seperti gambar.
(Gbr.6.4.26.)
Bagian Positif :
(+) batere (+)
Ammater
(+) ammeter terminal
B
Bagian Negative :
(-) batere body
starter
Kemudian menghubungkan terminal B
dengan terminal S
2. Memeriksa
apakah motor starter berputar dan pinion bergerak keluar, memeriksa apakah
Ammeter menunjukan arus yang sesuai spesifikasi yaitu : 50 A pada 11.0 V
Spesifikasi : starter berputar halus
dan pinion loncat keluar.
Hasil Pameriksaan :
starter berputar halus dan pinion loncat keluar.
Kesimpulan : baik
Spesifikasi : 50 A
pada 11.0 V
Hasil Pengukuran :
50 A
Kesimpulan : Baik
2. Mengetes
Magnetic Switch
Untuk melaksanakan
pengetesan pada magnetic switch maka terminal M harus dilepas terlebih dahulu
.Pengetesan hanya dilakukan dengan 3-5 detik untuk mencegah terbakarnya coil.
1. Mengetes
Pull in coil
Menghubungkan batere
ke magnetic switch seperti pada gambar, dan memeriksa apakah plunyer bergerak
ke depan, jika tidak, mengganti magnetic switch.Menghubungkan magnetic switch
dengan batere seperti berikut:
Bagian Positif :
(+) batere terminal
S
Bagian Negative :
(-) batere body
starter dan terminal M
Spesifikasi : pinion
gear harus menonjol
Hasil Pemeriksaan :
pinion gear menonjol
Kesimpulan : Pull in
coil masih baik
2. Mengetes
Hold in Coil
Dengan menghubungkan
batere ke magnetic switch, kemudian kabel negative batere dilepaskan dari
terminal "M". Lalu memeriksa apakah plunyer bergerak ke luar, jika
plunyer bergerak kembali ke dalam mengagnti magnetic switch. (Gbr.6.4.28.)
Spesifikasi : pinion gear harus masih
menonjol
Hasil Pemeriksaan :
pinion gear masih menonjol
Kesimpulan : hold
in coil masih baik
3. Mengetes
kembalinya Plunyer
Melepas kabel negative
batere dari body switch, memeriksa apakah plunyer kembali ke dalam. Jika
plunyer tidak kembali ke dalam maka mengganti magnetic switch.
Spesifikasi : Plunyer harus kembali ke
Posisi semula
Hasil Pemeriksaan
:Plunyer kembali ke posisi
semula
Kesimpulan : Baik
No comments:
Post a Comment
Terimakasih Atas kunjungannya